Diterjang Bencana Alam, Sejumlah Pasar Tradisional di Kalsel Butuh Revitalisasi
Beberapa bangunan fisik pasar tradisional di Kalimantan Selatan butuh direvitalisasi karena rusak cukup parah akibat banjir pada Januari 2021. Kerusakan itu membuat aktivitas perdagangan di pasar belum bisa optimal.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Beberapa bangunan fisik pasar tradisional di Kalimantan Selatan butuh direvitalisasi karena rusak cukup parah akibat banjir pada Januari 2021. Kerusakan membuat aktivitas perdagangan di pasar-pasar tersebut belum bisa optimal seperti semula.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel Birhasani mengatakan, banjir di Kalsel sejak 13 Januari lalu meluas di 11 kabupaten/kota dan berdampak terhadap sarana dan prasarana perdagangan. Ada 17 pasar yang terendam hingga ke dalam pertokoan sehingga masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas perdagangan.
”Dari 17 pasar, ada tiga pasar di Hulu Sungai Tengah yang rusak cukup parah akibat banjir bandang. Untuk jangka panjang, kami mengharapkan bisa masuk dalam program revitalisasi pasar Kementerian Perdagangan (Kemendag),” kata Birhasani ketika menerima bantuan Kemendag Peduli di Banjarmasin, Kamis (25/2/2021).
Bantuan Kemendag Peduli untuk korban banjir di Kalsel diserahkan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag Sidharta Utama. Penyerahan bantuan itu disaksikan Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA.
Menurut Birhasani, tiga pasar yang rusak cukup parah akibat banjir adalah Pasar Kecamatan Hantakan, Murakata, dan Pasar Keramat di Barabai, Hulu Sungai Tengah. Sekitar 40 persen bangunan fisik Pasar Hantakan roboh dan tanah halamannya tergerus banjir bandang. Sementara Pasar Murakata dan Pasar Keramat sempat terendam air setinggi 2 meter selama beberapa hari.
”Terutama untuk Pasar Hantakan, kami mohon diprioritaskan dalam program revitalisasi pasar Kemendag tahun 2021 atau paling lambat tahun 2022. Bangunannya harus dibongkar total untuk kemudian dibangun kembali di atas lahan seluas 5.000 meter persegi,” katanya.
Selain itu, ada 41 pasar lainnya di 11 kabupaten/kota yang sempat terendam di bagian halaman dan lorong-lorongnya. Namun, aktivitas perdagangan di pasar-pasar ini masih bisa berlangsung selama banjir dan kini sudah kembali beraktivitas normal.
Kepala Bappebti Kemendag Sidharta Utama mengatakan, harus dipastikan produsen, pedagang, dan konsumen mengalami dampak seminimal mungkin dari bencana banjir di Kalsel. Jangan sampai terjadi kelangkaan barang atau kenaikan harga bahan pokok akibat terhambatnya jalur distribusi.
”Lewat aksi Kemendag Peduli, kami berusaha untuk dapat memberikan fasilitas dan dukungan kepada semua pihak agar kondisi yang sulit akibat bencana ini dapat dihadapi bersama,” katanya.
Ditindaklanjuti
Untuk usulan pemerintah daerah (pemda) terkait revitalisasi pasar, Sidharta mengatakan, saran itu akan ditindaklanjuti Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag. Sebab, program dan anggaran untuk revitalisasi pasar berada di direktorat tersebut.
”Pemda bisa melapor ke Kemendag lewat Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Nanti, laporan dari pemda akan kami perhatikan dan kami kaji sejauh mana itu bisa diperbaiki,” ujarnya.
Safrizal ZA mengatakan, banyak infrastruktur perdagangan yang rusak akibat banjir. Kerusakan paling parah terjadi di Hulu Sungai Tengah. Kerusakan itu perlu segera ditangani mengingat pasar adalah pusat perekonomian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat.
”Pasar-pasar yang rusaknya ringan sampai sedang masih bisa kami tangani sendiri. Namun, yang rusak berat tentu perlu bantuan dari pemerintah pusat. Meskipun Kalsel kaya, tetap saja kapasitas fiskalnya kurang untuk membangun,” katanya.
Dalam aksi Kemendag Peduli, Pemerintah Provinsi Kalsel menerima 1.000 paket barang kebutuhan pokok senilai Rp 350 juta, donasi sebesar Rp 15 juta bagi pengelola Gudang SRG (Sistem Resi Gudang) Mandastana di Barito Kuala untuk pengeringan gabah petani yang terkena banjir, serta bantuan 20 unit tenda untuk pedagang di Pasar Hantakan, Pasar Murakata, dan Pasar Keramat.