Tantangan sektor pangan di dalam negeri pada tahun ini semakin berat. Kehadiran ID Food atau Holding BUMN Pangan diharapkan bisa memperkuat ekosistem dan rantai pasok pangan di dalam negeri.
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — ID Food atau Holding Badan Usaha Milik Negara Pangan diharapkan dapat memperkuat ekosistem dan rantai pasok pangan Indonesia dari hulu hingga hilir. Perusahaan induk yang dimotori oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) tersebut juga diarahkan untuk meningkatkan kesejahteran petani, peternak, petambak, dan nelayan.
Hal itu mengemuka dalam peluncuran ID Food yang digelar di Museum Fatahillah, kawasan Kota Tua Jakarta, Rabu (12/1/2022). Peluncuran itu dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Wakil Menteri BUMN Pahala N Mansury, Komisaris Utama PT RNI Bayu Krisnamurthi, dan Direktur Utama PT RNI Arief Prasetyo Adi.
ID Food merupakan gabungan tujuh BUMN yang menangani pangan serta dua BUMN yang memiliki lini usaha perdagangan dan logistik. BUMN-BUMN itu adalah PT RNI, PT Pertani (Persero), PT Sang Hyang Seri (Persero) atau SHS, PT Garam (Persero), PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus, Perum Perikanan Indonesia atau Perindo, PT Berdikari (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) atau PPI.
Erick mengatakan, ekosistem pangan sangat penting di Indonesia, baik untuk memenuhi ketahanan pangan dan suplai bahan baku, maupun untuk meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, petambak, dan nelayan. Oleh karena itu, kehadiran ID Food diharapkan dapat memperkuat ekosistem pangan Indonesia.
Kehadiran ID Food diharapkan dapat memperkuat ekosistem pangan Indonesia.
ID Food juga diharapkan bisa terus mengembangkan digitalisasi dan inovasi agar bisnisnya tidak terdisrupsi. Riset dan pengembangan produk unggulan juga perlu dilakukan agar Indonesia tidak sekadar menjadi pasar dan terjebak pada persoalan suplai dan permintaan.
”ID Food juga perlu bersinergi dengan BUMN-BUMN lain, seperti himpunan bank-bank milik negara, PT Perkebunan Nusantara (Persero), dan PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk mendampingi petani, peternak, dan nelayan. Salah satu tujuannya agar mereka bisa mendapatkan solusi pembiayaan berbasis data yang akurat,” ujarnya.
Dalam peluncuran itu pula, ID Food menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan sejumlah BUMN lain, seperti PT Pupuk Indonesia, PT Perkebunan Nusantara III, Perum Perhutani, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero). MOU itu dalam rangka melanjutkan program Makmur.
Program Makmur merupakan ekosistem yang menghubungkan produsen pangan hulu dengan segala bentuk kebutuhannya, mulai dari ketersediaan pupuk, perusahaan penjamin serapan, pasar, modal kerja, asuransi, hingga teknologi. Program tersebut menyasar sejumlah komoditas, seperti padi, jagung, cabai, kelapa sawit, ketela pohon, kopi, kakao, tebu, dan bawang merah.
Tantangan sektor pangan
Dalam kesempatan itu, Lutfi menuturkan, tantangan sektor pangan pada tahun ini cukup berat. Selain faktor musiman dan perubahan cuaca, tantangan itu mencakup pula kenaikan harga sejumlah komoditas global ditambah dengan lonjakan biaya logistik dan produksi.
Akhir tahun lalu, kenaikan harga sejumlah komoditas global dan biaya logistik berpengaruh terhadap sejumlah komoditas pangan di dalam negeri. Lonjakan harga minyak goreng di dalam negeri merupakan imbas dari kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) global. Begitu juga kenaikan harga telur ayam ras yang dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan yang sebagian besar bahan bakunya masih impor.
Lutfi juga memperkirakan, di tengah mulai pulihnya daya beli masyarakat, permintaan pada tahun ini akan lebih besar daripada suplai. Oleh karena itu, ID Food diharapkan bisa memperkuat rantai pasok pangan di dalam negeri untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.
ID Food juga memiliki BGR Logistics. Hal ini akan turut membantu kelancaran distribusi pangan. Apalagi sistem logistik yang dikembangkan BGR sudah bisa menjangkau pasar-pasar rakyat. ”Saya berharap ID Food bisa terlibat dalam pengadaan dan distribusi pangan nasional,” kata Lutfi.
ID Food akan diarahkan untuk memperkuat ekosistem pangan nasional. Dua di antaranya adalah menopang ketahanan pangan, serta mewujudkan inklusivitas dan kesejahteraan petani, peternak, petambak, dan nelayan.
Sementara itu, Arief menegaskan, ID Food akan diarahkan untuk memperkuat ekosistem pangan nasional. Dua di antaranya adalah menopang ketahanan pangan, serta mewujudkan inklusivitas dan kesejahteraan petani, peternak, petambak, dan nelayan.
”Kami juga berkomitmen untuk menjadikan ID Food sebagai perusahaan pangan kelas dunia,” ujarnya.