Kecukupan pasokan bahan bakar minyak dinilai menjadi kunci penanganan daerah terdampak bencana alam. Pendistribusian yang andal dan merata bisa mencegah spekulan mempermainkan harga BBM di tingkat pengecer.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) menjamin pasokan bahan bakar minyak di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, yang terdampak bencana banjir, aman. Masyarakat diimbau untuk tidak membeli BBM berlebihan dan menghindari spekulan. Pemerintah daerah dan aparat setempat digandeng untuk menertibkan pengecer yang menjual BBM di atas kewajaran.
Menurut Unit Manager Communication & CSR Marketing Region Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Pertamina Deden Mochammad Idhani, penjualan BBM jenis premium di Adonara masih dilayani secara manual, tidak melalui SPBU. Pasalnya, tangki timbun untuk penyimpanan BBM jenis premium di SPBU tersebut terkontaminasi banjir dan sedang dalam proses pembersihan. Untuk BBM lain jenis pertamax, biosolar, dan pertadex bisa dilayani di SPBU Adonara.
”Jumlah BBM yang dipasok ke Adonara sejak terjadi banjir sebenarnya sudah cukup, bahkan melebihi rata-rata konsumsi BBM di Adonara yang sebanyak 18 kiloliter per hari untuk semua jenis BBM, yaitu premium, pertamax, biosolar, dan pertadex,” kata Deden saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (14/4/2021).
Saat disinggung tentang mahalnya BBM jenis premium di tingkat pengecer, Deden menduga hal itu dilakukan oleh spekulan. Ia mengimbau konsumen untuk membeli BBM secukupnya tanpa harus berlebihan. Menurut dia, ketersediaan BBM di Adonara sangat mencukupi apabila tak ada ulah spekulan.
Tangki timbun untuk penyimpanan BBM jenis premium di SPBU tersebut terkontaminasi banjir dan sedang dalam proses pembersihan.
”Kami juga berkoordinasi dengan aparat setempat dan pemerintah daerah untuk menertibkan pengecer BBM yang menjual harga di atas kewajaran,” kata Deden.
Seperti yang dilaporkan dalam harian Kompas (Rabu, 14/4/2021), harga premium di tingkat pengecer Rp 30.000 dengan ukuran 1,6 liter. Padahal, harga resmi premium di SPBU adalah Rp 6.450 per liter. Menurut salah satu pengecer premium di Adonara, Fatima Abas, ia terpaksa menjual dengan harga berlipat ganda lantaran harus antre berjam-jam untuk mendapatkan premium di SPBU.
”Terkadang kami sudah antre berjam-jam, tetapi pas masuk sudah habis,” kata Titus Kayan (35), salah satu warga yang mengantre membeli bensin di SPBU.
Bupati Flores Timur Anton G Hadjon mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memperlancar distribusi BBM di Adonara.
Untuk mengatasi kelangkaan BBM dan memberikan harga jual yang standar, pemerintah bersama Pertamina meluncurkan program BBM satu harga sejak 2017. Program ini diwujudkan dengan membangun lembaga penyalur BBM di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T). Jenis BBM yang dijual adalah premium dan solar bersubsidi sesuai dengan harga resmi patokan pemerintah, yakni Rp 6.450 per liter untuk premium dan Rp 5.150 per liter untuk solar bersubsidi.
Dengan memasang peralatan digital, penyaluran BBM dapat direkam dan tercatat secara langsung jumlah volumenya.
Pada 2017, realisasi program BBM Satu Harga sebanyak 57 lokasi di seluruh Indonesia. Selanjutnya, pada 2018 terealisasi 74 lokasi dan di 2019 sebanyak 39 lokasi. Tahun lalu, program BBM Satu Harga terealisasi di 83 lokasi dan tahun ini pemerintah bersama Pertamina menargetkan 76 lokasi untuk perluasan program BBM Satu Harga.
”Sampai 2024, kami menargetkan terbangun lembaga penyalur BBM dalam program BBM Satu Harga di 500 lokasi di seluruh Indonesia. Program ini untuk memberikan akses energi kepada semua masyarakat dengan harga resmi yang terjangkau,” ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam paparan kinerja sektor ESDM di awal tahun ini.
Selain program BBM Satu Harga, pemerintah bersama Pertamina sudah meluncurkan program digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia. Dengan memasang peralatan digital, penyaluran BBM dapat direkam dan tercatat secara langsung jumlah volumenya. Selain itu, nomor kendaraan yang mengisi BBM di SPBU juga terekam. Digitalisasi tersebut sudah menyasar ke 5.058 SPBU atau sekitar 91 persen dari semua SPBU di Indonesia per 12 September 2020.