logo Kompas.id
EkonomiMencemaskan Masa Depan Petani
Iklan

Mencemaskan Masa Depan Petani

RUU Cipta Kerja berpeluang menderaskan arus pangan impor. Petani akan menghadapi ”perang” yang lebih keras di arena perdagangan yang semakin bebas. Akankah kita membiarkan petani bertarung sendiri?

Oleh
Mukhamad Kurniawan
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-AJdJ8nZA3akMVJcpc4p2RjKTbg=/1024x603/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2Fe4a4986a-3a05-40a2-b6fc-f41a45b1b6fa_jpg.jpg
Kompas/Bahana Patria Gupta

Petani membawa blewah hasil panen di Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (13/8/2020).

Ketika pemerintah dan DPR tengah membahas Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja secara maraton pada awal September 2020, para peternak unggas tengah berduka karena harga jual telur dan ayamnya anjlok di bawah ongkos produksi. Pada saat yang sama, petambak garam kebingungan menjual hasil panennya, apalagi ratusan ribu ton stok garam yang sebagian dari panen tahun lalu belum terserap pasar.

Petani sayuran juga sedang muram. Harga tomat, sawi, buncis, dan cabai hancur tak karuan karena lesunya permintaan di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, untuk sekadar memanennya mereka enggan. Sebab, ongkos petik dan angkutnya lebih mahal ketimbang harga jualnya. Modal hilang melayang.

Editor:
Hendriyo Widi
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000