Prioritas Vaksinasi Covid-19 Tak Mengendur, Meski Capaian Jatim Tertinggi Nasional
Capaian vaksinasi Covid-19 Jatim tertinggi nasional, dijaga dengan komitmen tinggi pula untuk memprioritaskan program vaksinasi sebagai bagian dari ikhtiar mengendalikan pandemi yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Capaian vaksinasi Covid-19 di Provinsi Jatim secara kumulatif mencapai 1,176 juta orang, tertinggi di Indonesia. Capaian itu dijaga dengan komitmen tinggi untuk memprioritaskan program vaksinasi sebagai bagian dari ikhtiar mengendalikan pandemi yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Capaian vaksinasi Covid-19 itu didasarkan data Kementerian Kesehatan RI pada 17 Maret. Dibawah Jatim, ada Provinsi Jawa Tengah dengan realisasi vaksinasi 1.020.588 orang, DKI Jakarta dengan realisasi vaksinasi 781.716 orang, dan Jawa Barat dengan realisasi vaksinasi 780.990 orang.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan pihaknya bersyukur atas capaian vaksinasi yang berhasil diraih tersebut. Hal itu terwujud karena komitmen tinggi Pemprov Jatim termasuk semua pihak yang terlibat didalamnya dalam memprioritaskan vaksinasi sebagai salah satu intervensi untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Memasuki pandemi Covid-19 yang sudah setahun, strategi yang ditempuh Pemprov Jatim diantaranya mengoptimalkan vaksinasi agar terbentuk kekebalan komunitas yang mampu menurunkan jumlah kasus atau angka kesakitan," ujar Khofifah dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (18/3/2021).
Pemprov Jatim bekerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota menyisir hampir seluruh lapisan masyarakat yang menjadi sasaran vaksinasi tahap pertama maupun tahap kedua. Mereka tidak lain orang-orang yang beresiko tinggi terpapar Covid-19 seperti tenaga kesehatan, pelayan publik, dan usia lanjut.
Jauh dari harapan
Juru Bicara Satgas Covid-19 Pemprov Jatim Makhyan Jibril mengatakan hingga saat ini jumlah vaksin yang diterima sebanyak 1.792.220 vial atau dosis. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.736.960 terdistribusi ke 38 kabupaten/kota di Jatim. Adapun jumlah vaksin yang sudah digunakan sebanyak 1.176.136 dosis.
Vaksinasi tahap pertama dengan sasaran tenaga kesehatan yang awalnya menyasar 189.907 orang, terealisasi 227.163 orang atau 119 persen. Hal itu terjadi karena ada tambahan sasaran vaksin dari tenaga penunjang seperti supir ambulan, petugas pemulasaraan jenazah.
Upaya percepatan vaksinasi terus dilakukan karena Pemprov Jatim menyadari pentingnya vaksin bagi kelompok risiko tinggi yakni untuk melindungi mereka dari paparan Covid-19 dan mencegah dampak yang lebih parah akibat terkonfirmasi positif (Makhyan Jibril)
Untuk vaksinasi tahap kedua, ada 2.070.774 orang pelayan publik yang menjadi target. Namun, dari jumlah tersebut, yang sudah menerima penyuntikan dosis pertama baru sebanyak 539.672 orang atau sekitar 26 persennya. Sementara itu jumlah orang yang sudah menerima penyuntikan dosis kedua sebanyak 213.160 atau sekitar 10 persennya.
Capaian vaksinasi Covid-19 di Jatim menjadi tertinggi nasional karena sejak Presiden Joko Widodo menargetkan program ini harus selesai dalam kurun waktu 1,5 tahun, Pemprov Jatim berupaya keras memenuhi target tersebut. Upaya keras itu diwujudkan antaralain dengan menyiapkan vaksinator jauh sebelum vaksin tiba di Tanah Air.
Jatim juga menyiapkan semua fasilitas layanan kesehatannya sebagai tempat layanan vaksinasi. Bantuan sarana prasarana seperti lemari pendingin diberikan kepada pemerintah kabupaten dan kota. Untuk mempercepat realisasi vaksinasi, strategi yang dipilih tidak lain menggelar kegiatan penyuntikan vaksin secara massal.
“Upaya percepatan vaksinasi terus dilakukan karena Pemprov Jatim menyadari pentingnya vaksin bagi kelompok risiko tinggi yakni untuk melindungi mereka dari paparan Covid-19 dan mencegah dampak yang lebih parah akibat terkonfirmasi positif,” kata Makhyan.
Meski capaian vaksinasi Jatim tertinggi nasional, namun, secara kumulatif angkanya masih jauh dari harapan. Dari total jumlah sasaran vaksinasinasi tahap pertama maupun tahap kedua di Jatim, jumlah orang yang telah divaksin baru 27 persen. Hal itu terjadi karena adanya sejumlah tantangan dalam pelaksanaan.
Vaksin terbatas
Makhyan mengatakan tantangan yang dihadapi dalam upaya percepatan program vaksinasi Covid-19 antaralain keterbatasan jumlah vaksin. Sejak awal Khofifah telah meminta pemerintah daerah menetapkan skala prioritas penerima vaksin karena terbatasnya jumlah vaksin yang tersedia.
Tantangan lain yang juga harus diperhitungkan adalah kesiapan infrastruktur pendukung seperti lemari pendingin. Untuk menjamin kualitas vaksin diperlukan rantai dingin yang mata rantainya terus mengait erat. Dari lemari pendingin dinas kesehatan kabupaten/kota, vaksin harus didistribusikan ke tempat layanan vaksinasi seperti puskesmas atau rumah sakit daerah.
Dari lemari pendingin tingkat kabupaten/kota ke tempat vaksinasi diperlukan vaccine carrier. Jumlah vaksin yang didistribusikan juga harus tepat dosisnya dengan jumlah sasaran penerima. Mengatur hal itu bukan perkara gampang. Disisi lain, kesiapan sumber daya manusia baik tenaga vaksinator maupun penerima vaksin juga menjadi tantangan yang memerlukan pola komunikasi yang tepat.
Sementara itu berdasarkan laman Covid-19 Jatim per 17 Maret pukul 16.00, terdapat 321 kasus konfirmasi positif baru dan 341 kasus konfirmasi sembuh dengan jumlah pasien dirawat 2.189 orang atau 1,62 persen dari total kumulatif 135.464 orang. Angka kesembuhan di Jatim sebesar 91,33 persen. Adapun angka kematian Covid-19 sebesar 7,05 persen.
Sementara itu Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan pihaknya masih menuntaskan vaksinasi tahap kedua dengan sasaran pelayan publik. Penuntasan yang dimaksud tidak lain pemberian vaksin dosis kedua yang dimulai pada awal pekan ini. Sidoarjo masih menunggu kedatangan vaksin baru untuk memperluas cakupan vaksinasi.
Sidoarjo telah menuntaskan vaksinasi terhadap 9.173 tenaga kesehatan dan pada tahap kedua ini menyasar 29.070 pelayan publik. Vaksinasi tahap kedua ini juga menyasar ulama dan imas masjid, pedagang pasar, tenaga pendidik, serta wartawan.