Harga Premium di Adonara Melambung Hampir Tiga Kali Lipat
Minimnya ketersediaan bahan bakar di lokasi bencana Pulau Adonara menyebabkan harga melambung tinggi. Harga premium di tingkat eceran mencapai hampir tiga kali lipat.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
LARANTUKA, KOMPAS — Harga bahan bakar jenis premium di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, meningkat drastis sejak bencana melanda daerah itu pada 4 April 2021 lalu. Di tingkat pengecer, harga premium dijual hingga hampir tiga kali lipat dari standar harga yang ditentukan pemerintah. Masyarakat berharap pasokan bahan bakar diperlancar sehingga harga pun kembali stabil.
Pantauan Kompas di sejumlah titik di Pulau Adonara, Selasa (14/4/2021), penjual memasukkan premium ke dalam botol bekas air mineral. Setiap botol berukuran 1,6 liter dijual dengan harga Rp 30.000. Padahal, ukuran 1,6 liter di tingkat agen harganya hanya Rp 10.320. Hal ini berarti harga jual eceran hampir tiga kali lipat dari harga yang ditetapkan pemerintah.
Fatima Abas (52), penjual premium, menuturkan, kenaikan harga itu disebabkan satu-satunya stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di daerah itu rusak akibat diterjang banjir badang. SPBU pun ditutup sehingga ketersedian bahan bakar menipis dan sempat habis selama beberapa hari.
Selanjutnya, pemerintah mendatangkan bahan bakar dari Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, ke Adonara menggunakan kapal laut. Proses pengangkutan pun sempat terkendala akibat gelombang tinggi yang masih menerjang perairan setempat selama beberapa sejak kejadian banjir.
Bahan bakar itu lalu ditampung di salah satu tempat di Waiwerang. Setiap pembeli hanya dijatah paling banyak 20 liter. Harga yang ditetapkan pun sesuai dengan standar, yakni Rp 6.450 per liter. ”Kami terpaksa naikkan harga di tingkat eceran karena kami antre terlalu lama, berjam-jam untuk bisa dapatkan bahan bensin (premium),” kata Fatima.
Pantauan Kompas di lokasi penjualan dimaksud, warga sudah mulai mengantre sejak pukul 07.00 Wita, sedangkan penjualan baru dibuka di atas pukul 10.00. Warga datang membawa jeriken. Ada juga penjual eceran yang membawa mobil pikap. Di dalamnya berjejer puluhan jeriken berukuran 35 liter.
Warga sudah mulai mengantre sejak pukul 07.00 Wita, sedangkan penjualan baru dibuka di atas pukul 10.00.
”Terkadang kami sudah antre berjam-berjam, tapi pas masuk sudah habis. Harusnya proses antrean dibuat lebih rapi. Kami sudah datang dari pagi,” kata Titus Kayan (35), warga Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado, sekitar 9 kilometer arah barat Waiwerang.
Di lokasi itu berjaga aparat gabungan TNI dan Polri yang bertugas mengamankan antrean. Mereka juga memastikan agar setiap pembeli mendapat jatah sesuai yang ditentukan. Menurut informasi yang dihimpun Kompas, pembeli yang memiliki koneksi ”orang dalam” akan mendapat jatah lebih banyak.
Titus berharap pemerintah segera mendorong perbaikan SPBU agar beroperasi kembali. Selain itu, juga menambah pasokan bahan bakar ke Adonara sehingga harga kembali stabil. Di daerah itu hampir semua kendaraan masih menggunakan premium sebagai bahan bakar. Belum banyak yang beralih ke pertelite atau pertamax.
Bupati Flores Timur Anton G Hadjon mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pertamina agar memperlancar distribusi bahan bakar ke Adonara. Saat ini, cuaca mulai membaik sehingga pelayaran pun kembali lancar.
Lewar edarannya, Anton mengimbau kepada semua pelaku usaha agar tidak menaikkan harga barang sesuka hati. Masyarakat diminta melapor jika menemukan harga barang tidak wajar. Pemerintah mengancam akan mengambil sikap tegas termasuk menutup tempat usaha dimaksud.