Air Bersih Kini Mengalir Lebih Luas di Kelurahan Mojo, Surakarta
Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas membantu perpanjangan jaringan pipa air bersih bagi warga Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Kini, air bersih mengalir langsung ke rumah warga.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas membantu perpanjangan jaringan pipa air bersih untuk warga di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Warga akhirnya bisa merasakan air bersih mengalir langsung dari leding di rumahnya. Sebelumnya, kebutuhan air bersih warga dipenuhi dengan membeli air menggunakan jeriken.
Program perpanjangan jaringan pipa dijalin oleh Dana Kemanusiaan Kompas dengan Kelompok Swadaya Masyarakat Mojo Waras sejak akhir tahun 2021. Dana dari pembaca Kompas yang dikucurkan sebesar Rp 87 juta. Dana digunakan untuk memperluas jaringan pipa air bersih yang dipasok dari Perumda Air Minum Toya Wening, Surakarta, dari semula hanya ada 40 rumah menjadi 82 rumah. Rumah-rumah tersebut berada di RT 001 RW 003 dan RT 009 RW 002, Kelurahan Mojo.
”Dengan kerja sama ini, kami bisa menambah menjadi 42 SR (sambungan rumah). Jadi, total sekarang ada 82 SR,” kata Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Mojo Waras Mursiyono seusai acara ”Peresmian Pembangunan Sambungan Air Minum Perpipaan” di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (28/3/2022).
Dana yang diberikan, kata Mursiyono, juga dikelola dengan sistem dana bergulir. Tidak semua dana dihibahkan begitu saja. Ada subsidi yang bisa diberikan kepada warga tidak mampu untuk membuat sambungan pipa hingga ke rumah mereka. Menurut rencana, hasil dana bergulir akan dimanfaatkan kembali kelak guna membangun fasilitas sanitasi.
Keberadaan sambungan air minum, lanjut Mursiyono, menjadi hal yang sangat penting. Sebab, sudah bertahun-tahun warga hidup tanpa saluran air bersih. Ia mengingat betul, setidaknya 20 tahun lalu, warga mengandalkan kebutuhan air bersih dari sumur. Namun, lambat laun, air dari sumur berubah kotor.
”Warnanya sangat keruh. Airnya juga berbau. Jadi tidak bisa dikonsumsi. Lima tahun terakhir, kurang lebih, warga mengandalkan air bersih dengan membeli dari tukang air. Mereka membeli lewat jeriken-jeriken itu,” kata Mursiyono.
Jadi, senang sekali rasanya air minum sudah bisa mengalir sampai rumah. (Istiyani Sari)
Istiyani Sari (35), warga RT 002 RW 009, mengungkapkan hal serupa. Semua kebutuhan rumah tangganya dipenuhi dengan air yang dibeli menggunakan jeriken. Harganya Rp 2.000 per jeriken. Ia membeli air jeriken setiap hari untuk keperluan memasak. Dengan adanya sambungan air, ia merasa sangat terbantu. Hanya dengan Rp 8.000 per bulan, air yang mengalir dari ledingnya digunakan untuk semua keperluan. Mulai dari mencuci, memasak, dan lain sebagainya.
”Kalau dulu, air dari sumur tidak bisa dikonsumsi. Airnya berbau seperti besi berkarat. Untuk mencuci baju pun, kadang-kadang tersisa noda kekuningan buat baju putih. Jadi, senang sekali rasanya air minum sudah bisa mengalir sampai rumah,” ungkap Sari.
Manajer Eksekutif Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Anung Wendyartaka mengungkapkan penyaluran bantuan tersebut merupakan bentuk lain pemanfaatan dana donasi dari pembaca Kompas. Biasanya, dana donasi hanya diarahkan untuk membantu kedaruratan sewaktu terjadi bencana alam. Kini, pemanfaatan dana dikembangkan dalam bentuk kegiatan lain yang misinya juga sama-sama memperbaiki kehidupan masyarakat.
”Ternyata, di sini masih ada kebutuhan dasar yang belum terpenuhi. Lalu, ada masyarakat yang punya kesadaran dan saling membantu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini sangat membahagiakan. Terlebih lagi, kami bisa ikut ambil bagian untuk mewujudkan keinginan warga atas akses air bersih,” kata Anung.
Anung menyatakan, konsep bantuan serupa tidak akan berhenti. Pasalnya, air bersih menjadi persoalan krusial yang dibutuhkan demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Harapannya, jika persoalan semacam itu dapat tertangani, generasi penerus akan semakin kompetitif karena hidup dalam kualitas yang lebih baik.
Lurah Mojo Nurochman mengucapkan terima kasihnya kepada segala pihak yang membantu keberhasilan dalam program tersebut. Bantuan tersebut diyakininya akan mengangkat kualitas air bersih kebutuhan warga yang selama ini sulit didapat. Ia meminta kepada segenap warga agar secara proaktif ikut merawat fasilitas yang sudah tersedia. Harapannya, fasilitas air bersih bisa berumur panjang dan terus memberikan manfaat bagi warga setempat.
”Silakan seluruh penerima manfaat ini memanfaatkan sebaik-baiknya. Panjenengan yang akan berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara agar fasilitas ini dapat terus bermanfaat. Tujuannya agar umur manfaatnya nanti bisa dirasakan panjang,” kata Nurochman.
Pembetulan:
Pada paragraf ketujuh, semula tertulis, "Hanya dengan Rp 80.000 per bulan, air yang mengalir dari ledingnya digunakan untuk semua keperluan. Mulai dari mencuci, memasak, dan lain sebagainya." Bagian itu dikoreksi menjadi, "Hanya dengan Rp 8.000 per bulan, air yang mengalir dari ledingnya digunakan untuk semua keperluan. Mulai dari mencuci, memasak, dan lain sebagainya."