Surabaya Vaksinasi Pedagang Pasar dan Sentra Kuliner
Program vaksinasi terus diberikan dengan harapan tercapai kekebalan kelompok sebagai salah satu upaya penanganan pandemi Covid-19 yang setahun lebih menyerang dan belum mereda.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, telah menerima kiriman tambahan 64.940 dosis vaksin Sinovac. Sebagian dari vaksin itu akan digunakan untuk vaksinasi bagi 21.000 sasaran, yakni pedagang.
Vaksinasi Covid-19 yang sedang berlangsung saat ini merupakan tahap kedua. Sasarannya aparatur pelayanan publik dari pemerintah, TNI, Polri, legislatif, warga lanjut usia, tenaga pendidik, kelompok tertentu yang dianggap rentan, dan tenaga kesehatan yang belum mendapat vaksinasi tahap pertama.
Pedagang termasuk dalam golongan pelayanan publik atau kelompok rentan tertular Covid-19 karena mobilitas dan kontak dengan orang lain. Untuk itu pedagang di pasar dan sentra wisata kuliner (SWK) turut mendapat prioritas dalam vaksinasi tahap kedua.
”Vaksinasi untuk pedagang sudah dilaksanakan dan tahap awal adalah 1.053 pedagang di sentra wisata kuliner,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, Minggu (21/3/2021). Pedagang yang divaksinasi itu berasal dari 49 SWK di Surabaya.
Selain pedagang kuliner, vaksinasi juga menyasar pedagang pasar. Mereka amat berisiko tertular karena mobilitas dan kontak yang tinggi. Bahkan, sebelum vaksinasi berjalan, di pasar-pasar di Surabaya kerap diadakan tes usap secara massal untuk mencari kasus-kasus baru Covid-19.
Secara terpisah, Direktur Teknik dan Usaha Perusahaan Daerah Pasar Surya Muhibuddin mengatakan, sebanyak 21.000 pedagang di 67 pasar akan mendapat vaksinasi. Imunisasi akan dilaksanakan di pasar sehingga pedagang tidak sampai meninggalkan tempat jualan.
”Berkaca pada pengalaman tes massal sebelumnya, terkadang pedagang enggan meninggalkan lapak sehingga vaksinasi diharapkan jemput bola ke lokasi pasar agar efektif,” kata Muhibuddin.
Saat ini, tim pemerintah sedang mendata dan sosialisasi program vaksinasi Covid-19 ke pasar-pasar. Setidaknya satu-dua pekan, vaksinasi untuk pedagang bisa diwujudkan.
Vaksinasi untuk pedagang sudah dilaksanakan dan tahap awal adalah 1.053 pedagang di sentra wisata kuliner. (Febria Rachmanita)
Daerah lain, misalnya Tuban di Jatim juga sedang vaksinasi untuk pedagang pasar. Di Tuban, vaksinasi berlangsung untuk pedagang Pasar Baru Tuban, Sabtu kemarin. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa turut meninjau dan mengawasi imunisasi di Tuban.
Belum mereda
Pedagang Khofifah mengatakan, vaksinasi untuk pedagang penting mengingat peran mereka dalam sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) bagi perekonomian. Serangan pandemi Covid-19 sejak pertengahan Maret 2020 atau setahun lebih dan belum mereda telah membuat perekonomian lesu dan mengganggu keberlangsungan hidup masyarakat.
Pemulihan ekonomi, lanjut Khofifah, harus diwujudkan meski aparatur juga berupaya keras menangani pandemi. Vaksinasi dengan sasaran prioritas merupakan upaya untuk mencapai kekebalan kelompok yang diharapkan mampu meredakan wabah Covid-19.
Di sisi lain, UMKM berkontribusi lebih dari separuh kekuatan ekonomi Jatim. Jika pemulihan ekonomi tidak menyentuh UMKM termasuk pedagang, perekonomian Jatim akan sulit bangkit dan tumbuh.
”Pedagang sangat berisiko tertular karena mobilitas dan kontak yang tinggi sehingga layak menjadi sasaran prioritas,” kata Khofifah.
Di Jatim, vaksinasi telah diterima lebih dari 1,17 juta sasaran. Jumlah itu setara dengan 2,8 persen dari populasi yang jumlahnya 40,67 juta jiwa. Di antara 38 kabupaten/kota di Jatim untuk sementara ini Surabaya menjadi yang terdepan dengan imunisasi terhadap 200.000 orang sasaran atau 6,7 persen dari populasi 2,89 juta jiwa. Vaksinasi di Jatim tertinggi antarprovinsi, sedangkan Surabaya tertinggi di antara kabupaten/kota se-Indonesia.
Mengutip laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, Covid-19 secara akumulatif telah menjangkiti 136.689 jiwa warga. Mayoritas atau sebanyak 124.899 orang berhasil sembuh. Namun, sebanyak 9.668 jiwa meninggal. Yang masih dirawat 2.122 orang.
Jumlah kasus Covid-19 bertambah 292 orang dari posisi kemarin. Penambahan 292 orang memperlihatkan tren menurun. Jatim pernah mengalami penambahan kasus harian menembus 1.000 orang. Tingkat bahaya pandemi dianggap menurun meski belum terkendali apalagi teratasi. Sebanyak 22 daerah dari 38 kabupaten/kota berstatus risiko sedang (zona oranye), sedangkan sisanya zona kuning atau risiko rendah.