Kekerasan berbasis jender daring yang mengintai perempuan dan anak-anak tidak bisa dibiarkan. Karena itu, sikap berhati-hati dan waspada perlu terus disampaikan kepada masyarakat agar tidak terjerat menjadi korban.
Pandemi Covid-19 membuat akses masyarakat untuk berkomunikasi melalui media sosial semakin terbuka. Namun, ancaman kekerasan berbasis jender daring membayangi sejumlah perempuan, termasuk anak-anak.
Kejahatan berbasis jender daring saat ini menjadi ancaman terselubung, bahkan menjadi teror bagi sejumlah perempuan. Literasi dan edukasi menjadi kunci agar masyarakat memahami dan tahu cara menghadapi kejahatan daring.
Keluarga dan sekolah memiliki peran penting mencegah semakin maraknya kasus kekerasan berbasis jender daring.
Kekerasan berbasis gender ”online” (KBGO) tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Praktik ini meninggalkan jejak digital yang sulit hilang.
Instalasi replika pakaian penyintas kekerasan seksual "Saat Itu Aku..." dipamerkan pada Pameran 16 Rupa : Beda itu Biasa, memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtp) di Ruang Selatan Kemang, Jakarta.
Instalasi replika pakaian penyintas kekerasan seksual "Saat Itu Aku..." dipamerkan pada Pameran 16 Rupa : Beda itu Biasa, memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKtp) di Ruang Selatan Kemang, Jakarta.
JAKARTA KOMPAS - Laporan kekerasan di ranah dunia maya yang diterima Komisi Nasional Antikekerasan Terhadap Perempuan meningkat Tahun ini sejak Februari 208 jumlah pengaduan kekerasan di dunia maya yang diterima Komnas Perempuan hampir 100 kasus tahun 2017 sebanyak 65 kasus Bentuk lapora
Pemain film Richard Kyle 30 menjadi satu dari 16 selebritas pendukung 16 Film Festival 16FF Teh Nia minta aku bantu dukung acaranya Dengan senang hati aku suport ujar Richard pekan lalu di Jakarta Keterlibatan Richard untuk mengampanyekan antikekerasan kepada perempuan untuk memp