PPKM Level 4, Pembelajaran Tatap Muka di Padang Tetap Digelar dan Tanpa Seragam
Selain memenuhi keinginan sebagian orangtua, kebijakan menggelar pembelajaran tatap muka terbatas dilanjutkan karena kasus Covid-19 di Padang sudah landai.
Oleh
YOLA SASTRA
·5 menit baca
PADANG, KOMPAS — Pembelajaran tatap muka terbatas di Kota Padang untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tetap dilanjutkan meskin ibu kota Sumatera Barat itu masih berstatus pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 4. Sebagian siswa belajar ke sekolah tanpa memakai seragam. Selain memenuhi keinginan sebagian orangtua, kebijakan itu juga dilanjutkan karena kasus Covid-19 di Padang sudah landai.
Di SMP 10 Padang, Rabu (6/10/2021), misalnya, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas memasuki hari ketiga. Kelas dibagi menjadi dua sif sehingga siswa yang datang ke sekolah hanya separuh. Separuh siswa lainnya belajar daring dari rumah. Kelas dimulai pukul 07.30 hingga pukul 11.00 dan siswa wajib mematuhi protokol kesehatan.
Akan tetapi, pada hari ketiga, ada perubahan kebijakan dari Pemerintah Kota Padang. Siswa diimbau menggunakan pakaian bebas ke sekolah. Selain itu, karena sempat ada surat edaran dinas pendidikan untuk penundaan PTM terbatas, hanya sekitar 25 persen siswa sif pertama yang datang ke sekolah.
”Menjelang hari ketiga, ada surat edaran penundaan PTM. Beberapa saat kemudian datang lagi informasi PTM tetap berjalan, tetapi anak diminta berpakaian bebas. Adanya perubahan cepat membuat tidak semua siswa ikut PTM hari ini. Mungkin besok siswa sudah kembali masuk semua sesuai sifnya,” kata Dewi Anggraini, Kepala SMP 10 Padang.
Dewi mengatakan, sekolah menggelar PTM terbatas karena sudah mendapat lampu hijau dinas pendidikan. Walakin, sebagai guru, Dewi sebenarnya sangat berharap siswa diizinkan mengikuti PTM. Menurut dia, sejauh ini, belajar daring belum efektif. Dalam beberapa hal, posisi guru belum tergantikan oleh teknologi. Siswa dan orangtua juga sudah meminta PTM sejak lama.
”Sekolah sebenarnya belum siap untuk daring penuh. Untuk memahami materi, siswa sangat butuh bimbingan langsung dari guru. Ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai anak-anak dalam ujian tengah semester. Hasilnya masih rendah, jauh di bawah harapan kami. Orangtua juga bingung karena mereka tidak punya dasar ilmu untuk semua mata pelajaran,” ujarnya.
Selasa (5/10/2021), beredar surat edaran dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang terkait penundaan PTM karena PPKM level 4 diperpanjang hingga 18 Oktober 2021. Dalam SE Nomor 421.1/6985/Dikbud/Dikdas.01/2021 itu, disebutkan pembelajaran kembali digelar secara daring mulai 6 Oktober hingga 18 Oktober 2021.
Pejabat Sekretaris Daerah Kota Padang Arfian mengatakan, surat edaran itu sudah direvisi. PTM yang dimulai sejak 4 Oktober 2021 tetap dilanjutkan. ”Kami sudah meminta kepala dinas pendidikan untuk merevisi surat edaran,” kata Arfian.
Arfian melanjutkan, pemkot mengizinkan sekolah tetap menggelar PTM karena penyebaran kasus Covid-19 di Padang sudah terkendali. ”Kasus baru tidak banyak dan jumlah pasien sembuh juga banyak. Selain itu, siswa dan orangtua sejak lama ingin pembelajaran tatap muka. Tidak tahan orangtua melihat anak-anaknya belajar daring terus,” ujarnya.
Untuk mengurangi risiko penularan Covid-19, kata Arfian, jumlah siswa dibatasi serta diprioritaskan bagi siswa yang memang butuh bimbingan dan konseling dengan guru terkait pelajaran yang kurang dipahami. Selain itu, di beberapa sekolah, siswa datang untuk mengikuti vaksinasi.
Arfian menjelaskan, PTM terbatas tidak bersifat wajib. Siswa yang tidak diizinkan orangtua ke sekolah tetap bisa mengikuti pembelajaran secara daring. ”Ini sekaligus proses uji coba dan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa. Kalau level PPKM turun dan PTM dibolehkan, mereka bisa langsung belajar dengan baik,” kata Arfian.
Menurut Arfian, level PPKM di Padang belum turun karena tingkat vaksinasi masih di bawah rata-rata nasional. Sementara itu, untuk indikator lainnya, seperti kasus baru dan tingkat kesembuhan Covid-19, Padang sudah bagus. Akan tetapi, upaya melampaui rata-rata capaian vaksinasi nasional sukar dilakukan.
”Kami herannya, target vaksinasi terus bergerak. Awalnya target 37 persen, kami capai, lalu naik lagi menjadi 40 persen. Kami capai jumlah itu, sekarang targetnya naik lagi menjadi 45 persen. Jadi, sekarang ada kekurangan 5 persen lagi dari target,” ujarnya.
Terkait imbauan siswa tidak mengenakan seragam ke sekolah, Arfian mengatakan, itu dilakukan karena siswa masih dalam rangka pengenalan lingkungan sekolah. Jika siswa ingin mengenakan seragam ke sekolah, tidak masalah. ”Kami tidak mewajibkan siswa berpakaian bebas ke sekolah,” ujarnya.
Heri (45), orangtua siswa SD di Padang, mengatakan, anaknya memang sudah jenuh belajar di rumah sehingga bahagia bisa belajar tatap muka di sekolah. Namun, semestinya, pemkot memikirkan secara matang kebijakan yang diambil. ”Kemarin tiga kali berubah kebijakan dalam sehari,” kata Heri.
Menurut Heri, perubahan kebijakan dalam waktu singkat itu bakal membebani orangtua karena setiap dimulai PTM mesti menandatangani surat izin bermeterai. Jika Padang masih PPKM level 4 dan tidak diizinkan menggelar PTM, semestinya tidak perlu dilaksanakan belajar tatap muka.
Kalaupun tetap digelar, PTM harus digelar dengan prokes yang baik dan tidak perlu ada permintaan agar siswa tidak mengenakan seragam ke sekolah. ”PTM di masa pandemi tidak ada hubungannya dengan seragam. Jangan dikamuflase tanpa seragam, ini jatuhnya ke pembohongan publik. Seragam ini tanda identitas sekolah anak. Selain itu, juga agar tidak terlihat kesenjangan sosial di sekolah,” ujarnya.
Secara terpisah, Guru Besar Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Sufyarma Marsidin berpendapat, aspek kesehatan peserta didik mestinya menjadi prioritas utama. Oleh sebab itu, Pemkot Padang yang masih berstatus PPKM level 4 mestinya konsisten dengan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah pusat.
”Saran saya semestinya sabar saja sampai tanggal 18 Oktober. Agaknya wali kota menahan diri, sesuaikan saja dengan ketentuan nasional. Kalau tidak terjadi apa-apa, mujur, kita selamat bersama. Namun, kalau malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, terjadi ledakan kasus, kita akan semakin payah ke depannya,” kata Sufyarma.
Sembari menunggu PTM diizinkan, kata Sufyarman, semestinya orangtua dan guru menahan diri serta meningkatkan intensitas pembelajaran jarak jauh. Selain itu, Pemkot Padang juga berupaya agar level PPKM turun, salah satunya meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19.
Terkait imbauan agar siswa tidak berseragam ke sekolah selama PTM terbatas, Sufyarma itu menilai sebagai eufemisme saja agar ada kesan siswa tidak ke sekolah. Walakin, berseragam ataupun tidak, intinya siswa tetap belajar dan risiko terpapar Covid-19 tetap ada. ”Artinya, membohongi diri sendiri saja itu,” ujar Sufyarma, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Akreditasi Sekolah dan Madrasah Provinsi Sumbar.