Kinerja Perbankan Syariah di Sumbar Tumbuh Signifikan
Otoritas Jasa Keuangan Sumatera Barat mengungkapkan, kinerja perbankan syariah di Sumbar tumbuh signifikan dibandingkan dengan perbankan konvensional selama tahun 2021.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Sumatera Barat mengungkapkan, kinerja perbankan syariah di Sumbar tumbuh signifikan dibandingkan dengan perbankan konvensional selama 2021. Kondisi ini menandakan upaya edukasi berhasil dan kesadaran masyarakat untuk bersyariah relatif tinggi.
Kepala OJK Sumbar Yusri, di Padang, Jumat (28/1/2022), mengatakan, aset dan pembiayaan perbankan syariah pada 2021 tumbuh masing-masing sebesar 14,12 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya (YoY) dan 16,65 persen (YoY). Dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah tumbuh 14,36 persen (YoY) dan rasio nonperforming finance (NPF) sebesar 1,82 persen.
Sementara itu, kinerja perbankan konvensional pada 2021 dari segi aset dan kredit tumbuh masing-masing 7,98 persen (YoY) dan 6,55 persen (YoY). Dana pihak ketiga perbankan konvensional tumbuh 6,40 persen dan rasio kredit macet (nonperforming loan/NPL) 1,89 persen.
”Kinerja perbankan syariah naiknya cukup tajam, sedangkan perbankan konvensional tumbuh melandai. Artinya, masyarakat Sumbar sudah mulai tertarik dengan perbankan syariah,” kata Yusri, dalam Pemaparan Perkembangan Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Sumbar Triwulan IV Tahun 2022, Jumat.
Pertumbuhan perbankan syariah di Sumbar selama tahun 2021 juga lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Nasional. Pertumbuhan aset, pembiayaan, dan DPK perbankan syariah secara nasional masing-masing 12,28 persen (YoY), 6,28 persen (YoY), dan 13,20 persen (YoY).
Sebaliknya, pertumbuhan perbankan konvensional justru di bawah rata-rata nasional, kecuali kredit. Pertumbuhan aset, kredit, dan DPK perbankan konvensional secara nasional masing-masing 10 persen (YoY), 4,78 persen (YoY), dan 11,93 persen (YoY).
Menurut Yusri, signifikannya pertumbuhan kinerja perbankan syariah di Sumbar menandakan upaya edukasi berhasil dan kesadaran masyarakat terhadap perbankan syariah relatif tinggi. ”Ini ada harapan menggembirakan untuk perkembangan perbankan syariah di Sumbar pada masa mendatang,” ujar Yusri.
Kinerja perbankan syariah naiknya cukup tajam, sedangkan perbankan konvensional tumbuh melandai. Artinya, masyarakat Sumbar sudah mulai tertarik dengan perbankan syariah.
Walaupun pertumbuhannya signifikan, nominal aset, pembiayaan, dan DPK perbankan syariah di Sumbar pada 2021 masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan perbankan konvensional. Nominal aset, pembiayaan, dan DPK perbankan syariah masing-masing Rp 8,10 triliun, Rp 5,76 triliun, dan Rp 7,5 triliun.
Sementara itu, aset, kredit, dan DPK perbankan konvensional di Sumbar pada 2021 masing-masing Rp 63,62 triliun, Rp 54,51 triliun, dan Rp 44,72 triliun.
Yusri menjelaskan, secara kualitas, perbankan konvensional tidak ada perbedaan. Infrastruktur, teknologi dan informasi, serta sumber daya manusia kedua jenis perbankan ini sama-sama bagus. Peningkatan kinerja pertumbuhan perbankan syariah semuanya tergantung pada pilihan pelaku usaha di Sumbar.
Di Sumbar, kata Yusri, saat ini terdapat 26 bank, yaitu 21 bank konvensional dan 5 bank syariah. Selain itu, ada pula lima unit usaha syariah.
Bank Nagari
Di tengah pertumbuhan signifikan perbankan syariah di Sumbar, Bank Nagari, bank daerah milik Sumbar, masih berupaya untuk konversi menjadi bank syariah. Gubernur Sumbar Mahyeldi awal pekan ini mengajak semua pihak bersinergi mendukung konversi Bank Nagari menjadi bank syariah.
Mahyeldi mengajak semua pihak, khususnya majelis ulama, kementerian agama, dan institusi keagamaan lainnya, untuk meningkatkan peran bersama-sama melakukan sosialisasi upaya konversi ini. Semuanya mesti meyakinkan masyarakat bahwa konversi Bank Nagari menjadi bank syariah menguntungkan.
”Kami juga mengajak pihak OJK, perbankan, pasar modal, dan industri keuangan nonbank untuk dapat mendukung konversi Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah dan bersinergi dengan Pemprov Sumbar. Komisaris dan pemegang saham sudah sepakat untuk mendukung hal ini,” tutur Mahyeldi, Senin (24/1).
Mahyeldi menambahkan, konversi Bank Nagari menjadi bank syariah juga menjadi bagian dari keinginan pemerintah pusat untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah. ”Presiden menginginkan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dalam pertemuan majelis ulama. Saya kira pada saat inilah Sumbar harus menunjukkan dukungannya,” ujarnya.