Harga Kedelai Naik Lagi, Perajin Tahu dan Tempe Kembali Menjerit
Perajin tahu dan tempe berharap pemerintah menstabilkan harga kedelai supaya mereka tidak merugi.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perajin tahu dan tempe kembali menjerit karena harga kedelai naik lagi. Mereka berharap pemerintah bisa menstabilkan harga kedelai supaya mereka tidak merugi.
Khoirun Saleh, perajin tahu dan tempe di Paguyuban Tahu Tempe Johar Baru, Jakarta Pusat, menjerit karena harga jual kedelai di agen kembali naik menjadi Rp 10.200 per kilogram. Menurut dia, usahanya semakin terpukul karena kenaikan harga kedelai tak diikuti dengan kenaikan harga tahu dan tempe di pasar.
Saat ini, menurut dia, harga tempe di pasar masih berkisar Rp 9.000-Rp 9.500 per kg dan untuk setiap potongnya dijual pada kisaran harga Rp 3.000-Rp 4.000. Sementara tahu dijual dengan harga Rp 600 per potong.
”Situasi lagi sulit begini malah harga kedelai naik. Bingung, biaya produksi (harga kedelai) naik, tetapi harga tahu dan tempe tidak naik,” ucap Saleh, Kamis (8/4/2021).
Sebelumnya, awal Januari lalu, kedelai mengalami kenaikan harga dari Rp 7.200 per kg menjadi Rp 9.200 per kg. Kenaikan membuat perajin tahu dan tempe di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, hingga Aceh mogok produksi pada 1-3 Januari 2021 (Kompas, 4 Januari 2021).
Kini, seperti terpantau di sentra produksi tempe dan tahu di Semanan, Jakarta Barat, harga kedelai merangkak naik lagi menjadi Rp 9.950-Rp 10.100 per kg. Adapun harga jual tempe Rp 12.000-Rp 14.000 per kg dan Rp 5.000-Rp 6.500 per potong serta harga tahu Rp 600 per potong dan Rp 28.000 per papan.
Khoirun berharap agar pemerintah dapat menekan harga kedelai. Jika harga kedelai dibiarkan terus naik, lanjutnya, perajin bisa kembali mogok produksi karena tak mampu memenuhi biaya produksi.
”Terlebih sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan. Biasanya permintaan tempe dan tahu akan naik,” ujarnya.
Usul saya ke pemerintah, mari bertemu tatap muka atau secara daring. Sama-sama bahas upaya stabilkan harga kedelai ketimbang (perajin tempe dan tahu) mogok. Kalau mogok banyak yang rugi. (Handoko Mulyo )
Handoko Mulyo dari Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia DKI Jakarta pun menyampaikan, kenaikan harga kedelai sangat memberatkan perajin. Agar tetap bisa memenuhi kemampuan konsumen, perajin pun menyiasatinya dengan mengurangi ukuran tahu dan tempe sehingga harganya tidak perlu dinaikkan.
”Usul saya ke pemerintah, mari bertemu tatap muka atau secara daring. Sama-sama bahas upaya stabilkan harga kedelai ketimbang (perajin tempe dan tahu) mogok. Kalau mogok banyak yang rugi,” kata Handoko.
Naikkan harga
Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) menilai perlu ada kenaikan harga tahu dan tempe untuk mengimbangi kenaikan harga kedelai saat ini. Bahkan, Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengungkapkan, perlu ada campur tangan pemerintah untuk menaikkan harga tahu dan tempe karena selama ini ada rasa sungkan di kalangan perajin untuk menaikkan harga tersebut kepada pedagang.
Menurut dia, pemerintah bisa membantu dengan cara menjelaskan kepada masyarakat kalau harga tahu dan tempe harus naik supaya seimbang dengan kenaikan harga kedelai. ”Kenaikan harga tempe dan tahu sekitar Rp 1.000 atau Rp 2.000, itu masih normal. Terlebih akan masuk bulan puasa dan biasanya di masa itu permintaan meningkat,” ujar Aip.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra, dalam keterangan pers, meyampaikan bahwa pemerintah bekerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga harga kedelai impor di tingkat perajin tahu dan tempe pada kisaran Rp 9.750-Rp9.900 per kg dan harga di tingkat gudang importir Rp 9.200-Rp 9.300 per kg.
Dengan menjaga harga tersebut, maka harga tahu dapat terus stabil di kisaran Rp 650 per potong dan harga tempe di kisaran Rp 16.000 per kg.
”Meskipun saat ini terjadi sedikit kenaikan harga kedelai dunia, pemerintah menjamin stok kedelai penyediaan April 2021 masih cukup untuk memenuhi kebutuhan industri perajin tahu dan tempe nasional dengan harga yang stabil dan terjangkau,” kata Syailendra, Kamis (1/4/2021).
Syailendra merujuk data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia untuk penyediaan April 2021 berada pada kisaran 14,33 dollar Amerika Serikat per gantang. Harga ini naik dari kisaran 13,82 dollar Amerika Serikat untuk penyediaan Maret 2021.
Kementerian Perdagangan akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia. Selain itu, juga mengimbau para importir yang memiliki stok kedelai untuk memasok kedelai secara rutin kepada seluruh perajin tahu dan tempe, termasuk anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia.