Kolaborasi pemerintah dan Grab mencerminkan perwujudan misi 2025 GrabForGood yang diluncurkan September 2019. Hal ini sebagai upaya mendorong kesiapan Masyarakat Ekonomi ASEAN menyambut masa depan ekonomi digital.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah harus berinovasi dan bertransformasi ke ranah digital agar mampu bertahan serta bertumbuh. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Oleh karena itu, kerja sama berbagai pemangku kepentingan diperlukan di tengah kompleksitas permasalahan, terutama akibat pandemi Covid-19.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Selasa (1/9/2020), mengatakan, pemerintah tidak dapat bekerja sendirian untuk mempercepat transformasi digital UMKM. Kerja sama dengan pemangku kepentingan akan membantu tercapainya target 10 juta UMKM yang masuk ekosistem digital sampai akhir tahun ini.
”Saya sudah meminta seluruh desain pelatihan dan pendampingan UMKM terintegrasi dengan ekosistem digital. Kerja sama dengan platform digital sangat penting,” ujarnya dalam acara penandatanganan nota kesepahaman tentang sinergi dukungan untuk kebangkitan UMKM berbasis digital antara Kementerian Koperasi dan UKM dan Grab Indonesia di Jakarta.
Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyampaikan, penandatanganan nota kesepahaman tersebut memformalkan kerja sama yang selama ini terjalin antara Grab Indonesia dan Kementerian Koperasi dan UKM. Nota kesepahaman tersebut nantinya juga menjadi payung dari sejumlah program yang akan dijalankan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dan meringankan dampak pandemi Covid-19.
”Kolaborasi ini mencerminkan perwujudan misi 2025 GrabForGood yang diluncurkan September 2019. Hal ini sebagai upaya mendorong kesiapan Masyarakat Ekonomi ASEAN menyambut masa depan ekonomi digital,” ujarnya.
Kolaborasi ini mencerminkan perwujudan misi 2025 GrabForGood yang diluncurkan September 2019. Hal ini sebagai upaya mendorong kesiapan Masyarakat Ekonomi ASEAN menyambut masa depan ekonomi digital.
Menurut Neneng, sejak Maret 2020, Grab telah meluncurkan 24 lebih inisiatif baru untuk meringankan dampak pandemi Covid-19 bagi UMKM maupun mitra Grab lainnya. Grab juga aktif mendukung gerakan Bangga Buatan Indonesia dan #BeliKreatifLokal dengan membantu proses adaptasi dan peningkatan kapasitas UMKM ke platform Grab.
Selama masa pandemi Covid-19, Grab memfasilitasi sekitar 170.000 UMKM dan 32.000 pedagang tradisional di platform Grab. Semangat UMKM untuk bertahan dan berkembang menginspirasi Grab meluncurkan program #TerusUsaha yang didedikasikan khusus membantu UMKM di Indonesia dalam beradaptasi.
”Melalui program ini Grab telah bekerja sama dengan 20 lebih pemerintah daerah untuk memberi 20 lebih solusi transformasi digital bagi pelaku UMKM,” kata Neneng.
Selama masa pandemi Covid-19, Grab memfasilitasi sekitar 170.000 UMKM dan 32.000 pedagang tradisional di platform Grab. Semangat UMKM untuk bertahan dan berkembang menginspirasi Grab meluncurkan program #TerusUsaha.
Kemitraan Grab Indonesia dengan Kemenkop dan UKM akan menaungi pelatihan yang akan diberikan untuk meningkatkan keterampilan UMKM dan dukungan program pendaftaran UMKM ke dalam ekosistem digital. Selain itu, dukungan untuk menjembatani antarpelaku UMKM di seluruh Tanah Air.
”Kami berharap, lewat kolaborasi ini, bersama-sama, kita bisa merangkul lebih dari 400.000 mitra UMKM pada akhir 2020,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Kemenkop dan UKM Rully Indrawan mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak bagi UMKM, baik di sisi pasokan maupun permintaan. Dampak tersebut berupa penurunan pasar atau permintaan, kekurangan modal, dan hambatan memperoleh bahan baku.
”Kami berupaya mengatasi kondisi tersebut, di antaranya melalui belanja negara, agar ekonomi rakyat berjalan. Selain itu, program pemulihan ekonomi nasional sudah mulai berjalan walau di awal-awal mengalami kendala,” ujarnya melalui siaran pers.
Terkait bantuan presiden produktif usaha mikro, Rully menuturkan, dari 12 juta orang yang menjadi target penerima, sudah 9,1 juta orang tercatat di tahap pertama. Bantuan untuk 1 juta orang sudah cair ke rekening masing-masing melalui PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sejak 17 Agustus 2020.
”Per 27 Agustus 2020, ada tambahan sebanyak 1,9 juta orang. Artinya, sudah hampir 3 juta orang yang terdaftar sebagai penerima,” katanya.