logo Kompas.id
Bebas AksesIndustri Pupuk, Ketahanan...
Iklan

Industri Pupuk, Ketahanan Pangan, dan Hidup Mati Bangsa

Di tengah beragam tantangan, pemenuhan kebutuhan pupuk nasional mesti tetap jalan. Pabrik pupuk milik negara menopang pemenuhan itu. Berikut petikan wawancara dengan Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA, SUCIPTO
· 7 menit baca
Foto udara pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Foto udara pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Sektor pertanian terbukti jadi penyelamat perekonomian pada tahun 2020 atau masa awal pandemi Covid-19. Sektor ini tumbuh positif ketika sektor lain umumnya terperosok. Dalam menopang ketahanan tersebut, pupuk sebagai material penting pemenuhan nutrisi tanaman tak bisa dilepaskan kontribusinya.

Pandemi membuat banyak negara berusaha mengamankan komoditas untuk kebutuhan domestik. Tak sedikit pelabuhan dikunci guna mencegah penularan virus. Arus perdagangan global tersendat. Namun, ketika guncangan rantai pasok belum reda, pada tahun 2022, perang Rusia dan Ukraina pecah dan membuat suhu geopolitik memanas.

Di tengah berbagai tantangan itu, pemenuhan kebutuhan pupuk nasional mesti tetap jalan. Pabrik-pabrik pupuk milik badan usaha milik negara (BUMN), di bawah entitas PT Pupuk Indonesia (Persero), menopang pemenuhan itu. BUMN juga tidak diam begitu saja. BUMN terus bergerak. PT Pupuk Kalimantan Timur, misalnya, ditugaskan pemerintah membangun pabrik baru di Fakfak, Papua Barat, dan ditargetkan berproduksi pada 2028.

Berikut pernyataan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi, Jumat (28/7/2023), saat dihubungi Kompas maupun saat ditemui di Bontang, Minggu (23/7/2023).

Rahmad Pribadi, yang kini menjabat Dirut PT Pupuk Indonesia (persero), saat ditemui di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Rahmad Pribadi, yang kini menjabat Dirut PT Pupuk Indonesia (persero), saat ditemui di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Bagaimana program jangka pendek, menengah, dan panjang dari Pupuk Indonesia?

(Saya) baru satu hari, jadi program sedang disusun bersama-sama dengan direksi lain. Tapi, sudah jelas, kita akan menjadi tulang punggung dari keamanan pangan nasional.

Meski program sedang disusun, adakah fokus-fokus kerja yang akan dilakukan oleh Pupuk Indonesia?

Setidaknya, ada tiga hal. Pertama, tetap akan melakukan penambahan kapasitas produksi. Ini seperti ekspansi membangun pabrik di Papua. Kedua, melakukan pengamanan sumber bahan baku. Fosfor dan kalium itu, kan, harus kita impor. Ketiga, kita akan merevitalisasi pabrik-pabrik yang sudah tua, salah satunya di Pusri, Pupuk Sriwidjaja. Jadi, kita akan menggunakan teknologi yang low carbon intensity. (Pekerjaan) yang sudah dilakukan di PKT akan ditularkan ke seluruh pabrik pupuk di Indonesia.

Rahmad Pribadi difoto di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023). Akhir pekan lalu, Rahmad masih menjadi Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Per Kamis kemarin, Rahmad diangkat menjadi Dirut PT Pupuk Indonesia.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Rahmad Pribadi difoto di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023). Akhir pekan lalu, Rahmad masih menjadi Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Per Kamis kemarin, Rahmad diangkat menjadi Dirut PT Pupuk Indonesia.

Baca juga: Tanam Mangrove, Salah Satu Komitmen Industri Petrokimia dalam Dekarbonisasi

Sejauh ini, bagaimana kontribusi pabrik pupuk dalam mendukung ketahanan pangan?

Sebagai produsen urea terbesar di Asia Tenggara dan nomor enam terbesar di Asia Pasifik, PKT misalnya, berkontribusi besar bagi ketahanan pangan nasional. Sebab, dalam pertanian modern, tak mungkin bicara pertanian tanpa pupuk. Peningkatan produktivitas pertanian itu membutuhkan pupuk. Karena (pasar) kami di region (kawasan) cukup besar, maka kami juga menjaga ketahanan pangan kawasan. Sekitar 70 persen dari produk kami fokuskan untuk dalam negeri, 30 persen diekspor.

Bagaimana strategi menyeimbangkan kebutuhan dalam negeri dan ekspor?

Kami, kan, badan usaha milik negara sehingga keberadaan kami harus selalu selaras dengan stretagi pembangunan nasional. Sebagaimana arahan Menteri BUMN, kami harus bisa menjadi salah satu sokoguru perekonomian nasional, tetapi pada saat bersamaan beliau juga mendorong Go Global.

Kami lihat dulu amanat utamanya, yaitu menjaga ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, kami fokus nasional dulu dan ketika ada kelebihan, kami akan ekspansi penjualan ke luar negeri.

Rahmad Pribadi (kanan) yang kini menjabat Direktur Utama PT Pupuk Indonesia berbincang dengan pekerja di pabrik PKT di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Rahmad Pribadi (kanan) yang kini menjabat Direktur Utama PT Pupuk Indonesia berbincang dengan pekerja di pabrik PKT di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Ekspansi diperlukan ketika negara akan meningkatkan produksi pertaniannya. Ingat, pada 2050, jumlah penduduk dunia akan lebih dari 10 miliar (jiwa). Dan 2050 bukan waktu yang lama, sedangkan membangun pabrik itu membutuhkan waktu.

PKT secara aktif menggunakan keuntungan yang sudah diperoleh untuk pengembangan.

Oleh karena itu, PKT misalnya, secara aktif menggunakan keuntungan yang sudah diperoleh untuk pengembangan. Kalau penduduk dunia sudah lebih dari 10 miliar jiwa, sedangkan besaran bumi tak berubah, pasti akan terjadi perebutan sumber pangan. PKT mengambil posisi sebagai leading sector untuk mengamankan (pemenuhan) kebutuhan pangan Indonesia ke depan.

Jadi, kami juga menyiapkan untuk jangka panjang. Untuk jangka pendek, kebutuhan urea nasional berkisar 6-7 juta ton per tahun, sedangkan produksi urea PKT 3,4 juta ton per tahun. Kami cukup signifikan dan masih ada sister company sehingga kami masih bisa ekspor.

Bagi kami, ketahanan pangan ini soal mati hidupnya bangsa sehingga kita tidak bisa hanya lihat jangka pendek. Harus benar-benar lihat ke depan. Tahun 2045 bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka, lalu 5 tahun setelah itu, terjadi ledakan penduduk dunia. Jadi, tantangan yang ada harus mulai kita antisipasi.

Pekerja mengecek bagian mesin produksi di PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Pekerja mengecek bagian mesin produksi di PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Semua itu akan selalu terkait dengan kondisi global?

Ketahanan pangan di Indonesia itu tidak bisa berdiri sendiri dan terpengaruh oleh kondisi global. Di industri pupuk, khususnya di PKT, kami selalu bilang: what goes in fertilizer will not stay in fertilizer. Jadi, apa pun yang terjadi di pupuk itu dampaknya jauh dari sekadar industri pupuk. Ini soal ketahanan pangan dan hidup matinya bangsa. Kalau mau menjaga kelangsungan hidup bangsa, di sini mulainya. Jaga ketahanan pangan dan ketersediaan pasokan pupuk.

Instabilitas geopolitik di beberapa wilayah di dunia ternyata memiliki dampak ke Indonesia. Ini menjadi pelajaran agar kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi segala macam guncangan. Kita tidak pernah menganggap perang itu satu yang positif, sebaliknya, ialah sesuatu yang buruk dan tentu semua menghindari itu. Tapi kenyataannya itu terjadi. Tensi geopolitik di beberapa negara itu harus kita antisipasi, salah satunya adalah dengan memperkuat ketahanan industri pupuk nasional.

Itu sebabnya kami mau membangun pabrik baru di Papua Barat. Itu salah satu strategi kami memperkuat posisi ketahanan pangan Indonesia, yakni dengan memperkuat ketahanan industri pupuk nasional. Tanpa itu, ketahanan pangan kita sulit dicapai.

Itu salah satu strategi kami memperkuat posisi ketahanan pangan Indonesia, yakni dengan memperkuat ketahanan industri pupuk nasional.

Iklan

Seperti apa proyek tersebut dan mengapa di Papua Barat?

Kami diberi amanat oleh pemerintah untuk membangun pabrik pupuk di Papua Barat. Kenapa di sana? Karena Papua Barat memiliki sumber gas luar biasa. Kita semua memahami, selama 10 tahun terakhir ini pemerintah selalu mendorong hilirisasi. Pak (Presiden) Joko Widodo tidak menginginkan sumber daya alam kita diekspor dalam bentuk mentah, diolah di luar negeri, dan diimpor kembali ke Indonesia. Beliau inginkan peningkatan nilai tambah terjadi di Indonesia.

Oleh karena itu, gas yang ada di Papua Barat, yang selama ini sebagian besar diekspor dalam bentuk gas, akan kami kembangkan dalam bentuk pupuk. Saya yakin akan terus meningkat dan tak hanya satu pabrik. Kami sudah mulai persiapan dan akhir tahun ini akan mulai persiapan pembangunan infrastrukturnya. Insya Allah akan berproduksi pada tahun 2028.

Pekerja menggunakan sepeda berkeliling pabrik di PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Pekerja menggunakan sepeda berkeliling pabrik di PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Baca juga: Momentum Pupuk Kaltim Kembangkan Pasar dan Diversifikasi Produk

Beberapa waktu sosialisasi dilakukan dan apa tahapan setelah itu?

Sekarang kami sedang menyelesaikan proses pengadaan lahan dan mudah-mudahan selesai dalam beberapa bulan ke depan. Lalu dilanjutkan dengan persiapan pembangunan infrastruktur. Tahun depan akan kami mulai bangun pabriknya.

Kemarin juga sempat dikunjungi Pak Wakil Presiden (Ma’ruf Amin). Alhamdulillah, seluruh masyarakat adat yang ada di seputar pabrik yang akan kami bangun setuju dan sepakat untuk mendukung ini. Saya juga cukup bangga karena mereka menyambut baik. Sebab, mereka melihat apa yang kami lakukan di Bontang.

Kami berharap pabrik yang kami bangun adalah industri yang inklusif di mana paritispasi masyarakat bukan diharamkan, tetapi diharapkan.

Seperti apa penyiapan sumber daya manusia untuk kebutuhan tenaga kerja pabrik?

Membangun pabrik pupuk membutuhkan waktu yang lama dan pabrik pupuk itu capital intensive (padat modal) dan technology intensive (padat teknologi). Ini sebuah proses yang cukup rumit. Dari gas, lalu menjadi jadi cair, lalu bentuk padatan, hingga digunakan untuk pupuk. Oleh karena itu, kesiapan sumber daya manusia (SDM) sangatlah penting.

Pendidikan bagi talenta-talenta dari Indonesia timur, khususnya dari Papua dan Papua Barat, sudah kami mulai sejak tahun lalu. Ini untuk mempersiapkan mereka. Sebab, kami berharap pabrik yang kami bangun adalah industri yang inklusif di mana paritispasi masyarakat bukan diharamkan, tetapi diharapkan. Keberadaan industri memberi manfaat, bukan memberikan musibah.

Partisipasi masyarakat kami harapkan dan kami memastikan akan memberikan manfaat kepada masyarakat. Jadi, pabrik belum dibangun, tapi SDM sudah kami siapkan dari tahun lalu.

Tiba di Fakfak, Kamis (13/7/2023), Wakil Presiden Ma'ruf Amin disambut tarian, dikalungi noken, dan diberikan ikat kepala tradisional.
KOMPAS/NINA SUSILO

Tiba di Fakfak, Kamis (13/7/2023), Wakil Presiden Ma'ruf Amin disambut tarian, dikalungi noken, dan diberikan ikat kepala tradisional.

Baca juga: Pupuk Kaltim Targetkan Dominasi Pasar Asia-Pasifik

Dari semua pabrik yang beroperasi saat ini, mana yang terbesar?

Pabrik 5 ialah yang terbaru (diresmikan pada 2015), termodern, dan terbesar di PKT. Di sini produksi amonia sebesar 2.500 ton per hari dan urea 3.500 ton per hari. Kalau nilai produknya sehari Rp 20 miliar. Setahun hampir Rp 7 triliun yang dihasilkan dari pabrik terbesar kami ini. Jadi, cukup besar.

Dalam upaya menekan emisi karbon (dekarbonisasi), apa saja yang sudah dilakukan PKT?

PKT memosisikan diri sebagai pelopor transformasi hijau industri petrokimia berbasis gas alam. Di sisi lingkungan ada beberapa inisiatif yang kami lakukan.

Pertama, konsep kami dalam dekarbonisasi adalah dengan low carbon intensity technology (teknologi intensitas rendah karbon). Pabrik yang kurang efisien kami buat efisien agar karbon yang diemisikan berkurang. Kami juga sudah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), menerapkan co-firing (pencampuran batubara dengan biomassa), hingga mennggunakan kendaraan listrik.

Kedua, kami menggunakan konsep sirkular ekonomi. Karbon, yang tadinya dianggap emisi/limbah, kami manfaatkan sebagai bahan baku produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi. Contohnya pabrik soda ash (yang sedang dibangun).

Rahmad Pribadi, yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Pupuk Indonesia saat difoto di pabrik Pupuk Kalimantan Timur di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Rahmad Pribadi, yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Pupuk Indonesia saat difoto di pabrik Pupuk Kalimantan Timur di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Ketiga, kami melakukan carbon sequestration dengan melakukan penanaman pohon-pohon. Hingga 2030, akan ada 10 juta pohon yang kami tanam, terdiri dari 6 juta tanaman mangrove dan 4 juta tanaman buah-buahan. Mitra-mitra PKT akan mendapat manfaat dari ini.

Dalam menanam 4 juta buah-buahan, kami melibatkan masyarakat. Jadi, mereka boleh ambil buahnya, tetapi kami meminta agar pohonnya, sebagai penyerap karbon, dipelihara. Ke depan, kami juga akan mengembangkan clean ammonia dengan karbon yang lebih rendah.

Dari semua yang kami lakukan, alhamdulillah, tahun ini PKT menempati peringkat pertama penerapan ESG oleh lembaga rating dunia, Sustainalytics, di antara 73 perusahaan (sektor agrokimia) di dunia. Ini membanggakan karena kami membuktikan bangsa Indonesia bisa menjadi role model bagi masyarakat global. Ini menunjukkan arah kita untuk menjadi pelopor transformasi hijau ini sudah berjalan di jalur yang tepat.

Pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Tahun 2021 dan 2022, PKT mencatatkan laba bersih terbesar sepanjang sejarah, seperti apa pemanfaatannya?

Naik turun itu pasti terjadi. Yang penting ialah bagaimana menggunakan profit yang kami dapatkan, ketika berada di atas, digunakan untuk masa depan. Profit yang kami peroleh tahun lalu, Rp 14,5 triliun, kami reinvestasikan dalam pembangunan pabrik-pabrik baru dan juga untuk meningkatkan keandalan maupun efisiensi dari pabrik yang ada.

Ini adalah strategi kami untuk bisa terus berkembang. Harapannya, apapun kondisi yang ada di global, kami tetap bisa exist. Kami tidak berani bermain-main dengan masa depan. Kami sangat serius, teliti, dan kami ingin apa yang kami sudah peroleh dalam sekian tahun ini digunakan sebaik-baiknya untuk mengantisipasi peluang dan tantangan masa depan.

Rahmad Pribadi, yang kini menjadi Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, saat berada di ruang kontrol pabrik PKT di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Rahmad Pribadi, yang kini menjadi Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, saat berada di ruang kontrol pabrik PKT di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000