Kluster Sekolah Bermunculan, Tegal Hentikan Pembelajaran Tatap Muka
Kasus Covid-19 mulai bermunculan di sejumlah sekolah di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Untuk mencegah perluasan penularan, aktivitas pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran secara daring.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Setelah kegiatan belajar tatap muka digelar, kasus Covid-19 di lingkungan sekolah mulai bermunculan di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pemerintah setempat pun menghentikan kegiatan belajar-mengajar tatap muka dan menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh secara daring.
Kasus terbaru menimpa empat guru di salah satu sekolah negeri di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal. Empat guru tersebut terpapar dari rekan mereka, AU (58), warga Desa Pendawa, Kecamatan Lebaksiu.
Hingga Selasa (29/9/2020), lima guru tersebut masih menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Adapun puluhan guru lainnya menjalani tes usap massal, Selasa siang, untuk mendeteksi penularan.
Setelah mendapati munculnya kasus Covid-19 di sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal menghentikan seluruh kegiatan belajar tatap muka mulai Selasa pagi. Kegiatan belajar tatap muka di Kabupaten Tegal telah dilakukan sejak awal Juli lalu untuk tingkat SMP dan Agustus untuk tingkat SD.
”Mulai hari ini, seluruh pembelajaran tatap muka di semua sekolah dari tingkat PAUD sampai SMP kami alihkan ke pembelajaran jarak jauh secara daring. Kebijakan ini berlaku sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal Akhmad Wasari, Selasa.
Selain karena mulai bermunculannya kasus positif Covid-19 di lingkungan sekolah, pembelajaran tatap muka dihentikan karena status Kabupaten Tegal berubah dari zona kuning menjadi zona oranye. Berdasarkan surat keputusan bersama empat menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi, pembelajaran tatap muka hanya boleh dilakukan di daerah yang berstatus sebagai zona hijau dan kuning.
Hingga Selasa, jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal sebanyak 268 orang. Dari jumlah tersebut, 43 orang menjalani isolasi mandiri, 24 orang dirawat, 176 orang sembuh, dan 25 orang meninggal. Di Kota Tegal, kluster sekolah juga mulai bermunculan pada Agustus. Sedikitnya 12 warga sekolah yang terdiri dari siswa, guru, dan kepala sekolah dari sejumlah sekolah terpapar Covid-19.
”Kasus terakhir menimpa lima kepala sekolah di Kecamatan Tegal Selatan. Berdasarkan hasil penelusuran kami, mereka sempat pergi ke luar kota bersama,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tegal Siti Halamah.
Sebelumnya, empat orang yang terdiri dari satu guru dan tiga siswa di SMP Negeri 19 Kota Tegal dinyatakan terpapar Covid-19 setelah menjalani tes usap massal. Berdasarkan penelusuran, empat orang tersebut terpapar dari salah satu orangtua siswa yang lebih dulu meninggal akibat Covid-19. Empat orang tersebut sama-sama mengikuti pembelajaran tatap muka.
Sama seperti di Kabupaten Tegal, pembelajaran tatap muka di sejumlah SMP negeri di Kota Tegal juga dihentikan. Proses pembelajaran di sekolah-sekolah tersebut dilakukan secara daring.
”Setelah melihat perkembangan kasus Covid-19 di Kota Tegal akhir-akhir ini, sejumlah sekolah mengajukan permintaan untuk menghentikan kegiatan tatap muka. Tentu hal itu tidak menjadi masalah karena sekolah memiliki hak untuk tidak melakukan pembelajaran tatap muka,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal Ismail Fahmi.
Di Kota Tegal, pembelajaran tatap muka digelar di 33 SMP sejak Senin (3/8/2020). Adapun pembelajaran tatap muka tingkat SD direncanakan dilakukan pada November. Hingga Selasa, kasus Covid-19 di Kota Tegal sebanyak 220 orang. Dari jumlah tersebut, 25 orang dirawat, 67 menjalani isolasi mandiri, 105 orang sembuh, dan 23 orang meninggal.