Seusai Terima Vaksin Covid-19, Pelaku Usaha Pariwisata di NTB Semakin Percaya Diri
Pelaku usaha jasa pariwisata di NTB mulai diberikan vaksin Covid-19 sebagai upaya mendorong percepatan pemulihan sektor pariwisata yang sampai sekarang masih terpuruk selama pandemi setahun terakhir.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (16/3/2021), mulai memberikan vaksinasi Covid-19 kepada pelaku usaha pariwisata. Selain mengurangi penularan Covid-19, upaya itu diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan diri pelaku usaha pariwisata sehingga dapat mendorong percepatan pemulihan sektor pariwisata yang sampai saat ini masih terpukul akibat merebaknya Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Mohammad Faozal mengatakan, untuk tahap awal ini, mereka menerima jatah vaksin untuk 240 orang.
Penerima berasal dari hotel atau usaha jasa pariwisata di lima area di Pulau Lombok, yakni Mandalika (Lombok Tengah), Mataram, Sekotong, dan Senggigi (Lombok Barat), serta Tiga Gili (Lombok Utara).
”Kami prioritaskan untuk hotel dan usaha jasa pariwisata yang sudah menerapkan protokol pencegahan Covid-19 (CHSE) dan betul-betul beroperasi. Itu pun untuk mereka yang berhubungan langsung dengan pelanggan,” kata Faozal.
Faozal menambahkan, setelah 14 hari atau dua minggu, 240 penerima vaksin dosis pertama akan kembali diberikan vaksin dosis kedua. Sejalan dengan itu, pihaknya juga akan mengusahakan penambahan 500 dosis untuk tahap berikutnya, termasuk untuk wilayah Sumbawa.
Kami prioritaskan untuk hotel dan usaha jasa pariwisata yang sudah menerapkan protokol pencegahan Covid-19 (CHSE) dan betul-betul beroperasi dan mereka yang berhubungan langsung dengan pelanggan. (Lalu Mohammad Faozal)
Pantauan Kompas, kegiatan vaksinasi Covid-19 bagi pelaku usaha jasa pariwisata yang berlangsung di Kantor Dinas Pariwisata NTB itu berjalan lancar. Para penerima vaksin terlihat antusias. Mereka sudah tiba sejak pukul 07.00.
”Vaksinasi ini akan dibagi dalam dua tahap. Hari ini 100 orang, kemudian besok 140 orang,” kata Faozal.
Setelah mendaftar, para calon penerima vaksin kemudian dipanggil per 20 orang. Setelah itu, petugas medis langsung mengecek identitas mereka satu per satu. Dilanjutkan dengan observasi untuk mengecek apakah mereka memenuhi persyaratan menerima vaksin.
Jika lolos observasi, mereka langsung diberikan vaksin dan menunggu sekitar 30 menit untuk memantau kejadian ikutan pascaimunisasi. Setelah itu, baru mereka dipersilakan pulang.
Kontak langsung
”Kami menyambut baik vaksinasi ini. Apalagi kami yang bekerja di sektor pariwisata banyak berkontak langsung dengan tamu. Tidak hanya dari kota, tetapi juga luar kota,” kata Ni Nyoman Susilawati dari Lombok Plaza Hotel dan Convention Mataram.
Menurut dia, vaksinasi bisa memberi rasa aman dan percaya diri. Selama ini, sebagai pekerja hotel, mereka sering merasa khawatir saat menerima tamu dari luar, terutama dari instansi pemerintah mengingat kluster penularan dari perkantoran, termasuk di Mataram, termasuk tinggi.
Ketua Asosiasi Hotel Mandalika (MHA) Samsul Bahri Sega mengatakan, sebagai garda depan sektor pariwisata, mereka sudah lama menunggu vaksinasi tersebut.
”Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi langkah pemerintah provinsi ini. Tentu, ini akan jadi salah satu promosi kepada wisatawan bahwa kami di Lombok sudah siap menerima tamu kembali,” kata Samsul.
Menurut Samsul, sejalan dengan vaksinasi, pihaknya juga akan terus disiplin menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19, yakni Clean, Health, Safety, and Environment (CHSE).
Ketua Asosiasi Hotel Gili (GHA) Lalu Kusnawan menambahkan, vaksinasi menjadi awal baik dan salah satu faktor pendukung bagi kesiapan Gili untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata.
Menurut Kusnawan, pandemi sejak tahun lalu berdampak besar ke industri pariwisata di Gili. Jikapun sempat ada kunjungan, itu hanya pada momen tertentu, seperti libur panjang Natal dan Tahun Baru, termasuk saat Hari Raya Nyepi yang lalu. Selama dua hari Nyepi, ada sekitar 1.200 wisatawan dari Bali yang datang ke Tiga Gili.
”Saat ini penerbangan internasional memang belum dibuka. Tetapi, vaksinasi ini gaungnya bagus,” kata Kusnawan.
Ia berharap, vaksinasi untuk pelaku usaha jasa pariwisata bisa terus dilanjutkan. Apalagi masih banyak yang belum divaksin. Di kawasan Tiga Gili dan sekitarnya saja saat ini sudah terdaftar 1.680 karyawan hotel untuk program vaksinasi.
Lalu Budi Rahman dari Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia NTB menambahkan, selain mengurangi penularan Covid-19, vaksinasi bisa mendorong semua usaha jasa pariwisata bisa berkegiatan kembali. ”Walaupun tidak senormal sebelumnya, setidaknya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa bergerak lagi,” ujar Budi.