Stok Daging Dijamin Aman, Harga Capai Titik Tertinggi
Pemerintah menjamin stok daging cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadhan dan Lebaran. Jaminan diberikan di tengah kenaikan indeks harga daging global yang mencapai level tertinggi pada Februari 2022.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menjamin stok daging aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadhan dan Lebaran. Selain dari sapi lokal, kebutuhan dipenuhi melalui impor daging kerbau/sapi serta sapi bakalan hidup. Namun, harga daging terus bergerak naik dan mencapai titik tertinggi.
Indeks harga daging global pada Februari 2022, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), mencapai 112,8 poin atau naik 15,3 persen dibandingkan level tahun lalu. Angka indeks itu merupakan rekor tertinggi baru yang didorong oleh permintaan impor yang kuat di tengah ketatnya pasokan sapi siap potong di Brasil dan kebijakan repopulasi di Australia.
Di dalam negeri, harga daging sapi belum menunjukkan tanda penurunan. Pada awal bulan ini, harga daging sapi segar mencapai Rp 128.100 per kilogram (kg), di atas harga acuan yang ditetapkan Rp 105.000 per kg. Oleh karena itu, pemerintah menerbitkan izin impor 100.000 ton daging kerbau beku dan 20.000 ton daging sapi beku guna mengendalikan harga serta memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadhan pada April 2022.
Sampai akhir pekan lalu, 12.000 ton daging kerbau beku yang diimpor Perum Bulog dari India telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Jumlah itu 60 persen dari total impor tahap pertama yang ditargetkan tiba pada akhir Maret 2022.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Sabtu (5/3/2022), mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan sejumlah pihak guna memastikan stok daging aman. Selain Bulog, koordinasi juga dilakukan bersama ID Food sebagai induk BUMN pangan, badan usaha milik DKI Jakarta Dharma Jaya, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), serta Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi).
Dengan impor daging tersebut, kata Arief, masyarakat mendapatkan alternatif, baik daging kerbau beku, daging sapi beku, dan daging sapi dari sentra produksi di Indonesia. ”Kami akan pastikan ini semua terkirim dengan baik sebelum puasa dan Lebaran,” ujar Arief.
Induk BUMN pangan melalui PT Berdikari juga telah menerima penugasan dari pemerintah untuk penyediaan stok daging sapi dari Brasil. Menurut Arief, impor memang harus dikurangi, tetapi cadangan pangan juga harus terjaga. Bersama Kementerian Pertanian, pihaknya berupaya mengoptimalkan sentra-sentra sapi guna memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menambahkan, pihaknya berupaya mempercepat distribusi daging ke seluruh wilayah. Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Achyat menyatakan, pihaknya memastikan ketersediaan daging di pasar dengan harga yang baik.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, pemerintah telah meminta Bulog dan BUMN yang lain untuk mengimpor daging kerbau/sapi beku. Selain memberikan alternatif daging, upaya itu untuk mengendalikan harga daging. ”Fokus utama kami adalah mengantisipasi kenaikan harga daging pada masa Ramadhan dan Lebaran,” ujarnya.
Pekan lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan daging sapi. Dinamika harga yang terjadi saat ini, menurut dia, dipengaruhi fluktuasi harga di tingkat global. Namun, ia berharap semua pihak karena stoknya mencukupi kebutuhan.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian per 2 Maret 2022, hasil pendataan dan verifikasi faktual, ketersediaan daging sapi/kerbau Maret-Mei 2022 mencapai 234.091,2 ton, sedangkan kebutuhan sebanyak 202.937,8 ton. Dengan demikian, ada surplus daging sapi/kerbau 31.153,4 ton selama kurun waktu tersebut.
Kendati harga cenderung naik, sejumlah pedagang menyatakan pasokan secara umum masih lancar. Wiwin (50), penjual daging di Pasar Karang Ayu, Kota Semarang, Jawa Tengah, menyebut, pasokan daging dari sejumlah rumah pemotongan hewan di Kota Semarang ke kiosnya masih lancar.
Selain pedagang daging, sejumlah pembeli berharap harga daging tidak terus naik menjelang Ramadhan. Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Mi Ayam dan Bakso Indonesia Lasiman, harga daging sapi biasanya tidak segera turun meski harga sapinya sudah turun. ”Ini yang memberatkan kami para pedagang bakso,” kata Lasiman.
Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Joni Liano berpendapat, mobilisasi sapi lokal dari daerah sentra produksi menuju wilayah utama konsumsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, bisa menjadi salah satu cara mengendalikan harga. Sentra itu antara lain Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Jawa Timur. ”Dalam hitungan saya, (konsumsi di DKI, Jawa Barat, dan Banten itu) 40 persen kebutuhan nasional,” ujarnya.