Kemampuan dan tanggung jawab tim bulu tangkis putra Indonesia telah diuji sejak hari pertama Kejuaraan Asia saat melawan Hongkong. Empat dari lima pertandingan berlangsung ketat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tim bulu tangkis putra dan putri Indonesia mengawali langkah dalam Kejuaraan Asia Beregu dengan kemenangan yang sama, 4-1, atas Hongkong. Namun, laga ketat yang dilalui tim putra menjadi pelajaran untuk menghadapi dua laga lain yang tak kalah berat dalam penyisihan grup.
Hasil yang didapat pada pertandingan di Setia City Convention Centre, Selangor, Malaysia, Selasa (15/2/2022), menempatkan Indonesia pada peringkat kedua klasemen grup, masing-masing, di bawah Korea Selatan. Pada persaingan beregu putra Grup A, Korea Selatan mengalahkan India, 5-0, sementara tim putri Korsel menang dengan skor yang sama atas Kazakhstan pada Grup Z.
Hasil dari hari pembuka kejuaraan yang merupakan babak kualifikasi Piala Thomas dan Uber ini membuat Indonesia, setidaknya, membutuhkan satu kemenangan lagi untuk menempati peringkat dua besar grup. Itu menjadi syarat agar bisa tampil pada semifinal. Para semifinalis itulah yang akan mendapat tiket untuk bersaing dalam putaran final di Bangkok, Thailand, 8-15 Mei.
Khusus untuk tim putra Indonesia, hak mereka untuk bertanding di Bangkok didapat setelah mejuarai Piala Thomas 2020 di Denmark, yang penyelenggaraannya dimundurkan setahun karena Covid-19.
Meski tiket Piala Thomas sudah didapat sebelum Kejuaraan Asia berlangsung, ajang ini menjadi panggung yang tepat untuk menguji Chico Aura Dwi Wardoyo dan kawan-kawan. Para pemain pelapis skuad pelatnas utama dipercaya membawa nama “Merah Putih” yang selalu juara pada Kejuaraan Asia sebelumnya, pada 2016, 2018, dan 2020.
Kemampuan dan tanggung jawab mereka dalam kejuaraan beregu level senior ini, bahkan, telah diuji pada hari pertama. Empat dari lima pertandingan berlangsung ketat, termasuk yang berakhir dalam dua gim.
Chico, yang tampil pada laga pembuka, sebenarnya bisa menang dua gim jika tak lengah saat berhadapan dengan pemain peringkat ke-17 dunia, Lee Cheuk Yiu. Chico tak bisa mempertahankan keunggulan 15-11 meski dia akhirnya tetap memenangi pertandingan, 21-14, 18-21, 21-18. Kemenangan pada gim ketiga didapat dengan merebut lima angka beruntun setelah tertinggal 16-18.
“Saat tertinggal, saya lebih fokus dengan pola permainan sendiri dan tetap berusaha mengontrol sambil menunggu kesempatan untuk menyerang,” ujar Chico.
Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, yang bermain melawan Chan Yin Chak pada partai ketiga, harus meraih kemenangan dalam laga satu jam tujuh menit. Dia menang, 16-21, 22-20, 21-17.
Ganda putra, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Rambitan, bahkan, mendapat “pukulan keras” ketika gagal membuat match point 20-16 menjadi kemenangan. Mereka kalah dari Law Cheuk Him/Lee Chun Hei Reginald, 12-21, 21-18, 20-22. Upaya membalikkan keadaan, dari tertinggal 6-13 menjadi unggul 14-13, pada gim ketiga pun menjadi sia-sia.
Pelatih ganda putra yang mendampingi Pramudya/Yeremia di lapangan, Aryono Miranat mengatakan, pasangan peringkat ke-22 dunia itu tampil tak tenang pada pukulan-pukulan awal saat match point. “Saat menerima servis, mereka sering melakukan kesalahan hingga balik tertekan,” kata Aryono.
Pada permainan ganda yang menggunakan servis pendek, servis dan pengembalian servis menjadi pukulan yang bisa menentukan irama dalam setiap perebutan poin. Jika bisa mengecoh lawan, jenis pukulan itu bisa membuat pemain mendapat poin dengan cepat. Sebaliknya, mereka bisa tertekan dengan cepat saat melakukan kesalahan.
Saat menerima servis, mereka sering melakukan kesalahan hingga balik tertekan. (Aryono Miranat)
“Kami ingin cepat menang, sangat menggebu-gebu untuk dapat satu poin lagi, tetapi dampaknya kurang sabar. Kami juga terlalu monoton dalam menyerang. Ini jadi pelajaran bagi saya dan Yeremia untuk ke depannya,” tutur Pramudya.
Ganda kedua, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, akhirnya membuat Indonesia unggul 3-1 setelah mengalahkan Ho Wai Lun/Yeung Ming Nok 22-20, 21-16. Chrstian Adinata melengkapi kemenangan, 21-15, 21-14, saat berhadapan dengan pemain berusia 17 tahun keturunan Indonesia, Jason Gunawan.
Kemenangan kunci
Pada sesi pagi, kemenangan tim putri Indonesia menjadi bekal berharga untuk menempati peringkat dua besar grup. Dalam persaingan Grup Z, peluang terbesar untuk menang ada pada laga melawan Kazakhstan, yang akan berlangsung Rabu. Sementara, peluang dengan dua tim lainnya, Hongkong dan Korea Selatan, bisa dikatakan berimbang. Dengan demikian, kemenangan atas Hongkong pun menjadi kunci bagi Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan untuk melangkah ke semifinal.
Tiga dari empat kemenangan Indonesia didapat melalui kemenangan straight games pemain-pemain tunggal, yaitu Gregoria, Putri Kusuma Wardani, dan Stephanie Widjaja. Sementara, kemenangan dari nomor ganda disumbangkan pasangan yang baru diduetkan, Lanny Tria Mayasari/Jesita Putri Miantoro.
Adapun satu-satunya kekalahan dialami Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi yang berperan sebagai ganda pertama. Mereka mendapat peran tersebut setelah tiga pasangan yang berperingkat dunia lebih baik absen, yaitu Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto, dan Putri Syaikah/Nita Violina Marwah.
Nita hadir di Malaysia, sementara Putri ada di Indonesia karena cedera. Adapun Fadia dan Apriyani tak didaftarkan karena menjalani persiapan untuk dipasangkan, meneruskan kejayaaan ganda putri setelah Greysia/Apriyani.