Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi Covid-19 bagi pelaku ekonomi di dua mal di Jakarta. Vaksinasi diyakini akan meningkatkan keyakinan publik berbelanja sehingga ujungnya dapat menolong keuangan perusahaan.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menuturkan bahwa program vaksinasi diharapkan dapat memperlambat, mengurangi, dan menghilangkan penyebaran Covid-19. Seluruh masyarakat pun diajak untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, terutama pemakaian masker.
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pelaku usaha perdagangan di Thamrin City dan Grand Indonesia, Jakarta, Senin (3/5/2021). Turut mendampingi Presiden, antara lain, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani.
Di kedua tempat yang ditinjau tersebut, Presiden Joko Widodo sempat menyapa dan berbincang sejenak dengan petugas medis dan para pelaku usaha perdagangan yang divaksin.
”(Vaksinasi) ini dalam rangka agar semua pelayan toko dan (mereka) yang berusaha di kawasan pertokoan, di mal, semuanya bisa divaksinasi. Dan, kita harapkan, itu bisa memperlambat, mengurangi, dan menghilangkan penyebaran Covid-19,” kata Presiden saat memberi keterangan pers seusai meninjau vaksinasi di Thamrin City dan Grand Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga mengajak semua pihak untuk selalu mengenakan masker. Ajakan untuk selalu mengenakan masker ini ditekankan berulang oleh Presiden. ”Saya juga ingin terus mengajak kita semua untuk ke mana pun selalu, utamanya, selalu memakai masker. Memakai masker. Memakai masker,” kata Presiden Joko Widodo.
Saya juga ingin terus mengajak kita semua untuk ke mana pun selalu, utamanya, selalu memakai masker. Memakai masker. Memakai masker.
Wakil Ketua Umum bidang Perdagangan Kadin Indonesia Benny Soetrisno ketika dihubungi menuturkan, pemberian vaksinasi bagi pelaku di sektor perdagangan akan semakin meningkatkan keyakinan masyarakat untuk berbelanja. Di sisi lain, penerapan protokol kesehatan juga harus dilakukan secara disiplin untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Benny menuturkan, apabila kondisi permintaan di pasar jeblok, dampaknya akan memukul sisi kemampuan keuangan pengusaha. Efisiensi usaha akan terganggu ketika ongkos yang dikeluarkan tidak sebanding dengan penerimaan. ”Ketika pasar diamankan dengan vaksinasi sehingga permintaan naik, tentu bantuan pemerintah seperti (melalui pemberian vaksin) ini akan berguna menolong keuangan perusahaan,” ujarnya.
Benny mengatakan, hal yang patut diingat adalah agar masyarakat tidak mengabaikan penerapan protokol kesehatan meskipun sudah divaksin. Protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan atau memakai penyanitasi tangan, mesti tetap dilakukan demi mencegah penularan Covid-19.
Secara terpisah, anggota Dewan Penasehat Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Tutum Rahanta, mengatakan, pemberian vaksinasi bagi pelaku di sektor perdagangan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berbelanja. Vaksinasi akan kian memperkuat keyakinan setelah penerapan protokol kesehatan juga dijalankan demi mencegah penyebaran Covid-19.
Tutum menuturkan pada sekitar tanggal 19 Maret 2021, Hippindo mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo untuk menceritakan kondisi ritel di Indonesia. Selanjutnya, pada 22 April 2021 Hippindo bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. ”Presiden menjelaskan situasi ekonomi kita,” kata Tutum.
Secara singkat, lanjut Tutum, krisis akibat pandemi Covid-19 berbeda dengan krisis 1997-1998. Sektor perbankan saat ini tidak ada permasalahan, bahkan sejak pandemi Covid-19 ada tambahan dana atau uang masyarakat sekitar Rp 670 triliun di bank. Hal yang menjadi persoalan saat ini adalah untuk mendorong masyarakat berbelanja.
”Karena kami ini pelaku ritel, di pusat belanja, kami juga bingung. Kewajiban kami saat ini tinggi, sedangkan kami harus tetap bertahan agar tidak memecat karyawan, tidak tutup (usaha) walaupun dengan penerimaan konsumen hanya sebesar 50 persen, dan seterusnya,” kata Tutum.
Penerapan protokol kesehatan diyakini dapat memberikan kepercayaan bagi konsumen untuk berbelanja. Masyarakat, misalnya, dapat tetap tenang berbelanja ketika tidak ada kerumunan.
”Kami juga mengusulkan untuk menambah lagi keyakinan bagi konsumen, yakni dengan cara karyawan-karyawan kami divaksinasi. (Usulan pemberian vaksinasi) ini langsung disetujui. Singkat cerita, seperti inilah jalan ceritanya pemberian vaksinasi bagi para pekerja sektor ritel yang ada di garis depan,” kata Tutum.
Ada harapan semakin banyak pekerja di sektor ritel yang mendapatkan pemberian vaksinasi. Meski demikian, lanjut Tutum, pihaknya juga memahami kemampuan Kementerian Kesehatan terkait ketersediaan vaksin yang juga harus diberikan untuk berbagai kalangan di beragam sektor. ”Vaksinasi, kan, harus dijalankan untuk seluruh masyarakat. Karyawan toko atau ritel kami usulkan karena mereka tiap hari ketemu konsumen,” ujarnya.