Neraca Perdagangan Surplus Lantaran Penurunan Impor yang Kian Dalam
Impor bahan baku/penolong pada Januari-Oktober 2020 anjlok. Impor barang modal pun amblas.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2020 sebesar 3,61 miliar dollar AS, meningkat dari 2,39 miliar dollar AS pada September 2020. Surplus tersebut disebabkan merosotnya nilai impor.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, nilai ekspor pada Oktober 2020 sebesar 14,39 miliar dollar AS atau naik 3,09 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Akan tetapi, nilai impor pada Oktober 2020 sebesar 10,78 miliar dollar AS atau turun 6,79 persen.
Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, tren ekspor secara bulanan cenderung membaik. ”Di sisi lain, penurunan impor yang dalam menyebabkan surplus meningkat tajam,” katanya saat konferensi pers dalam jaringan, Senin (16/11/2020).
Tren ekspor secara bulanan cenderung membaik. Di sisi lain, penurunan impor yang dalam menyebabkan surplus meningkat tajam.
Sepanjang Januari-Oktober 2020, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 17,07 miliar dollar AS. Nilai ekspornya mencapai 131,54 miliar dollar AS atau lebih rendah 5,58 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Impornya senilai 114,47 atau merosot 19,07 persen.
Berdasarkan penggunaan barang, impor bahan baku/penolong pada Januari-Oktober 2020 anjlok 19,75 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya ke posisi 84,09 miliar dollar AS. Kontribusi kelompok ini pada keseluruhan impor mencapai 73,46 persen.
Impor barang modal sepanjang Januari-Oktober 2020 turut amblas 20,29 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menjadi 18,74 miliar dollar AS. Proporsi kelompok barang ini dalam struktur impor sebesar 16,37 persen.
Secara spesifik, barang yang menempati posisi tiga teratas golongan utama impor nonmigas dan nilainya turun terdiri dari mesin dan perlengkapan elektrik serta plastik dan barang dari plastik. Penurunan dua kelompok barang ini pada Januari-Oktober 2020 terhadap periode sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 7,6 persen dan 21,03 persen.
Adapun ekspor industri pengolahan sepanjang Januari-Oktober 2020 mencapai 106,14 miliar dollar AS atau lebih tinggi 0,18 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Dalam struktur ekspor, kelompok ini menyumbang 80,69 persen.
Berdasarkan 10 golongan barang utama yang diekspor, kelompok lemak dan minyak hewan/nabati serta logam mulia dan perhiasan/permata mencatatkan pertumbuhan tertinggi sepanjang Januari-Oktober 2020 dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Nilai pertumbuhannya masing-masing sebesar 13,08 persen dan 30,12 persen.
Sementara itu, pemerintah tengah menjaga kualitas kayu agar dapat diekspor secara kontinu, khususnya ke pasar Eropa. ”Melalui kayu ringan, Indonesia dapat mengubah citra sebagai penghasil produk kayu tropis menjadi sumber produk kayu yang inovatif dan berkelanjutan,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan melalui siaran pers.
Salah satu upayanya adalah dengan sistem verifikasi dan legalitas kayu. Dengan sistem ini, produk kayu Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan produk negara lain. Sistem ini juga turut mendukung perdagangan yang berkelanjutan.