Optimalisasi Teknologi Digital dalam Pengajaran di tengah Pandemi
Teknologi digital harus dimanfaatkan untuk mendukung transformasi pendidikan. Di masa pembelajaran tatap muka terbatas, guru mesti mengoptimalkan teknologi digital yang makin masif digunakan sejak pandemi Covid-19.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelatihan guru dan kepala sekolah secara digital dinilai efektif, tetapi tetap membutuhkan pendampingan. Pelatihan ini penting untuk mendorong guru menerapkan pembelajaran aktif, baik secara luring maupun daring, sekaligus meningkatkan literasi teknologi guru yang semakin dibutuhkan.
Dukungan untuk menyediakan platform pelatihan guru dan kepala sekolah berbasis digital disediakan Tanoto Foundation dengan meluncurkan e-PINTAR di pintartanoto.id, Selasa (14/9/2021). Peresmian dilakukan CEO Global Tanoto Foundation J Satrijo Tanudjodjo serta Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Iwan Syahril.
Inovasi pengembangan profesi kependidikan ePintar ini diuji coba mulai April 2021 yang diikuti sekitar 500 guru, terutama yang berasal dari daerah yang belum bermitra dengan Program PINTAR. Guru yang ikut bisa individu ataupun kelompok guru, baik yang tergabung dalam kelompok kerja guru (KKG) maupun musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).
Setelah mengikuti uji coba, 98,1 persen peserta menyatakan e-PINTAR meningkatkan kemampuan mengajar pembelajaran aktif dan membantu beradaptasi dalam penggunaan teknologi. Pemahaman pada konten pelatihan juga sekitar 80 persen dan guru semakin yakin dengan kemampuan literasi teknologi.
Satrijo mengatakan, teknologi merupakan alat bantu yang mempunyai daya ungkit yang besar untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan. Kelebihan inilah yang mendorong Tanoto Foundation dalam pemanfaatan teknologi untuk pelatihan berbasis digital berskala besar dan penyebaran praktik baik pengajaran.
”e-PINTAR ditujukan untuk mendukung digitalisasi pendidikan, terutama di area pengembangan kompetensi guru. Kami percaya guru harus jago memanfaatkan teknologi untuk belajar agar mampu mendampingi siswanya yang digital native,” kata Satrijo.
Menurut Iwan, teknologi digital harus dimanfaatkan untuk mendukung transformasi pendidikan. Pada masa pembelajaran tatap muka terbatas, guru tetap harus mengoptimalkan teknologi digital yang sudah mulai digunakan akibat pandemi Covid-19.
”Dalam menyukseskan transformasi pendidikan, kita harus bergotong royong. Saya sangat mengapresiasi upaya Tanoto Foundation yang telah menciptakan program e-PINTAR berbasis digital yang akan dapat diakses seluas-luasnya oleh guru. Program ini memberi kesempatan kepada guru-guru untuk terus melakukan pembelajaran, berlatih secara mandiri melalui learning management system,” ujar Iwan.
Guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia dapat mengakses platform e-PINTAR secara fleksibel, lintas waktu, dan geografi. Layanan digital untuk pelatihan guru e-PINTAR ini menyediakan ruang bagi para peserta untuk berkomunikasi dengan fasilitator dan guru-guru peserta lainnya sehingga dapat saling belajar. Tanoto Foundation berkomitmen untuk melakukan perbaikan terus- menerus atas konten e-PINTAR agar tetap relevan dengan perkembangan pendidikan.
Konten e-PINTAR diharapkan menjadi kontribusi peningkatan kapasitas guru melalui berbagai fitur, seperti video dan kuis interaktif, artikel bacaan, penugasan, hingga forum diskusi. Klinik pemantapan materi di mana peserta dapat berkomunikasi dengan fasilitator juga diharapkan memberikan pemahaman lebih lanjut berkaitan dengan modul yang dipelajari dalam e- PINTAR. Peserta juga akan mendapatkan sertifikat jika telah menyelesaikan semua aktivitas pelatihan dalam platform e-PINTAR.
Destina Winarti dari tim Tanoto Foundation mengatakan, pelatihan digital ini dilakukan secara asinkronus sehingga guru dapat belajar mandiri. Ada pula layanan sinkronus sehingga guru dapat berkomunikasi dengan fasilitator untuk mendapatkan pendampingan.
Hasil dari pelatihan guru digital lewat e-Pintar menunjukkan, pelatihan guru berbasis digital berpotensi tinggi untuk mengaktifkan KKG dan MGMP yang jadi wadah guru untuk belajar bersama di wilayah masing-masing. ”Peserta yang ikut lewat kelompok guru lebih tinggi dibandingkan yang inisiatif individu. Kita perlu mendorong supaya guru secara mandiri bisa memanfaatkan platform pelatihan digital yang terstruktur dan sistematis oleh setiap guru,” jelas Destina.
Saat ini, e-PINTAR menyediakan modul belajar daring (online) tentang pembelajaran aktif, pembelajaran jarak jauh, dan pembelajaran tatap muka. Ditargetkan platform e-PINTAR bisa dimanfaatkan sekitar 50.000 guru dari seluruh daerah di Indonesia.