Beasiswa LPDP Diperluas untuk Tingkatkan Jenjang Pendidikan Masyarakat
Beasiswa LPDP diperluas untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat mengikuti pendidikan non-gelar dan gelar dari sarjana hingga doktor dengan biaya pemerintah. Tujuannya, meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
DOKUMENTASI/KBRI STOCKHOLM
Suasana pertemuan antara 20 penerima beasiswa LPDP dan peneliti di Swedia di Solna, Stockholm, Swedia, Minggu (6/10/2019). Mereka menyusun rekomendasi untuk LPDP.
JAKARTA, KOMPAS — Pemanfaatan dana abadi pendidikan yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP diperluas untuk meningkatkan akses pendidikan masyararakat. Lewat program Beasiswa Pendidikan Indonesia, pelaku budaya, guru, dan dosen dapat meningkatkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan dukungan beasiswa dari pemerintah.
Beasiswa pendidikan Indonesia (BPI) dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan pendidikan non-gelar ataupun gelar di jenjang sarjana, magister, hingga doktor. Untuk BPI, program gelar dibuka pada 11 April-30 Juni 2022 .
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Abdul Kahar, Sabtu (30/4/2022), menjelaskan, Kemendikbudristek bekerja sama dengan Kementerian Keuangan dan LPDP memperluas beasiswa ini untuk meningkatkan akses bagi target sumber daya manusia di bawah Kemendikbudristek, baik guru, pelaku budaya, maupun peserta didik. Tujuannya, semakin banyak orang yang memperoleh manfaat dari program ini.
”Sekarang, perluasan beasiswa ini memberi kesempatan yang lebih luas bagi para dosen, guru, pelaku budaya, dan adik-adik kita yang berprestasi khusus,” kata Kahar.
Contoh program BPI non-gelar adalah Beasiswa Kampus Merdeka. Beasiswa gelar diberikan bagi jenjang sarjana, magister, hingga doktoral. Untuk S-1 dikhususkan bagi pelaku budaya, calon guru SMK, dan siswa berprestasi.
Adapun beasiswa S-2 diberikan bagi para pelaku budaya, calon dosen vokasi, calon dosen perguruan tinggi akademik, siswa berprestasi, serta guru dan tenaga kependidikan. Beasiswa S-3 diberikan bagi dosen perguruan tinggi akademik dan tematik khusus, dosen vokasi, pelaku budaya, guru dan tenaga kependidikan, serta dosen lembaga pendidikan tenaga kependidikan.
Sejak BPI diluncurkan tahun 2021, sebanyak 22.180 penerima beasiswa telah memanfaatkan program ini. Kahar mengungkapkan bahwa sebelumnya para guru dan pelaku budaya masih harus berkompetisi dengan masyarakat umum untuk meraih beasiswa LPDP.
Secara terpisah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pada 2022, kuota BPI akan diberikan untuk lebih dari 3.000 penerima beasiswa baru agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. ”Kami akan terus meningkatkan jumlah penerima beasiswa dan semakin banyak masyarakat Indonesia yang menerima manfaat dari beasiswa pendidikan Indonesia,” ujar Nadiem.
Memberi kesempatan
Di webinar Silaturahmi Merdeka Belajar: Wujudkan Mimpi Bersama Beasiswa Pendidikan Indonesia, Kamis (28/4/2022), penerima BPI jenjang S-2, Lanita Bernadetta Munthe, mengapresiasi program BPI dan persaingannya lebih fokus pada sesama guru. Seiring dengan kemajuan pendidikan di Indonesia, Lanita terdorong meningkatkan pendidikannya agar dapat memberi pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa, khususnya dalam pelajaran kimia.
”Pelajaran Kimia masih dianggap sulit oleh siswa. Saya berharap kemampuan dalam mengembangkan metode ajar berbasis teknologi semakin meningkat. Saya percaya bahwa guru harus belajar setiap hari dan perlu meningkatkan ilmu supaya mengikuti perkembangan zaman,” kata Lanita.
Salah seorang mahasiswa berprestasi yang kuliah di program studi Teknik Informatika Universitas Brawijaya, Nova Aurora Bawono, mengatakan, dirinya yang merupakan penyandang disabilitas tetap ingin meraih pendidikan tinggi. Dia bercita-cita menjadi ahli pemrograman dan pemimpin sebuah perusahaan.
Sekarang, perluasan beasiswa ini memberi kesempatan yang lebih luas bagi para dosen, guru, pelaku budaya, dan adik-adik kita yang berprestasi khusus.
KOMPAS /ZULKARNAINI
Para peserta calon penerima beasiswa LPDP sedang mengikuti ujian seleksi di Aceh Besar, Aceh, Selasa (17/7/2018). Selama enam tahun, LPDP telah membiayai sebanyak 18.466 penerima beasiswa.
Nova memenangi kompetisi yang digelar Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek, yaitu peringkat ketiga pada lomba karya ilmiah tingkat nasional. Dia juga memenangi lomba penampil terbaik dari Top Ten Asia, yaitu sebuah lomba untuk anak disabilitas.
”Saya harus percaya diri dengan kemampuan yang saya miliki,” ujarnya.
Sementara itu, Saur Marlina Manurung atau lebih dikenal sebagai Butet Manurung menjadi penerima BPI program S-3 pelaku budaya. Dia kuliah di jurusan Antropologi, University of Amsterdam.
Butet berharap agar para tokoh budaya dari beragam daerah yang berpotensi mendapat beasiswa, diberi fasilitas pelatihan bahasa Inggris. ”Jangan karena terkendala bahasa Inggris, pelaku budaya tertinggal mendapat kesempatan ini. Padahal, potensinya besar untuk mengembangkan budaya di daerahnya,” ujar Butet.
Masyarakat dapat mengakses informasi selengkapnya melalui beasiswa.kemdikbud.go.id serta media sosial Instagram @puslapdik_dikbud dan @awardee_bpi.