Realisasi Masih Jauh dari Harapan, Wapres Dorong Peningkatan Literasi Wakaf Uang
Potensi wakaf uang di Tanah Air yang diperkirakan mencapai Rp 180 triliun per tahun sepenuhnya tergali. Selain mempermudah pengumpulan wakaf, literasi terkait wakaf tunai kepada masyarakat juga perlu ditingkatkan.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Praktik wakaf mulai berkembang, dari awalnya hanya harta dan benda tidak bergerak, kini dapat ditunaikan dengan uang yang dinilai lebih produktif. Namun, realisasi wakaf uang masih jauh dari harapan. Padahal, wakaf uang diyakini dapat membantu upaya mengatasi kemiskinan.
Pada 2018, Badan Wakaf Indonesia menyampaikan potensi wakaf uang nasional diperkirakan dapat mencapai Rp 180 triliun per tahun. ”Namun, realisasi wakaf uang masih jauh dari angka yang diproyeksikan. Karena itu, diperlukan usaha-usaha yang lebih optimal dan gerakan Riau Berwakaf diharapkan dapat mendukung capaian potensi tersebut,” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam sambutan secara virtual di acara Gerakan Sadar Wakaf, Sumatera Berwakaf, Jumat (13/8/2021).
Presiden Joko Widodo juga telah mencanangkan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) pada 25 Januari 2021. Wakaf uang disebut memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Wapres Amin lantas mengapresiasi inisiatif menjadikan ”Gerakan Sadar Wakaf” menjadi gerakan moral bersama di provinsi Riau dan diperluas hingga mencakup wilayah Sumatera.
Gerakan Sadar Wakaf ”Sumatera Berwakaf” ini menjadi bagian dari Festival Ekonomi Syariah Regional Sumatera yang berlangsung 10-15 Agustus 2021 di Riau. ”Semoga gerakan ini menambah motivasi, semangat, dan juga menjadi contoh bagi masyarakat di daerah lainnya untuk menggelorakan gerakan wakaf,” tambah Wapres Amin.
Di Kuwait, dana wakaf terus berkembang dalam berbagai proyek investasi pembangunan properti, pertokoan, permukiman, serta masjid. Sementara di Mesir, dana wakaf dikembangkan melalui investasi infrastruktur, seperti pengelolaan terusan Suez dan pembiayaan Universitas Al-Azhar.
Dalam konteks pembangunan, wakaf tidak hanya berfungsi sebagai sarana ibadah, tetapi juga memiliki peran penting, yaitu sebagai dana abadi umat. Dana itu dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial sekaligus mendorong pertumbuhan perekonomian negara.
Manfaat wakaf dalam pembangunan telah dibuktikan di banyak negara, seperti Kuwait dan Mesir. Di Kuwait, dana wakaf terus berkembang dalam berbagai proyek investasi pembangunan properti, pertokoan, permukiman, serta masjid. Sementara di Mesir, dana wakaf dikembangkan melalui investasi infrastruktur, seperti pengelolaan terusan Suez dan pembiayaan Universitas Al-Azhar.
Dengan demikian, dana wakaf dapat terus berkembang dan memberikan manfaat kepada umat. ”Oleh karena itulah, wakaf dinamakan sebagai sedekah jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada pemberi wakaf (wakif),” kata Wapres Amin.
Saat ini, praktik wakaf juga diterapkan di negara-negara non-Islam, seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Thailand. Di Amerika Serikat, masyarakat Muslim membentuk Kuwait Awqaf Public Foundation. Kemanfaatan wakaf juga terus berkelanjutan, hingga dapat mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, yaitu mengurangi kemiskinan.
Tingkatkan literasi wakaf
Pada awal kemerdekaan Indonesia, gerakan wakaf uang pernah dilakukan oleh masyarakat Aceh. Dana yang berhasil dikumpulkan digunakan untuk membeli pesawat pertama Republik Indonesia, Dakota RI-001 Seulawah, cikal bakal Garuda Indonesia. Contoh lainnya adalah biaya pembangunan tugu Monumen Nasional (Monas) juga didapat dari dana wakaf rakyat.
Sebagai upaya optimalisasi gerakan berwakaf berkelanjutan, Wapres Amin menyebut perlunya peningkatan literasi wakaf kepada masyarakat. Indeks literasi wakaf (ILW) yang dirilis Kementerian Agama pada tahun 2020 menyebutkan bahwa literasi masyarakat Indonesia berada dalam kategori rendah.
Rendahnya literasi masyarakat terhadap wakaf tidak hanya berdampak pada rendahnya realisasi wakaf, tetapi juga menyebabkan timbulnya persepsi keliru tentang wakaf. Sebagian besar persepsi wakaf masyarakat Indonesia masih bersifat tradisional, wakaf hanya berorientasi pada aset seperti tanah dan gedung. Akibatnya, wakaf hanya dilakukan oleh golongan orang tua dan golongan berada.
Pada awal kemerdekaan Indonesia, gerakan wakaf uang pernah dilakukan oleh masyarakat Aceh. Dana yang berhasil dikumpulkan digunakan untuk membeli pesawat pertama Republik Indonesia, Dakota RI-001 Seulawah, yang menjadi cikal bakal Garuda Indonesia.
Selain itu, masyarakat perlu memahami bahwa wakaf bersumber dari masyarakat dan akan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Pemerintah berperan untuk memfasilitasi, mendukung, dan mendorong kemajuan pelaksanaan wakaf. ”Untuk itu perlu lebih gencar lagi memberikan sosialisasi dan edukasi terkait wakaf kepada seluruh kalangan masyarakat, khususnya kepada generasi milenial,” tambahnya.
Selain peningkatan literasi wakaf, perlu pelibatan teknologi digital untuk pengelolaan wakaf. Dengan dicanangkannya gerakan nasional wakaf uang oleh pemerintah, tentunya wakaf yang akan disampaikan oleh masyarakat akan semakin beragam. Untuk itu, dibutuhkan sistem digital agar transaksi menjadi lebih mudah, transparan, dan terjaga akuntabilitasnya.
Beberapa Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang dan lembaga filantropi yang telah ditetapkan Kementerian Agama sebagai pengelola wakaf telah memiliki sistem digitalisasi untuk pengelolaan wakaf. ”Untuk itu, kiranya pemerintah daerah Riau dapat menyinergikan pengelolaan wakaf tersebut agar dapat lebih optimal dan akuntabel,” ujar Wapres.
Batu lompatan
Wapres menekankan perlunya sumber daya manusia berkompeten di bidang wakaf agar pengelolaan wakaf dapat lebih profesional dan kepercayaan publik terus terjaga. Pengelolaan wakaf harus ditangani oleh SDM yang memiliki kompetensi khusus di bidang wakaf. Pengelolaan wakaf harus menjadi pekerjaan utama dan bukan pekerjaan sampingan.
Dalam sambutannya, Gubernur Riau Syamsuar menyebut penyelenggaran Sumatera Berwakaf 2021 menjadi momentum strategis untuk pengembangan ekonomi Islam dalam upaya meningkatkan perekonomian nasional. Wakaf sebagai salah satu instrumen dalam ekonomi syariah sekaligus sebagai sumber dana yang potensional dalam pembangunan ekonomi umat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan mengurangi kemiskinan.
Syamsuar menambahkan, akan terus berupaya agar wakaf bisa digunakan untuk membangun jiwa kewirausahaan. ”Melalui dana wakaf dapat mendirikan minimarket, hotel syariah wakaf, rumah wakaf bagi masyarakat kurang mampu, dan pemberian pinjaman tanpa bunga. Pengelolaan seperti ini yang akan dikembangkan ke depan sehingga bisa dirasakan oleh masyarakat manfaatnya,” ujar Syamsuar.
Sejak 2019, Pemerintah Provinsi Riau bersama Bank Indonesia Riau telah melakukan serangkaian pengembangan wakaf. Gerakan Riau Berwakaf pada 3 Agustus 2021 lalu, misalnya, berhasil mengumpulkan dana wakaf senilai lebih dari Rp 600 miliar. Gerakan itu juga berhasil mengajak 4.000 generasi milenial sebagai wakif baru melalui wakaf digital. Kebiasaan berwakaf lantas bisa dibentuk sejak dini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiya menambahkan, akselerasi pengembangan ekonomi keuangan syariah, baik di daerah maupun nasional, sangat penting untuk mendorong ekonomi nasional dan arus baru ekonomi Indonesia ke depan. BI bersama pemangku kepentingan setiap tahun menyelenggarakan festival ekonomi syariah di tiga wilayah Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, dan kawasan timur Indonesia.
Festival Ekonomi Syariah Regional Sumatera kali ini diharapkan bisa jadi batu lompatan untuk membumikan ekonomi dan keuangan syariah di wilayah Sumatera dan mendorong pemulihan ekonomi. Apalagi, ekonomi nasional, khususnya triwulan kedua, telah tumbuh tinggi 7,07 persen. Secara keseluruhan, ekonomi wilayah di Indonesia juga tumbuh, termasuk Sumatera.
Sektor industri halal yang mencapkup makanan halal, mode muslim, dan pariwisata ramah muslim bahkan tumbuh lebih tinggi, yaitu 8,24 persen. ”Mobilisasi wakaf produktif sebagai pengembangan Islamic Social Finance sangatlah penting untuk mendorong ekonomi keuangan syariah. Implementasi wakaf turut berperan penting membangun ekonomi dan membentuk peradaban,” tambah Perry.