Orangtua Siswa Dukung Pembelajaran Tatap Muka di Tegal
Sejumlah orangtua di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, Jateng, mendukung rencana uji coba pembelajaran tatap muka. Metode daring membuat anak stres. Namun, protokol kesehatan harus disiapkan untuk cegah kluster sekolah.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Sejumlah orangtua siswa di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, mendukung rencana uji coba pembelajaran tatap muka, dua pekan mendatang. Mereka menilai, pembelajaran jarak jauh secara daring yang selama ini dilakukan kurang efektif dan cenderung memicu penurunan semangat belajar anak.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berencana menggelar simulasi pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan ketat di wilayahnya, pada 5-16 April. Di setiap kabupaten/kota, ada empat sekolah yang disiapkan mengikuti simulasi. Empat sekolah itu masing-masing dari tingkat SMP, SMA, SMK, dan MA.
Di Kabupaten Tegal, uji coba pembelajaran tatap muka akan digelar di SMA Negeri 1 Slawi, SMKN 1 Slawi, MA Negeri 1 Tegal, dan SMP Negeri 1 Slawi. Suranto (45), orangtua siswa SMP Negeri 1 Slawi, menyambut baik rencana uji coba tersebut.
Sudah setahun belakangan, Suranto mengeluhkan kesulitan mengarahkan anaknya untuk belajar. Anak Suranto yang kini duduk di bangku kelas VIII itu cenderung lebih banyak bermain ketimbang belajar.
”Dulu, dia belajar di sekolah dari pagi sampai siang. Terus, malamnya juga tetap belajar dari pukul 19.30-21.30. Sekarang, paling belajar cuma 30 menit dalam sehari, sisanya dipakai untuk bermain gim atau menonton televisi,” kata Suranto, Selasa (23/3/2021).
Ia juga mengaku anaknya kerap uring-uringan dan lebih mudah menangis ketika dinasihati untuk belajar. Ia menduga, anaknya stres menghadapi pembelajaran daring. Suatu ketika, anaknya pernah bercerita ingin sekali bisa kembali belajar di sekolah, bertemu guru dan teman-temannya.
Ia juga mengaku anaknya kerap uring-uringan dan lebih mudah menangis ketika dinasihati untuk belajar. Ia menduga, anaknya stres menghadapi pembelajaran daring.
”Semoga dengan pembelajaran di sekolah, semangat anak saya kembali muncul. Tidak masalah jika tidak bisa setiap hari masuk sekolah, yang penting seminggu sekali atau dua kali sudah cukup, biar tidak bosan-bosan amat,” imbuh Suranto.
Sementara itu, di Kota Tegal, simulasi pembelajaran tatap muka akan dilakukan di SMA Al Irsyad, SMK Muhammadiyah 1 Tegal, MA Negeri Kota Tegal, dan SMP Negeri 1 Tegal. Orangtua siswa MA Negeri Kota Tegal, Kuncoro (47), juga antusias dengan rencana uji coba pembelajaran tatap muka. Menurut dia, pembelajaran daring kurang efektif karena interaksi antara guru dan siswa menjadi lebih sedikit.
”Anak saya tidak selalu bisa memahami materi yang disampaikan oleh guru secara daring. Kalau sudah begitu, tanyanya ke saya. Kalau saya bisa menjelaskan sih tidak masalah, tapi kadang saya juga tidak bisa menjelaskan,” ujarnya.
Kendati mendukung pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka, Kuncoro mengaku ada sedikit perasaan khawatir anaknya terpapar Covid-19. Terlebih, pada September 2020, salah satu siswa MA Negeri Kota Tegal yang mengikuti pembelajaran tatap muka terpapar Covid-19.
Agar terlindungi dari paparan Covid-19, Kuncoro membiasakan anaknya untuk mematuhi protokol kesehatan, seperti selalu memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan tangan. Ia juga akan mengecek penerapan protokol kesehatan di sekolah anaknya sebelum simulasi dimulai.
Berdasarkan catatan Kompas, kluster sekolah pernah terjadi pada masa pembelajaran tatap muka di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, Agustus-September 2020. Sedikitnya, 16 warga sekolah yang terdiri dari siswa, guru, dan kepala sekolah dari sejumlah sekolah di dua daerah itu terpapar Covid-19.
Untuk mencegah penyebaran Covid-19, sejumlah sekolah diminta menyiapkan sarana penunjang penerapan protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan, gel pembersih tangan, penanda pengatur jarak antarorang, serta alat pengukur suhu tubuh. Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka juga dibatasi, maksimal 50 persen dari kapasitas ruang.
Di SMK Muhammadiyah 1 Tegal, persiapan sarana penunjang protokol kesehatan sudah dilakukan sejak Agustus. Satuan Tugas Covid-19 sekolah juga akan mengawasi penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah.
”Sebelum memulai uji coba, kami memastikan guru dan siswa dalam kondisi sehat. Tak hanya itu, orang yang tinggal serumah dengan guru atau siswa juga harus dalam kondisi sehat,” kata Kepala SMK Muhammadiyah 1 Tegal Riswanto.
Selain dalam kondisi sehat, siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka juga harus mendapat izin dari orangtua. Izin orangtua tersebut harus dituangkan dalam bentuk pernyataan kesediaan anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka. Orangtua yang tidak menginginkan anaknya ikut pembelajaran tatap muka tetap akan dilayani melalui pembelajaran daring.