Dana Stimulus untuk Pariwisata Kalsel Masih Dibutuhkan
Dana stimulus dari pemerintah pusat untuk para pelaku usaha pariwisata di Kalimantan Selatan masih sangat dibutuhkan. Sektor pariwisata masih terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang tidak kunjung selesai.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemerintah daerah masih mengharapkan dana stimulus dari pemerintah pusat untuk para pelaku usaha pariwisata di Kalimantan Selatan. Sampai saat ini, sektor pariwisata masih terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang tidak kunjung selesai.
Harapan itu mengemuka dalam pertemuan para kepala daerah di Kalsel dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Rabu (1/9/2021) malam. Pertemuan itu digelar secara hybrid, yakni dengan tatap muka sekaligus daring.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina menyampaikan, ada keluhan dan aspirasi dari para pelaku usaha pariwisata di Banjarmasin, yang sampai saat ini betul-betul terdampak pandemi. Pemerintah Kota Banjarmasin sudah beraudiensi dengan sejumlah organisasi pelaku usaha jasa pariwisata untuk membahas persoalan tersebut.
”Mereka tidak hanya menyampaikan keluhan, tetapi juga mengharapkan perhatian. Karena itu, kami berharap pada 2021 bisa kembali mendapatkan dana stimulus dari pusat seperti tahun lalu,” kata Ibnu yang hadir secara langsung.
Pada 2020, ungkap Ibnu, Pemkot Banjarmasin mendapatkan dana stimulus dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berjumlah sekitar Rp 11 miliar. Dana itu dialokasikan untuk membantu para pelaku usaha jasa pariwisata di Banjarmasin, terutama yang bergerak di bidang perhotelan.
”Kami berterima kasih karena dana stimulus itu sangat membantu para pelaku usaha pariwisata di Banjarmasin. Kami mohon kepada Pak Menteri karena ini adalah aspirasi dari para pelaku pariwisata yang memang terdampak pandemi,” ujarnya.
Wakil Bupati Banjar Said Idrus juga menyampaikan persoalan yang senada dengan yang terjadi di Kota Banjarmasin. Akibat pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara ke Banjar merosot tajam.
Kami punya pasar terapung dan wisata religi (ziarah dan haul Guru Sekumpul) sebagai unggulan. (Said Idrus)
Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjar, jumlah wisatawan domestik pada 2018 tercatat 7,1 juta orang dan wisatawan mancanegara 1.425 orang. Pada 2019, wisatawan domestik berjumlah 9 juta orang dan wisatawan mancanegara 1.227 orang. Namun, pada 2020, jumlahnya turun menjadi 3,7 juta untuk wisatawan domestik dan 264 untuk wisatawan mancanegara.
”Kami punya pasar terapung dan wisata religi (ziarah dan haul Guru Sekumpul) sebagai unggulan. Untuk itu, kami mohon dukungan dari Kemenparekraf agar pariwisata di Kalsel, khususnya di Kabupaten Banjar bisa bangkit dan lebih baik lagi,” kata Idrus yang juga hadir secara langsung.
Menurut Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, daerahnya ingin bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam tak terbarukan, terutama batubara ke sumber daya alam terbarukan. Salah satu sumber daya terbarukan yang ingin dioptimalkan adalah pariwisata.
”Kalimantan Selatan memiliki banyak potensi wisata yang menjanjikan. Mudah-mudahan ada yang bisa dibangkitkan dari pembangunan kepariwisataan di Kalsel sehingga pariwisata Kalsel bisa menggelora dan menjadi masa depan untuk Kalsel dan Indonesia,” katanya.
Kolaborasi
Sandiaga Uno mengatakan, pandemi Covid-19 menghantam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif serta mengakibatkan hampir 2 juta masyarakat Indonesia kehilangan pekerjaan di sektor tersebut. ”Kondisi itu memaksa semua untuk meningkatkan keterampilan, kolaborasi, inovasi, dan adaptasi,” ujarnya.
Seperti di daerah lain di Indonesia, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kalsel juga terpaksa harus mengalami tekanan yang dahsyat. Namun, dalam kondisi pandemi, masih ada beberapa subsektor yang tumbuh dan berkembang di Kalsel, seperti gaming (permainan), aplikasi, televisi, dan radio.
”Kami akan terus mendukung Kalsel. Dengan gerakan BISA (bersih, indah, sehat, aman) diharapkan dapat membuka kembali lapangan kerja di beberapa destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif,” katanya.
Menurut Sandiaga, pihaknya juga mengupayakan pengembangan wisata religi di Kalsel. Sebab, selama ini, ziarah dan haul Guru Sekumpul di Kalsel selalu menarik banyak wisatawan dari sejumlah daerah di Indonesia hingga luar negeri.
”Kami yakin kalau dikemas dengan baik, wisatawan yang biasanya berwisata religi ke Kairo dan Istanbul bisa diarahkan ke Kalsel sehingga 11 miliar dollar AS yang biasa dihabiskan oleh wisatawan Indonesia di luar negeri dialihkan untuk kemajuan Kalsel,” ujarnya.