Tanpa henti dan dengan beragam strategi, Israel terus memperkuat upaya menjalin hubungan diplomatik resmi dengan lebih banyak negara. Gerakan itu mulai dari Timur Tengah hingga Indonesia.
Oleh
MUSTHAFA ABDUL RAHMAN
·3 menit baca
Israel pekan ini secara mengejutkan melakukan gerakan diplomasi intensif dalam upaya memperkuat pengaruh di negara-negara. Sudan dan Uni Emirat Arab hingga Indonesia masuk dalam daftar negara yang menjadi agenda gerakan diplomasi Israel tersebut.
Gerakan diplomasi itu bagian dari kebijakan strategis Israel yang lahir dari kesepakatan Abraham tahun 2020. Kesepakatan Abraham adalah pembuka hubungan resmi Israel dengan UEA pada Agustus 2020, Bahrain pada September 2020, Sudan pada Oktober 2020, dan Maroko pada Desember 2020.
Israel dengan dukungan Amerika Serikat (AS) kini terus berusaha memperluas kesepakatan Abraham dengan negara Arab lain dan negara-negara berpenduduk mayoritas Islam. Sebagai bagian dari gerakan diplomasi itu, delegasi keamanan dan intelijen Israel, Rabu (19/1/2022), mengunjungi Khartum, Sudan, untuk melakukan pembicaraan dengan pimpinan militer dan intelijen Sudan.
Delegasi Israel, seperti diberitakan kantor berita Israel, Kan, telah bertemu Panglima Militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Dagalo, serta Kepala Intelijen Sudan Ahmed Ibrahim Mufaddal. Harian Asharq al-Awsat, Kamis (20/1), mengungkapkan, delegasi Israel dan pejabat militer Sudan membahas peluang bantuan konsultasi Israel atas solusi politik di Sudan.
Israel mencemaskan krisis politik di Sudan yang bisa berdampak buruk pada masa depan hubungan Israel-Sudan. Israel menginginkan pejabat tinggi militer Sudan saat ini, seperti Abdel Fattah al-Burhan dan Mohamed Hamdan Dagalo, tetap memiliki peran dalam kekuasaan di Sudan mendatang, apa pun pola solusi atas krisis politik di negara itu. Oleh karena itu, menurut harian Asharq al-Awsat, Israel ingin ikut andil dalam kerja sama dengan PBB dan Uni Afrika untuk merancang pola solusi politik di Sudan. Arahnya, menjamin kepentingan Israel di Sudan terlindungi.
Sebelumnya seperti diberitakan situs Israel, Walla, delegasi Israel yang berintikan pejabat Mossad dan militer pada 1 November 2021 mengunjungi Khartum untuk mengetahui secara langsung perkembangan di Sudan. Delegasi Israel itu menemui Panglima Militer Sudan Letjen Abdel Fattah al- Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal dengan julukan ”Hamidati”.
Masih dalam rangka diplomasi, PM Israel Naftali Bennett, Selasa (18/1), seperti diberitakan harian The Jerusalem Post, juga mengirim surat kepada Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Mohammed bin Zayed al-Nahyan (MBZ). Isinya, Israel menawarkan bantuan keamanan dan intelijen kepada UEA agar UEA terhindar dari serangan roket atau pesawat nirawak (drone) milik kelompok Houthi di Yaman.
Seperti diberitakan, pada Senin (17/1), Abu Dhabi menjadi sasaran pesawat nirawak Houthi. Tiga orang tewas dalam serangan tersebut. Israel mengecam serangan itu.
Pada hari yang sama, radio militer Israel memberitakan bahwa delegasi Satgas Covid-19 Indonesia mengunjungi Israel. Delegasi Indonesia disebutkan bertemu pejabat kesehatan Israel. Mereka berbagi pengalaman terkait penanganan pandemi Covid-19.
Radio militer Israel tidak menyebut secara persis waktu kunjungan delegasi kesehatan Indonesia ke Israel itu. Pemerintah Israel juga tidak memberi keterangan resmi tentang kunjungan itu. Sudah menjadi tradisi politik Israel bahwa kunjungan yang bersifat rahasia ke Israel oleh delegasi negara yang belum memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Tel Aviv tidak mendapat komentar resmi dari Pemerintah Israel.
Hal yang sama terjadi pada pertemuan rahasia antara PM Libya Abdul Hamid Dbeibeh dan Direktur Mossad David Barnea, di Amman, Jordania, yang dilansir laman harian Suriah, Al-Hadath, pada 12 Januari lalu.
Tentang pertemuan pejabat Indonesia dan Israel, pertemuan itu merupakan yang kedua dalam dua bulan terakhir. Sebelumnya, dikabarkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu dengan Kuasa Usaha Israel untuk Bahrain Itay Tagner, pada 20 November 2021, saat penyelenggaraan International Institute for Strategic Studies Manama Dialogue yang digelar pada 19-21 November 2021.
Indonesia dan Israel sampai saat ini belum menjalin hubungan diplomatik. Israel dan AS terus berupaya agar Indonesia bergabung dalam kesepakatan Abraham. Sejauh ini upaya itu menemui kegagalan.