logo Kompas.id
Bebas AksesPrinsip ESG Makin Jadi...
Iklan

Prinsip ESG Makin Jadi Tuntutan di Sektor Pertanian

Prinsip ESG memengaruhi perilaku investor dan konsumen dan kian jadi tuntutan. Sektor pertanian dinilai perlu beradaptasi untuk menerapkan ESG dengan menyeimbangkan prioritas produksi dan dampak lingkungan.

Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN
· 3 menit baca
Lanskap perkebunan hortikultura milik petani yang tergabung dalam kelompok Petani Muda Keren Gobleg di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, Sabtu (10/6/2023).
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Lanskap perkebunan hortikultura milik petani yang tergabung dalam kelompok Petani Muda Keren Gobleg di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, Sabtu (10/6/2023).

JAKARTA, KOMPAS — Perilaku investor dan konsumen mulai memperhatikan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG. Pemenuhan ESG kini menjadi tuntutan zaman yang tak dapat dihindari. Namun, untuk memenuhi prinsip tersebut, sektor produksi pertanian membutuhkan biaya besar.

Ekosistem pertanian berdampak langsung pada penggunaan lahan, konsumsi air, deforestasi, emisi gas rumah kaca, hingga pemanfaatan bahan kimia. Hal tersebut memengaruhi penerapan ESG, khususnya dalam permintaan investor, ekspektasi konsumen, mitigasi rIsiko, dan keberlanjutan lingkungan.

Praktisi ESG dari Lestari Capital, lembaga konsultan mengenai isu keberlanjutan, Reslian Pardede, mengemukakan, sektor pertanian sejak lama berorientasi pada peningkatan produktivitas. Penyeimbangan tingkat produksi dengan dampak lingkungan sudah disadari, tetapi tidak mudah dilakukan para petani.

”Misalnya pada penggunaan pupuk. Saat ini pupuk sesuai standar ESG sedang mahal, sementara harga produknya masih sama. Hal ini memunculkan dilema bagi petani,” ujarnya dalam diskusi bertema ”Agribusiness Sustainability through ESG Development” yang digelar PT Pupuk Kalimantan Timur dan Universitas Gadjah Mada (UGM) secara hibrida di Jakarta, Rabu (5/7/2023).

Baca juga : Biaya Tambahan dan Sumber Informasi Jadi Tantangan ESG

https://cdn-assetd.kompas.id/lEgEDMz_rI4LyrNeXQREsxYlgmM=/1024x1571/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F02%2F3ccb29c7-cd3f-40c8-a503-b3d47bb54b50_jpg.jpg

Diskusi diiringi dengan pembukaan acara Pupuk Kalimantan Timur-Gadjah Mada Business Case Competition. Acara tersebut turut menghadirkan Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Rahmad Pribadi, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, serta Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.

Reslian melanjutkan, penerapan ESG pada sektor pertanian membutuhkan biaya yang tidak sedikit karena tanggungan dampak lingkungannya cukup besar. Sebab, para petani atau perusahaan sektor pertanian perlu mengurangi emisi gas rumah kaca; mengatur penggunaan air, lahan, dan sumber daya secara efisien; hingga mengonservasi tanah dan biodiversitas yang ada.

Selama Covid-19, Indonesia belajar bahwa ketahanan suatu bangsa akan sangat bergantung pada pangan, digitalisasi, dan energi. Apalagi, masalah keberlanjutan dan lingkungan menjadi sangat penting untuk diperhatikan.

Iklan

Di sisi lain, usaha pertanian yang menerapkan ESG berpotensi ketambahan nilai investasi, jumlah konsumen, dan jaminan keberlanjutan. Menurut dia, aktivisme investor mengubah tren investasi menjadi lebih memperhatikan sektor lingkungan yang berkelanjutan. Selain itu, konsumen mulai sadar dan cenderung memilih produk yang berasal dari pertanian berkelanjutan.

Laporan Mandiri Institute bertajuk ”Industry for Tomorrow: Towards ESG Implementation in Indonesia” menunjukkan, lebih dari 85 persen investor akan berinvestasi pada perusahaan berprinsip ESG pada 3-5 tahun mendatang. Selain itu, 82 persen perusahaan responden di bidang pertanian mempertimbangkan prinsip ESG dalam praktik bisnisnya.

Menguntungkan

Rahmad Pribadi menuturkan, penerapan ESG oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sudah menjadi prinsip perusahaan. Hal ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, hingga hasil akhir dievaluasi secara menyeluruh menggunakan parameter-parameter ESG.

Penerapan ESG oleh PKT, lanjutnya, juga tergambar melalui laba bersih yang mencapai Rp 14,59 triliun pada tahun 2022. Selain itu, Sustainalytics per Juni 2023 mencatat, PKT menduduki posisi teratas dari total 73 perusahaan sektor agrokimia di dunia untuk penilaian ESG Risk Rating.

Baca juga : Obligasi dan Pembiayaan Hijau Kian Marak

Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Rahmad Pribadi saat membuka acara Pupuk Kalimantan Timur-Gadjah Mada Business Case Competition secara hibrida di Jakarta, Rabu (5/7/2023).
KOMPAS/WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN

Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Rahmad Pribadi saat membuka acara Pupuk Kalimantan Timur-Gadjah Mada Business Case Competition secara hibrida di Jakarta, Rabu (5/7/2023).

”Capaian PKT membuktikan Indonesia bisa menjadi contoh untuk dunia. Ide-ide yang berkaitan dengan sektor agrobisnis harus terus dimunculkan. Sebab, inovasi selalu memiliki generasi selanjutnya,” kata Rahmad.

Menurut Perry Warjiyo, Indonesia sejak lama dijuluki negara agraris yang menyuplai produk pertanian seperti karet, kelapa sawit, kopi, dan beras. Selain berdampak pada sektor produksi, kemajuan dalam agrobisnis juga mampu meningkatkan penciptaan lapangan kerja.

Baca juga : Investasi Berkelanjutan Makin Berkembang

Di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,03 persen secara tahunan (year on year), lanjutnya, sektor pertanian berkontribusi 13 persen dari total produk domestik bruto (PDB). Jumlah ini lebih dari Rp 2.000 triliun per tahun, yang tergolong sebagai terbesar ketiga setelah industri pengolahan dan perdagangan besar.

”Selama Covid-19, Indonesia belajar bahwa ketahanan suatu bangsa akan sangat bergantung pada pangan, digitalisasi, dan energi. Apalagi, masalah keberlanjutan dan lingkungan menjadi sangat penting untuk diperhatikan,” katanya.

Baca juga : Generasi Milenial dan Z Lebih Pilih Investasi Berkelanjutan

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000