BUMN Kluster Pangan Berpeluang Ekspor Beras ke Arab Saudi
PT SHS menandatangani MOU ekspor beras ke Arab Saudi dengan Al Batlah. MOU ini merupakan kerja sama awal untuk mengekspor berbagai komoditas andalan Indonesia ke pasar Arab Saudi, seperti kakao dan rempah-rempah.
Oleh
hendriyo widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Holding Badan Usaha Milik Negara Kluster Pangan berpeluang mengekspor beras ke Arab Saudi melalui PT Sang Hyang Seri (Persero). Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan beras bagi warga Indonesia dan jemaah haji atau umroh Indonesia di negara tersebut.
Peluang ini muncul setelah PT Sang Hyang Seri (SHS) yang merupakan anggota Holding BUMN Kluster Pangan menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan Al Batlah, salah satu perusahaan pemasok barang di Arab Saudi. Penandatanganan MOU ini merupakan hasil fasilitasi Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah.
Direktur Utama PT SHS Karyawan Gunarso optimistis kerja sama tersebut akan berjalan lancar. SHS menjamin suplai beras untuk ekspor ke Arab Saudi bisa terus berkelanjutan. Hal ini mengingat SHS memiliki lahan seluas 3.000 hektar dan lahan tambahan seluas 10.000 hektar yang mampu menghasilkan 25.000 ton beras per tahun.
Selain itu, PT SHS dan Al Batlah sepakat mempelajari profil bisnis dan melakukan studi bersama untuk merealisasikan berbagai kerja sama ekspor produk Indonesia selain beras. Melalui studi bersama itu, peluang kerja sama bisa berlanjut secara jangka panjang dan membuka peluang ekspor produk-produk hortikultura lain, bahkan investasi.
”Kami berkomitmen menjaga produksi beras, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Kami (BUMN Kluster Pangan) juga memiliki varian produk lainnya yang dapat diekspor, seperti ikan, daging, dan produk hortikultura,” kata Karyawan dalam siaran pers, Jumat (18/6/2021).
Adapun General Manager Al Batlah Muhammad Husein berkomitmen mengawal tahap berikutnya dari MOU tersebut, yaitu menyiapkan draf untuk perjanjian transaksi dagangnya dan memantau pengiriman produk. Ia juga menyatakan, MOU ekspor beras ini merupakan kerja sama awal untuk mengekspor berbagai komoditas andalan Indonesia ke pasar Arab Saudi, seperti kakao dan rempah-rempah.
MOU ekspor beras ini merupakan kerja sama awal untuk mengekspor berbagai komoditas andalan Indonesia ke pasar Arab Saudi, seperti kakao dan rempah-rempah.
Berdasarkan data TradeMap 2020, negara pengekspor beras terbesar ke Arab Saudi adalah India dengan nilai 1,1 miliar dollar AS. Negara-negara pengekspor beras lainnya adalah Amerika Serikat dengan nilai 120 juta dollar AS, Pakistan 105 juta dollar AS, dan Thailand 25 juta dollar AS.
Kepala ITPC Jeddah Muhammad Rivai Abbas menyampaikan, beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, termasuk yang tinggal di Arab Saudi. Ditambah dengan masyarakat Indonesia yang biasanya melaksanakan ibadah haji dan umroh, masuknya beras asal Indonesia ke Arab Saudi semakin menambah nilai penting beras di negara tersebut.
”Pandemi Covid-19 memang membuat pasar ekspor lesu. Namun, kondisi tersebut juga membuka peluang kerja sama perdagangan dan menjadi momentum tepat untuk mempersiapkan produk-produk Indonesia ke pasar Arab Saudi,” ujar Rivai.
Konsul Jenderal KJRI Jeddah Eko Hartono menambahkan, penandatanganan MOU ini merupakan langkah yang baik dalam rangka meningkatkan ekspor sekaligus memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang berada di Arab Saudi, termasuk jemaah haji dan umroh. Salah satu tantangan ekspor beras Indonesia ke Arab Saudi adalah menyangkut penetapan harga beras tersebut. Ia juga berharap agar Al Batlah bisa segera mengimpor beras dari Indonesia.
Sebelumnya, sejumlah BUMN turut menggeliatkan ekspor Indonesia pada tahun ini. Pada Mei 2020, Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) mengekspor ikan kembung ke Thailand senilai Rp 4,59 miliar. Sementara PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus mengekspor gurita beku dari mitra-mitra nelayan di Makassar senilai Rp 1,03 miliar.
”Ke depan, model bisnis seperti ini akan dikembangkan holding BUMN Pangan. Kami akan menjadi offtaker bagi petani, nelayan dan UMKM, sekaligus meningkatkan pasar ekspor,” kata Koordinator BUMN Kluster Pangan dan juga Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arief Prasetyo Adi (Kompas, 6/6/2021).