logo Kompas.id
Artikel OpiniSejarah Mengaum
Iklan

Sejarah Mengaum

Luka sejarah tak akan pernah hilang. Sejarah akan tetap mengaum. Permintaan maaf yang hanya terbatas pada kekejaman kolonial sepanjang periode Revolusi Nasional 1945-1949 tak memenuhi standar etika yang sebenarnya.

Oleh
FACHRY ALI
· 9 menit baca
Heryunanto

Berita utama Kompas, ”PM Belanda Meminta Maaf pada Indonesia” (19/2/2022) membuat sejarah kembali ”mengaum” di Indonesia.

Frasa sejarah mengaum saya pinjam dari sajak Sitor Situmorang, ”Kepada Clochard”, yang ditulis pada 1953. ”Di udara dingin,” tulis Sitor dalam sajak itu, ”mengaum sejarah/Bening seperti es membatu di hati”. Dan, dilanjutkan: ”... Antara senja dan malam/Merentang luka yang dalam”.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000