Mahasiswa Berhak Belajar di Luar Program Studi atau Luar Kampus Selama 3 Semester
Kemedikbudristek berkomitmen untuk tidak hanya memberikan kemerdekaan bagi mahasiswa, tetapi juga menjamin keselamatan perjalanan bagi mereka dalam menggapai cita-cita.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberikan hak kepada semua mahasiswa di seluruh Indonesia untuk belajar di luar program studi atau di luar kampus selama tiga semester. Mahasiswa Indonesia dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk mengikuti program-program Kampus Merdeka.
Program tersebut, antara lain, magang di perusahaan atau organisasi sosial. Demikian pula melakukan studi independen, membangun desa, melakukan riset, mengerjakan proyek kemanusiaan, merancang dan merintis wirausaha, melakukan pertukaran mahasiswa di dalam maupun luar negeri, atau mengajar di SD dan SMP melalui program Kampus Mengajar.
”Semua program ini kami rancang untuk memberi ruang kepada mahasiswa dengan keragaman minat dan ketertarikannya untuk mendapat pengalaman yang tidak tertulis dalam buku teks atau bisa diajarkan dalam kelas. Pengalaman itu akan menjadi kendaraan kalian meraih mimpi di masa depan,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Senin (6/9/2021).
Nadiem mengatakan hal tersebut saat menyapa para mahasiswa pada acara Rapat Terbuka Senat Universitas Islam Malang (Unisma) dalam Rangka Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (Oshika Maba) Tahun Akademik 2021/2022 yang digelar secara hibrida, daring dan luring.
Pada kesempatan itu, Nadiem juga mengingatkan, menjadi mahasiswa tak sama dengan kenaikan jenjang sekolah. ”Menjadi mahasiswa berarti kalian memiliki kemerdekaan yang lebih luas untuk menentukan arah masa depan,” katanya.
Nadiem menuturkan, Kemedikbudristek telah berkomitmen untuk tidak hanya memberikan kemerdekaan bagi mahasiswa, tetapi juga menjamin keselamatan perjalanan bagi mereka dalam menggapai cita-cita. Keunggulan dari program Kampus Merdeka adalah mahasiswa tidak perlu mengorbankan masa studinya.
”Kami mewajibkan perguruan tinggi untuk menerapkan transfer kredit dengan hitungan 20 SKS untuk setiap program Kampus Merdeka. Selain itu, juga melalui kerja sama dengan Kemendikbudristek dan LPDP, mahasiswa bahkan akan mendapatkan uang saku selama mengikuti program Kampus Merdeka,” katanya.
Tidak berhenti di situ, Nadiem melanjutkan, Kemendikbudristek juga menyediakan beragam program beasiswa gelar atau nongelar untuk mahasiswa aktif di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah beasiswa unggulan yang dapat diikuti oleh mahasiswa baru yang masih duduk di semester satu.
Manfaatkan masa kuliah untuk mengenal diri, membangun jembatan untuk meraih mimpi, dan berkontribusi untuk negeri.
”Teman-teman mahasiswa di seluruh Indonesia, komitmen kami untuk memerdekakan pendidikan tinggi tidak akan membuahkan hasil tanpa dukungan dan partisipasi teman-teman dalam program Kampus Merdeka. Manfaatkan masa kuliah kalian untuk mengenal diri kalian, membangun jembatan untuk meraih mimpi, dan berkontribusi untuk negeri,” kata Nadiem.
Nadiem mengaku percaya kemerdekaan adalah napas pemuda, napas mahasiswa, para generasi penerus bangsa. ”Oleh karena itu, mari terus bergerak serentak bersama mewujudkan merdeka belajar,” katanya.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menuturkan bahwa saat ini pemerintah menempatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul sebagai prioritas nasional. SDM unggul merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global.
Riset dan inovasi
Wapres Amin mendorong Unisma mengembangkan riset dan inovasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Selain itu, juga meningkatkan kerja sama serta kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri, lembaga riset, perguruan tinggi lain, dan pemerintah.
Sehubungan hal tersebut Unisma diharapkan dapat menciptakan iklim pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk menghasilkan generasi yang unggul dan profesional dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa wirausaha, dan berjati diri Islami. Selain itu juga mampu bersaing di tingkat regional dengan SDM dari negara-negara di ASEAN dan tingkat global.
Terkait arti penting inovasi, Wapres Amin mencontohkan perusahaan teknologi informasi, Apple, yang berkedudukan di California, Amerika Serikat. Sumber daya terbesar yang dimiliki oleh Apple bukan sekadar produk teknologinya, tetapi inovasi. ”(Oleh) karena itu, Boston Consulting Group atau BCG, perusahaan terkemuka di dunia, memberikan predikat Apple sebagai perusahaan paling inovatif di dunia, mengalahkan Google, Microsoft, dan Samsung,” katanya.
Wapres Amin menuturkan, dengan secara konsisten menjadikan inovasi sebagai sumber daya utamanya, Apple berhasil mencapai nilai valuasi 2 triliun dollar AS pada tahun 2020. Pada tahun 2018, Apple juga menjadi perusahaan pertama di dunia yang mencatat valuasi 1 triliun dollar AS.
”Artinya, hanya butuh dua tahun bagi Apple untuk melipatgandakan valuasinya dengan berbasis inovasi. Bahkan, peningkatan valuasi Apple justru terjadi dalam situasi krisis sebagai dampak pandemi Covid-19,” katanya.
Wapres Amin menuturkan, selain Apple, sesungguhnya perusahaan minyak dan gas Saudi Arabia, Aramco, juga pernah memiliki 2 triliun dollar AS pada akhir tahun 2019. ”Tapi, yang membedakan adalah Apple mencapai valuasi tersebut dengan memanfaatkan inovasi sebagai sumber daya terbesar. Sementara Aramco mendapat valuasi dari cadangan minyak yang dikelolanya,” katanya.