Bekerja dari Rumah
Bekerja dari rumah menghadirkan tantangan yang tak akan ditemukan di ruang kantor tradisional. Selain kesulitan mengatur waktu dan berkomunikasi, sebagian orang sukar menjaga kesehatan fisik dan mental.
Bagi banyak orang dewasa, bekerja dari rumah (jarak jauh) di awal pandemi menimbulkan euforia tersendiri, di samping berbagai penyesuaian yang harus dijalani. Mereka merasa banyak berhemat waktu, biaya, dan tenaga. Namun, setelah berlangsung lebih lama, ternyata banyak yang mempunyai keluhan.
Nick Schäferhoff (2020) mengatakan bahwa bekerja dari rumah menghadirkan serangkaian tantangan tersendiri yang tidak akan ditemukan di ruang kantor tradisional. Bekerja dari rumah memiliki banyak manfaat, seperti bisa mengatur jam kerja sendiri sambil menggunakan baju tidur.
Namun, jika Anda tidak siap dan kurang mewaspadai berbagai tantangan, seperti kesulitan mengatur waktu, memotivasi diri, berkomunikasi, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta bagaimana mengatasinya, maka bisa berbahaya. Studi Gallup tahun 2020 menemukan bahwa banyak pekerja melaporkan tingkat stres, kekhawatiran, kesedihan, dan kecemasan lebih tinggi di lingkungan kerja jarak jauh dibandingkan dengan lingkungan langsung.
Dua jenis pekerjaan
Menurut Mark Minukas (2021), tidak semua pekerjaan itu sama. Bekerja dari rumah dapat membantu ataupun menghalangi produktivitas dan kesejahteraan, bergantung pada sifat pekerjaan yang dilakukan seseorang. Pekerjaan jarak jauh memungkinkan pekerjaan transaksional menjadi lebih efektif, tetapi menciptakan tantangan signifikan dan sering kali tidak terlihat untuk pekerjaan kolaboratif.
Pekerjaan transaksional bukan berarti pekerjaan sederhana meskipun tugasnya hanya dilakukan dengan sedikit masukan dari orang lain. Misalnya, seseorang bertugas menulis laporan dan menyerahkannya kepada supervisor untuk ditandatangani, tidak perlu menarik orang lain ke dalam percakapan. Orang lebih produktif melakukan pekerjaan transaksional dari jarak jauh, tidak terganggu oleh perjalanan pergi-pulang ataupun rekan kerja yang usil.
Baca juga : Di Balik ”Bekerja dari Rumah”
Pekerjaan kolaboratif membutuhkan percakapan. Jenis pekerjaan ini cenderung lebih ambigu, kurang mudah didefinisikan atau dibatasi. Efektivitas pekerjaan ini bergantung pada kepercayaan dan pemahaman bersama.
Banyak pekerja melaporkan tingkat stres, kekhawatiran, kesedihan, dan kecemasan lebih tinggi di lingkungan kerja jarak jauh dibandingkan dengan lingkungan langsung.
Sebagai contoh, perencanaan strategis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, atau pembentukan tim. Dalam hal ini, bekerja dari rumah mempersulit orang untuk terlibat dengan baik dalam percakapan yang membutuhkan kepercayaan. Meskipun teknologi video dapat membantu, alat itu tak cukup untuk menciptakan kolaborasi yang efektif.
Beberapa cara
Menurut Deirdre Scully (2020), secara umum mereka yang terbiasa bekerja dari rumah tetap merasakan kesulitan pada masa pandemi ini. Berikut pandangannya tentang beberapa hambatan yang muncul dan ide sederhana tentang cara mengatasinya.
1. Terganggu banyak hal
Jika ruang kerja di rumah juga melibatkan anak-anak, hewan peliharaan, TV, Netflix, sofa, makanan ringan, ataupun berbagai berita, tentu akan sulit bagi seseorang untuk menjadi produktif dan fokus pada pekerjaan. Karena itu, lakukan sebisanya, misalnya menyiapkan ruang khusus atau meja dan pojok khusus untuk bekerja. Situasi ideal untuk bekerja dari rumah adalah ruangan di mana Anda dapat fokus bekerja. Hal ini membantu mengasosiasikan ruang itu dengan bekerja dan Anda dapat menggunakan ruang lain untuk bersantai di malam hari.
Jika duduk berfokus sepanjang jam kerja (delapan jam per hari) terasa mustahil, mulailah dari yang kecil. Cobalah teknik Pomodoro, menyetel pengatur waktu selama 25 menit dan bekerjalah dengan serius tanpa gangguan apa pun. Kemudian, istirahatlah selama lima menit. Ulang kembali, dan seterusnya.
Kalau perlu, tetap kenakan pakaian kerja yang nyaman. Jika memungkinkan, jauhkan ponsel Anda, batasi memeriksa berita menjadi sekali atau dua kali sehari pada waktu yang dijadwalkan. Menjawab Whatsapp akan memakan waktu dan mengalihkan konsentrasi tugas. Meski mengikuti perkembangan terbaru jelas penting, menjaga kesehatan mental diri sendiri dari kecemasan berlebihan juga sama pentingnya. dan akan membantu membuat hidup terasa lebih mudah diatur.
Baca juga : Tantangan Bekerja dari Rumah
2. Berkomunikasi dengan tim kerja
Setiap anggota tim harus secara sadar mengomunikasikan hal-hal yang mungkin belum pernah dipertimbangkan sebelumnya. Menetapkan rapat harian rutin untuk tim Anda adalah cara yang baik untuk memeriksa dengan cepat dan menetapkan tujuan untuk hari itu. Minta setiap anggota tim untuk memberikan laporan singkat tentang apa yang mereka kerjakan kemarin dan apa yang akan mereka kerjakan hari ini agar semua orang mendapat informasi tentang prioritas dan proyek di seluruh tim.
Penggunaan video call untuk rapat menjadi cara terbaik untuk berada di ”ruangan yang sama”, dan memungkinkan Anda untuk melakukan percakapan secara ”penuh”, lengkap dengan nada suara, ekspresi wajah, dan gerak tubuh, tidak hanya melalui teks. Video call bahkan mutlak perlu jika Anda merasa ada ketegangan atau masalah yang perlu diatasi. Bisa melihat satu sama lain adalah pengingat yang baik bahwa ada manusia nyata lain di sisi lain layar monitor.
3. Berurusan dengan teman serumah (termasuk bayi atau anak kecil)
Jika Anda tinggal dengan keluarga atau teman sekamar, perlu tetap hidup berdampingan secara damai bersama mereka. Mungkin sulit bagi anak-anak untuk memahami bahwa karena Anda berada di rumah sepanjang hari berarti dapat terus bermain dengan mereka. Karena itu, perlu untuk menetapkan batasan, perjelas kapan Anda bekerja dan kapan Anda senggang. Pertimbangkan untuk bekerja sama dengan teman sekamar atau serumah. Jika dia juga bekerja dari rumah, sepakati waktu dan tempat secara adil.
Luangkan waktu juga untuk mereka, apakah makan siang bersama setiap hari, atau mungkin hanya berjanji untuk berhenti bekerja pada pukul 17.00 dan melakukan sesuatu bersama di malam hari. Dengan siapa pun Anda tinggal, jaga hubungan satu sama lain.
4. Tetap termotivasi
Hilangnya konsentrasi menghalangi Anda untuk berfokus pada apa yang perlu dan dapat mencegah membuat kemajuan dengan tugas-tugas Anda. Di sisi lain, tetap termotivasi lebih merupakan hal jangka panjang yang berkelanjutan. Penting menjaga keyakinan bahwa pekerjaan yang Anda lakukan bermanfaat dan bermakna.
Baca juga : Beradaptasi dengan Bermacam Kondisi Bekerja dari Rumah
Tetapkan tugas dan capaian Anda sendiri sehingga dapat mengingatkan diri sendiri tentang apa yang telah dicapai setiap hari serta apa yang sedang diupayakan dalam jangka panjang. Memecah hal-hal menjadi unit kerja terpisah sangat membantu dalam membuat segala sesuatu terasa lebih mudah dikelola, dan menandai setiap tugas sebagai selesai akan memberi Anda dorongan dan rasa pencapaian.
5. Bekerja berlebihan
Orang sering berpikir bahwa bekerja dari rumah adalah tentang duduk di rumah sambil makan camilan, menonton televisi, dan lebih santai bekerja. Padahal, salah satu tantangan utama bekerja dari rumah justru bekerja berlebihan, tidak ada batas waktu, semua kegiatan berbaur menjadi satu. Tanpa disadari, Anda telah menghabiskan waktu Anda sampai malam. Hari libur tetap bekerja.
Tetapkan waktu untuk awal dan akhir hari kerja secara rutin dan mematuhinya. Mungkin sulit menolak tugas yang masuk pada pukul 16.50 ketika Anda tahu bahwa Anda tidak akan ke mana pun. Namun, praktik yang baik adalah menetapkan untuk berhenti bekerja setelah waktu kerja habis. Besok adalah hari yang lain.
Istirahat membantu Anda tetap fokus dan produktif. Jadi, pastikan Anda tetap mengambil istirahat makan siang dan istirahat lain seperti jika Anda berada di kantor. Jadi, menjauh dari meja kerja Anda dan lakukan sesuatu yang sama sekali berbeda.
Semoga membantu.