logo Kompas.id
Bebas AksesTanam Mangrove, Salah Satu...
Iklan

Tanam Mangrove, Salah Satu Komitmen Industri Petrokimia dalam Dekarbonisasi

Menanam mangrove dengan menggandeng warga menjadi salah satu upaya industri petrokimia dalam perimbangan karbon.

Oleh
SUCIPTO, ADITYA PUTRA PERDANA
· 4 menit baca
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Rahmad Pribadi (kanan) didampingi pengelola Wisata Mangrove Teluk Bangko, Hadi Wiyoto, melihat area pembibitan mangrove di Wisata Mangrove Teluk Bangko, Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
SUCIPTO

Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Rahmad Pribadi (kanan) didampingi pengelola Wisata Mangrove Teluk Bangko, Hadi Wiyoto, melihat area pembibitan mangrove di Wisata Mangrove Teluk Bangko, Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Carbon offset atau perimbangan karbon dengan menanam mangrove menjadi salah satu upaya menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh berbagai industri, termasuk industri petrokimia. Melalui cara tersebut, industri bisa terus berkembang mengikuti permintaan pasar dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Itu salah satunya dilakukan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur atau PKT, yang tahun ini menanam 500.000 bibit mangrove di beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya di Telok Bangko, Kelurahan Lok Tuan, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan timur, yang berjarak sekitar 2,5 kilometer (km) dari kompleks pabrik PKT. Penanaman bersama itu dilakukan pada Minggu (23/7/2023).

”Di lokasi PKT ada 100.000 mangrove dan bibitnya dari Telok Bangko. Tahun depan (2024) ditargetkan ada 1 juta pohon mangrove yang ditanam, kemudian terus dilanjut hingga 2030. Pengurangan emisi nantinya hingga 600.000 ton karbondioksida (CO2) per tahun,” ujar VP Riset PKT Awalia Noor Baroroh.

Dalam program penanaman mangrove, PKT, imbuh Awalia, juga bekerja sama dengan Yayasan Benih Baik. Itu termasuk penanaman mangrove di sejumlah daerah di Indonesia bagian timur, seperti 25.000 mangrove di Lembata, Nusa Tenggara Timur; 25.000 di Alor, Nusa Tenggara Timur; dan 50.000 di Sorong, Papua Barat Daya.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menuturkan, sekuestrasi karbon (carbon sequestration) atau penangkapan dan penyimpanan karbon menjadi salah satu upaya pihaknya dalam dekarbonisasi. Hingga 2030, akan ada 10 juta pohon yang ditanam oleh PKT, terdiri dari 6 juta mangrove dan 4 juta tanaman buah-buahan.

Baca Juga: Momentum Pupuk Kaltim Kembangkan Pasar dan Diversifikasi Produk

Karyawan PT Pupuk Kalimantan Timur menunjukkan bibit mangrove yang akan ditanam di Wisata Mangrove Teluk Bangko, Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
SUCIPTO

Karyawan PT Pupuk Kalimantan Timur menunjukkan bibit mangrove yang akan ditanam di Wisata Mangrove Teluk Bangko, Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Itu memberi manfaat kepada masyarakat dan mitra-mitra PKT. ”Pada penanaman 4 juta pohon buah-buahan, misalnya, turut melibatkan masyarakat. Buah boleh mereka (warga) ambil, sedangkan pohonnya kami minta untuk dipelihara sebagai penyerap karbon,” katanya.

Di samping itu, upaya dekarbonisasi oleh PKT juga dilakukan dengan low carbon intensity, seperti membuat pabrik lebih efisien sehingga emisi berkurang. Upaya lainnya dilakukan dengan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), penerapan co-firing (pencampuran batubara dengan biomassa) pada boiler batubara di pabrik PKT, hingga peggunaan kendaraan listrik.

Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, yang hadir dalam penanaman mangrove di Bontang, Minggu (23/7/2023), mengatakan, cepat atau lambat, perdagangan karbon di Indonesia menjadi keniscayaan. Untuk itu, pihaknya turut melihat sejauh mana kesiapan dan kesadaran perusahaan-perusahaan.

Iklan

”Industri berkembang dan menjadi tumbuh besar itu harus. Namun, di sisi lain, perusahaan itu akan semakin diberikan beban di kemudian hari terhadap pengelolaan lingkungan. Upaya-upaya perusahaan atau industri dalam menjaga lingkungan harus terus dilakukan,” kata Yeka.

Foto udara pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Foto udara pabrik PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Ia mengapresiasi apa yang dilakukan PKT dengan menanam mangrove ataupun tanaman-tanaman lainnya sebagai bagian dari upaya perimbangan karbon. Ia pun berharap berbagai pihak terus melakukan hal serupa.

Sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia, imbuh Yeka, seharusnya menjadi potensi besar terkait penanaman mangrove.

Pelibatan warga

Tak kalah penting, lanjut Yeka, ialah pelibatan masyarakat lokal. Sebab, warga merupakan orang yang setiap hari berada di lingkungan sekitar mangrove dan menerima dampak positif jika penanaman mangrove berhasil, seperti mendapat daya dukung lingkungan yang baik, mendapat udara bersih, dan bisa memanfaatkan hutan mangrove sebagai tempat wisata.

”Banyak program penanaman mangrove gagal karena tidak melibatkan masyarakat lokal. Padahal, itu amatlah penting (untuk keberlanjutan),” katanya.

Warga menyusuri jembatan kayu ulin di Wisata Mangrove Teluk Bangko, Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).
SUCIPTO

Warga menyusuri jembatan kayu ulin di Wisata Mangrove Teluk Bangko, Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur, Minggu (23/7/2023).

Sebagai contoh pelibatan warga bisa dilihat dalam program yang dilakukan di Wisata Mangrove Teluk Bangko Bontang. Semula, lahan mangrove di sana banyak yang terdegradasi dan dialihfungsikan warga. Hadi Wiyoto (54), pengelola Teluk Bangko, mengatakan, semula ia hanya berjalan seorang diri merehabilitasi lahan mangrove di sana sejak 2010.

Sejak 2019, ia mendapat pembinaan dari PKT sehingga ia kini bisa mengelola lahan mangrove tersebut bersama 20 warga. Kelompok itu kini sudah terlatih membibitkan, menanam, dan merawat mangrove di lahan yang kritis.

Dalam tiga tahun terakhir, kata Hadi, sedikitnya sudah ada 260.000 mangrove yang ditanam di tempat tersebut hasil kerja sama warga dan PKT. Perusahaan membantu mendampingi warga untuk melakukan pembibitan hingga penanaman mangrove di lahan yang terdegradasi.

Baca Juga : Baca juga: Pupuk Kaltim Targetkan Dominasi Pasar Asia-Pasifik

Selain itu, warga juga diajak belajar bersama untuk mengolah buah dari pohon bakau untuk dijadikan sirup dan makanan. Dengan demikian, warga bisa mendapatkan manfaat lingkungan dan manfaat ekonomi dari mangrove tanpa harus menebang pohonnya.

”Mangrove adalah salah satu kawasan tumbuhan yang banyak menghasilkan oksigen. Ini fungsinya sangat penting untuk kehidupan manusia. Adapun sebagai tempat rekreasi itu (manfaat) sampingan saja,” kata Hadi.

Editor:
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000