3.000 ton Beras Vietnam Sisa Impor 2018 Masih Tersimpan di Banyuwangi
Saat ini masih ada sisa beras impor asal Vietnam tahun 2018 di Gudang Bulog Ketapang II, Banyuwangi, Senin (22/3/2021), sebanyak 3.000 ton yang belum tersalurkan.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Badan Urusan Logistik Banyuwangi masih menyimpan 3.000 ton beras Vietnam sisa impor pada tahun 2018. Pada saat datang 2018, beras Vietnam yang turun di Banyuwangi tersebut berjumlah 20.000 ton.
Kompas menemukan ada sisa beras impor asal Vietnam tersebut saat melihat kondisi Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Ketapang II, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (22/3/2021). Beras tersebut menumpuk di salah satu sisi gudang, dipisahkan dengan tumpukan beras lokal hasil serapan Bulog Banyuwangi.
Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi Jusri Pakke membenarkan masih ada beras Vietnam sisa impor yang tersimpan di beberapa gudang Bulog di Banyuwangi. Jumlah yang tersisa saat ini sudah berkurang dari awal beras impor itu tiba di Banyuwangi.
”Saat ini persediaan beras di Banyuwangi sebayak 16.000 ton. Jumlah itu terdiri dari 13.000 ton beras lokal dalam negeri dan 3.000 ton beras sisa impor pengadaan 2018,” ujar Jusri.
Jusri yang baru menjabat Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi sejak akhir 2020 mengaku belum tahu pasti berapa banyak awal beras impor yang diterima Bulog Banyuwangi pada 2018. Namun, ia yakin, sudah banyak beras impor yang disalurkan.
Menurut dia, selama ini beras impor tersebut disalurkan ke luar Banyuwangi. Beras impor yang merupakan stok pemerintah tersebut disalurkan sesuai perintah penyaluran dari pemerintah.
Pada 2018, Kompas sempat meliput masuknya beras impor ke Banyuwangi melalui Pelabuhan Tanjungwangi. Beras impor tersebut diangkut menggunakan kapal Vinaship Diamond yang berbendera Vietnam. Beras putih Vietnam tersebut diimpor ke Indonesia dalam kemasan karung 50 kilogram berlogo Bulog.
Saat ini beras Vietnam sisa impor 2018 masih tersisa 2.200 ton. Beras ini seharusnya terkirim ke luar Jawa. Sebagian sudah terkirim, sedangkan yang tersisa ini masih menunggu perintah penyaluran.
Karung yang sama ditemukan Kompas di gudang Bulog Ketapang II. Di karung tersebut juga masih tertera keterangan negara pengirim. Di salah satu sisi karung terdapat tulisan ’Vietnam’.
Kepala Gudang Bulog Ketapang II Ashadi mengatakan, pada 2018 gudangnya menerima sekitar 10.000 ton hingga 15.000 ton beras. Sebagian beras sudah tersalur ke beberapa daerah penerima.
”Saat ini beras Vietnam sisa impor 2018 masih tersisa 2.200 ton. Beras ini seharusnya terkirim ke luar Jawa. Sebagian sudah terkirim, sedangkan yang tersisa ini masih menunggu perintah penyaluran,” ujarnya.
Ashadi juga sempat memeriksa secara acak kondisi beras-beras sisa impor tersebut. Menurut dia, kondisi beras masih relatif baik dan layak konsumsi.
Seperti yang diberitakan Kompas, Rabu (17/3/2021), dari 1,785 juta ton beras yang diimpor pada 2018, kini masih tersisa 275.811 ton. Di mana sebanyak 106.642 ton di antaranya mengalami turun mutu.
Pada 2018, saat beras-beras itu tiba di Banyuwangi melalui Pelabuhan Tanjungwangi, Bulog Subdivisi Regional (Divre) Banyuwangi dan Dinas Perindustrian Banyuwangi menjamin beras impor tidak akan bocor di pasar Jatim. Sejumlah upaya dilakukan agar beras impor tersebut tidak merusak harga beras di Jatim yang menjadi salah satu lumbung beras nasional.
Kepala Dinas Usaha Mikro dan Perdagangan Banyuwangi Nanin Oktaviantie mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan atau temuan beras impor dijual di pasar Banyuwangi. Ia meminta warga agar melaporkan bila ditemukan beras impor dijual di Banyuwangi.