logo Kompas.id
Artikel OpiniDi Bawah Bendera Demokrasi
Iklan

Di Bawah Bendera Demokrasi

Transisi dan konsolidasi demokrasi memang harus melalui jalan sulit dan berliku, memerlukan kesabaran revolusioner. Kuantitas dan kualitas habitus demokrasi menentukan keberlanjutan transformasi lembaga dan regulasi.

Oleh
M FADJROEL RACHMAN
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/XSzi3JTqMe6ZMfxw0moJIbLQdlg=/1024x768/https%3A%2F%2Finr-production-content-bucket.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com%2FINR_PRODUCTION%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F17%2Faaf09e00-1278-42d1-b7e1-f4d39de1719b_jpg.jpg

Mungkinkah demokrasi berakhir? Sangat mungkin! Tak hanya sejarah dunia memberikan contoh kekuasaan yang menghabisi demokrasi seperti Hitler di Jerman, Mussolini di Italia, Franco di Spanyol, Pol Pot di Kamboja, dan yang lainnya. Mengguntur teriakan Il Duce Mussolini, ”Tidak ada kompromi antara totaliterisme dan demokrasi!” (Packard, 2003).

Ideologi penghancur demokrasi umumnya bersumber dari ideologi ekstrem kiri dan kanan di berbagai belahan dunia, juga para pihak yang menjadikan demokrasi sekadar alat meraih kekuasaan politik dan ekonomi.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000