Optimalisasi Data Hadirkan Solusi Teknologi yang Relevan
Optimalisasi data tren sepanjang 2020 beserta analisisnya dapat menghasilkan desain produk, teknologi, dan platform yang relevan bagi pelaku UMKM.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perpaduan data perilaku konsumen dan observasi terhadap kebutuhan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM mampu menghasilkan inovasi teknologi di ekosistem ekonomi digital. Pelaku UMKM memperoleh solusi yang relevan untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis, utamanya di tengah pandemi Covid-19.
Head of Merchant Platform Business Gojek Novi Tandjung menyatakan, optimalisasi data tren sepanjang 2020 beserta analisisnya dapat menghasilkan desain produk, teknologi, dan platform yang relevan bagi pelaku UMKM, khususnya yang berada di ekosistem Gojek. Salah satunya adalah dengan melihat tren perilaku konsumen dan kebutuhan pelaku usaha dalam operasional bisnisnya.
”Dengan memanfaatkan data tersebut, pelaku UMKM dapat lebih efisien dalam menjangkau pasarnya,” ujarnya dalam tekonferensi pers peluncuran buku elektronik bertema ”Melaju Bersama Gojek” di Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Gojek menunjukkan, dari sisi perilaku masyarakat pembeli, sebanyak 97 persen konsumen bertransaksi digital untuk layanan pesan-antar makanan secara daring. Di posisi kedua, sebanyak 76 persen konsumen bertransaksi digital untuk jasa pengiriman barang.
Menurut Novi, belanja daring merupakan tren yang berlanjut hingga jangka panjang dan menjadi peluang bagi UMKM sehingga digitalisasi perlu diperkuat. Hal ini tampak dari perkiraan transaksi digital konsumen yang dapat mencapai 3,5 kali lipat pada 2025 dibandingkan posisi pada 2018.
Pandemi Covid-19 membuat usaha rumahan menjadi tren. Peringkat pertama kategori usaha rumahan yang dijalani masyarakat ialah bisnis kuliner. Pada 2021, produk kuliner yang akan menjadi favorit konsumen, antara lain, pencuci mulut dalam kotak (dessert box), aneka nasi dalam mangkuk (rice bowl), dan pangan berbahan dasar Milo.
”Kecenderungan itu berdampak pada kinerja logistik. Pengiriman barang dengan layanan GoSend untuk kategori makanan dan minuman naik sekitar 80 persen. Secara keseluruhan, penggunaan GoSend meroket hingga 90 persen selama pandemi Covid-19,” katanya.
Untuk menjangkau konsumen, lanjur Novi, pelaku UMKM memanfaatkan media sosial. Sebanyak 42 persen pemilik usaha meningkatkan pemasaran melalui media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dan Tiktok. Dengan demikian, pelaku usaha dapat menjangkau lebih banyak konsumen.
Meski demikian, saat bersamaan, tuntutan operasional meningkat, seperti membalas pesan dari calon pembeli. Untuk mengatasinya, Gojek menawarkan Selly, wadah yang dapat membantu pelaku UMKM dalam menyiapkan pesan balasan otomatis ke konsumen, pembayaran digital, dan memesan logistik pengiriman.
”Transaksi mingguan dengan Selly tercatat meningkat 185 persen selama masa adaptasi kebiasaan baru,” ujarnya.
Tren membeli produk secara daring turut mendongkrak transaksi digital. Data Midtrans menunjukkan, sejumlah solusi pembayaran dalam ekosistem Gojek meningkat sepanjang Januari-Oktober 2020. Transaksi dengan transfer perbankan melesat hingga 345 persen, cicilan tanpa kartu naik 290 persen, pemanfaatan sistem pembayaran berbasis standardisasi kode baca cepat Indonesia (QRIS) tumbuh 180 persen, dan GoPay naik 97 persen.
Novi menambahkan, agar dapat saling membantu satu sama lain untuk bertahan dan mengembangkan bisnis, UMKM dalam ekosistem Gojek mengandalkan komunitas. Komunitas itu turut memfasilitasi sejumlah pelatihan dan pendampingan.
”Dalam waktu kurang dari tiga bulan, mitra usaha GoFood memperoleh keterampilan baru, yakni kemampuan berjualan secara daring, berkreasi dalam metode pemasaran, serta pemanfaatan media sosial,” katanya.
Transaksi dengan transfer perbankan melesat hingga 345 persen, cicilan tanpa kartu naik 290 persen, pemanfaatan sistem pembayaran berbasis standardisasi kode baca cepat Indonesia (QRIS) tumbuh 180 persen, dan GoPay naik 97 persen.
Dalam kesempatan yang sama, pemilik Claypot Popo, Florencia Calista, mengatakan, fitur pembayaran nontunai yang difasilitasi Gojek membantu dalam menjalankan bisnis selama pandemi. Fitur tersebut juga membuatnya dapat menelusuri alur pembayaran dan transaksi usahanya.
Andrina Effendi, pemilik Batik Nayara, berpendapat, Midtrans telah menunjang sistem transaksi dalam bisnisnya. ”Kami dapat melayani konsumen dengan beragam kanal pembayaran, baik transfer bank, kartu kredit, GoPay, maupun pembayaran tunai di minimarket,” ujarnya.
Kedua mitra UMKM Gojek tersebut optimistis dalam menjalankan bisnis sepanjang 2021. Mengeksplorasi beragam fitur teknologi digital yang disediakan ekosistem Gojek menjadi salah satu strategi.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, pemanfaatan inovasi teknologi dapat menjadi solusi bisnis bagi UMKM dari hulu ke hilir. Dengan demikian, UMKM dapat bertahan dan berdaya di tengah pandemi Covid-19 serta menguatkan daya saingnya.