Merebaknya kluster sekolah mayoritas berlangsung pada sekolah-sekolah berasrama. Virus korona baru dengan cepat menyebar dan kian mengganggu jalannya pembelajaran.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·4 menit baca
Ketika mendengar salah seorang temannya izin sekolah karena demam, Niko (15) merasa khawatir. Bahkan esoknya, kekhawatiran makin menjadi setelah beredar info temannya dirawat isolasi di rumah sakit.
Mendadak, pihak sekolah pun menghentikan pembelajaran tatap muka yang baru beberapa hari berjalan di SMA Tititan Teras, Kabupaten Muaro Jambi. Para siswa semakin panik. Niko baru mengetahui bahwa temannya yang sakit itu terkonfirmasi positif Covid-19.
Niko dan semua siswa Kelas XI dibawa petugas untuk menjalani uji usap. Pemeriksaan bertahap pada tiga gelombang. Pada pemeriksaan pertama, ditemukan 14 siswa positif, yakni teman-teman sekelas dari siswa tadi. Pada pemeriksaan kedua, ditemukan 10 lagi yang positif. Selanjutnya, pemeriksaan ketiga, ditemukan 30 orang lagi positif di Kelas X. Ada pula 1 tenaga pendidik terkonfirmasi positif. Dengan demikian, total 56 siswa positif Covid-19 di sekolah itu.
Penyebaran virus korona baru dengan cepat menciptakan kluster di sekolah itu. Cepatnya penularan karena siswa tinggal bersama dalam asrama sekolah.
Demi mengantisipasi penyebaran, para siswa yang terkonfirmasi positif langsung dirawat isolasi. Perawatannya disebar pada tiga lokasi, yakni di Badan Pelayanan Kesehatan, gedung Karantina Provinsi Jambi di kawasan Kotabaru, dan Tempat Isolasi Covid-19 di Sengeti.
Kami semua masih trauma. Orangtua juga belum memberi izin untuk kembali ke asrama sekolah. Takut kalau sampai terjadi lagi (kluster).
Niko lega mengetahui dirinya aman. Ia dan teman-teman lain yang terkonfirmasi negatif dapat pulang. Tak lama setelahnya, orangtua Niko langsung menjemput dirinya di asrama sekolah.
Sejak merebaknya kluster Covid-19 di sekolah itu, praktis pembelajaran tidak berjalan normal. Meskipun kini semua siswa sudah pulih, pembelajaran masih berlangsung daring. Asrama sekolah masih dikosongkan untuk sementara waktu. ”Kami semua masih trauma. Orangtua juga belum memberi izin untuk kembali ke asrama sekolah. Takut kalau sampai terjadi lagi (kluster),” katanya, Senin (3/5/2021).
Selain di SMA Titian Teras, kluster sekolah dalam jumlah besar juga muncul di SMK Pertanian Kabupaten Batanghari dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cendekia Muaro Jambi. Di SMK Pertanian, sebanyak 30 orang dan MAN Cendekia 51 orang. Semuanya merupakan sekolah berasrama.
Juru bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, Johansyah, mengatakan hingga Sabtu masih dilakukan uji usap masif kepada semua siswa dan tenaga pengajar di MAN Cendekia. Yang tidak terinfeksi virus korona baru langsung dipisahkan tempat tinggal. Gedung asrama siswa kini terbagi dua untuk yang positif dan yang negatif. ”Supaya tidak berlanjut penularan virusnya,” katanya.
Kebijakan pembelajaran tatap muka diambil Pemerintah Provinsi Jambi serta pemerintah di kabupaten dan kota untuk mengantisipasi kejenuhan siswa dan orangtua serta mengatasi ketertinggalan materi pelajaran. Johansyah mengatakan, siswa SMA dan setingkat memulai pembelajaran tatap muka pada 17 Februari lalu. Sementara siswa di tingkat SD dan SMP baru mulai dua pekan kemudian, yakni awal Maret.
Pembelajaran tatap muka didasari rekomendasi tim riset yang menganalisis perkembangan kasus Covid-19 yang telah melandai di wilayah itu. Satu bulan sebelumnya telah dilakukan berbagai kesiapan. Pihak sekolah diiinstruksikan memenuhi berbagai sarana penunjang protokol kesehatan.
Setelah semua siap, pihak sekolah menyebarkan formulir bagi orangtua siswa untuk memilih anaknya mengikuti PTM atau PJJ. Siswa yang terindentifikasi memiliki penyakit bawaan tertentu tidak disarankan mengikuti PTM. Selain itu, siswa yang habis bepergian dari luar daerah wajib uji swab sebelum mengikuti PTM.
Gugus tugas di daerah, lanjut Johansyah, juga telah meninjau simulasi PTM di sekolah-sekolah. Atas dasar itulah, PTM dinyatakan dapat berjalan. ”Keterisian dalam kelas dibatasi. Tidak sampai 50 persen,” katanya. Kelas dibagi dua sif untuk PTM dan ada juga yang PJJ.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi Mulyadi menyikapi perkembangan di Kota Jambi yang kini berada pada zona merah. ”Kami akan kembali melaksanakan PJJ total mulai Rabu (5/5/2021) di tingkat SD dan SMP,” kata Mulyadi.
Menurut Mulyadi, hingga kini pelaksanaan vaksinasi para guru telah menyasar sebagian besar. Selain itu, pihak sekolah terus diimbau untuk memperlengkapi sarana protokol kesehatan. Dananya dapat memanfaatkan bantuan operasional sekolah (BOS).
Mulyadi membenarkan kluster sekolah berpotensi besar muncul pada sekolah-sekolah berasrama. Karena itu, pihaknya menerapkan aturan lebih ketat agar sekolah berasrama tetap menjalankan pembelajaran daring ketimbang luring sehingga ancaman penyebaran virus dapat ditekan.