Wajah baru AS di bawah kepemimpinan Joe Biden nanti akan menopang investasi dan perdagangan RI. Kebijakan pajak dan perdagangan AS era Biden jadi penentu.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat diyakini akan memberi pengaruh terhadap laju investasi dan perdagangan RI. Aliran modal, baik yang masuk dalam bentuk portofolio maupun penanaman modal asing, dan berakhirnya era perdagangan protektif AS, dapat membantu menopang percepatan proses pemulihan ekonomi nasional.
Hingga Minggu (8/11/2020), calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, memimpin penghitungan suara Pilpres AS. Adapun Presiden Donald Trump beserta Partai Republik dan para pendukungnya masih meragukan keabsahan dan masih meragukan perolehan jumlah suara tersebut.
Dalam kampanye kedua calon presiden, Biden dan Trump mempertarungkan gagasan dan rencana kebijakan pajak yang masing-masing saling bertolak belakang. Biden mendorong pemberlakuan pajak tinggi bagi korporasi dan masyarakat berpenghasilan tinggi. Sementara Trump menegaskan akan mempertahankan rezim pajak rendah yang menurut dia efektif menjaga aliran dana investasi perusahaan besar AS tetap bergulir di dalam negeri.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal, Minggu, mengatakan, jika penetapan Biden sebagai Presiden AS diikuti peraturan perpajakan baru bagi korporasi, aliran arus investasi ke luar AS semakin terbuka. Dampak terpilihnya Biden terhadap aliran penanaman modal asing (PMA) baru akan terjadi secara bertahap. Meski demikian, peluang perusahaan AS untuk mencari lokasi investasi baru yang biayanya lebih murah terbuka lebar.
Faisal juga menilai, kebijakan perdagangan yang diusung Biden juga dinilai akan lebih terstruktur dan terbuka sehingga industri Indonesia yang berorientasi ekspor bisa mengambil peluang. Ini berbeda dengan kebijakan perdagangan pada masa Trump yang cenderung protektif.
Industri manufaktur dalam negeri juga berpeluang besar menarik investasi dari AS. Hal ini tidak terlepas dari buah penguatan kerja sama yang ditunjukkan kedua negara.
”Peluang aliran PMA dari AS juga terbuka untuk masuk ke sektor farmasi, infrastruktur, dan teknologi komunikasi yang berorientasi jasa,” katanya.
Kebijakan perdagangan yang diusung Biden juga dinilai akan lebih terstruktur dan terbuka sehingga industri Indonesia yang berorientasi ekspor bisa mengambil peluang. Ini berbeda dengan kebijakan perdagangan pada masa Trump yang cenderung protektif.
Sebelumnya, untuk menunjukkan komitmen investasi AS, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo berkunjung ke Indonesia. Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, Presiden Joko Widodo telah menegaskan kepada Pompeo bahwa Indonesia ingin melihat kerja sama ekonomi kedua negara meningkat di masa datang.
Hal ini termasuk perpanjangan fasilitas sistem tarif preferensial umum (GSP) untuk produk-produk Indonesia. Sejumlah produk tersebut adalah plywood bambu laminasi, plywood kayu tipis kurang dari 66 mm, bawang bombai kering, sirup gula, madu buatan, dan karamel (Kompas, 29/10/2020).
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, investasi AS di RI mengalami penurunan. Pada 2010 nilai investasi AS sebesar 930,8 juta dollar AS dengan sedikitnya 100 proyek di Indonesia. Pada 2019, nilai investasi tersebut hanya mencapai 757,14 juta dollar AS.
Mereduksi gejolak
Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian menuturkan, aliran PMA dari AS ke RI berpotensi mendorong pembangunan perusahaan yang berbasis di AS ke negara berkembang. Jika pemerintah dapat merespons dengan tepat, aliran PMA akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru di dalam negeri.
Di samping itu, Biden juga berkomitmen akan meredakan tensi perang dagang AS-Cina dan perlambatan perdagangan dunia. Situasi ini bakal meredakan ketidakpastian ekonomi global yang selama ini menghadirkan gejolak di dalam pasar negara berkembang.
Terkait pasar keuangan, lanjut Fakhrul, peningkatan aliran modal portofolio, akan memberi angin segar bagi pasar saham di Indonesia dan dampaknya pada indeks harga saham gabungan (IHSG) akan terasa seketika tahun ini.
”Derasnya portofolio dapat memberi penguatan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek dan meringankan beban pembayaran utang Indonesia sekaligus kebutuhan impor,” ujarnya.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee berpendapat senada. Kemenangan Joe Biden membawa potensi tereduksinya tensi perang dagang AS-China. Hal ini cenderung menurunkan gejolak pasar sehingga bisa mengerek penguatan nilai tukar mata uang dunia terhadap dollar AS, termasuk rupiah.
”Aliran dana bisa terdorong masuk ke aset berisiko di pasar negara berkembang, termasuk pasar uang dalam negeri,” katanya.
Kemenangan Joe Biden membawa potensi tereduksinya tensi perang dagang AS-China. Hal ini cenderung menurunkan gejolak pasar sehingga bisa mengerek penguatan nilai tukar mata uang dunia terhadap dollar AS, termasuk rupiah.
Hans menjelaskan, pasar saham dunia termasuk IHSG bakal menguat menyambut kemenangan Biden pada awal pekan depan. Namun, sesudah itu sangat rawan profit taking akibat kenaikan yang signifikan pada minggu lalu. Pelaku pasar sangat memperhatikan Pilpres AS karena memengaruhi kebijakan AS ke depan.
”Pasar obligasi Pemerintah RI juga berpotensi menjadi target masuknya aliran dana investor asing. Hal disebabkan nilai tukar rupiah berada di bawah nilai yang seharusnya, serta imbal hasil dari US Treasury masih tetap rendah,” ujar Hans.