PT KCI akan terus menambah kapasitas kereta komuternya hingga mencapai 12 kereta dalam setiap rangkaian. Hal ini untuk meningkatkan daya angkut dan layanan kepada para komuter Jabodetabek.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Kereta Commuter Indonesia akan terus menambah jumlah formasi kereta commuter line untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang. Oleh karena itu, peron yang ada di stasiun terutama di lintas barat, akan dibangun supaya bisa menampung rangkaian 12 kereta.
“Saat ini masih banyak stasiun yang peronnya belum diperpanjang seperti di Stasiun Kebayoran, Serpong, dan Rangkasbitung,” kata Direktur Utama PT KCI Wiwik Widayanti, kepada wartawan, Kamis (21/11/2019).
Wiwik menambahkan, pada tahun 2020, PT KCI akan berupaya mengoperasikan kereta di seluruh lintas dengan 12 formasi. Hal itu untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang. Kereta-kereta baru yang datang dari Jepang akan segera diurus sertifikasinya dari Kementerian Perhubungan. Hingga secepatnya, kereta bisa digunakan untuk melayani penumpang.
Saat ini, KCI sudah memiliki 1.060 unit kereta. Secara bertahap, PT KCI juga terus mengimpor kereta bekas dari Jepang. Kontrak yang dijalankan antara importir Jepang dan PT KCI adalah dari tahun 2018-2021. Selama empat tahun itu akan didatangkan sebanyak 336 unit KRL.
"Sekarang, masih ada 120-an kereta yang belum datang," kata Wiwik.
Wiwik juga mengatakan, meskipun kereta bekas terus berdatangan kapasitas dipo yang dimiliki PT KCI masih mencukupi. PT KCI memiliki tiga dipo yaitu di Manggarai, Bogor, dan Depok. Dipo di Depok bahkan menjadi dipo terbesar di Asean dengan kapasitas penyimpanan 336 kereta atau 21 trainset.
PT KCI memiliki tiga dipo yaitu di Manggarai, Bogor, dan Depok. Dipo di Depok bahkan menjadi dipo terbesar di Asean dengan kapasitas penyimpanan 336 kereta atau 21 trainset.
"Selain itu, kami juga akan menambah stabling atau tempat parkir kereta di stasiun. Rencananya, stabling akan ditambah di Serpong, Tangerang, Rangkasbitung, dan Manggarai," ungkap Wiwik.
Selain itu, grafik perjalanan kereta (gapeka) juga akan ditambah dari 958 menjadi 1.027. Sementara perjalanan loopnya dari 83 menjadi 90.
"Ini akan menambah kapasitas angkut KRL CL. Frekuensinya ditambah jadi kapasitas angkut bertambah dan masyarakat jadi punya pilihan waktu untuk merencanakan perjalanannya," terang Wiwik.
Penambahan gapeka pada 2020 itu tentunya akan meningkatkan waktu tunggu (headway) kereta. Di lintas Jakarta-Bogor misalnya, headway bisa kurang dari 5 menit. Sedangkan untuk lintas Bekasi atau Cikarang, headway belum bisa ditingkatkan karena jalur masih dipakai bersamaan dengan kereta jarak jauh, kereta barang, maupun kereta barang.
Khusus di jalur yang belum bisa dipangkas waktu tunggunya, PT KCI juga akan mengoperasikan kereta pengumpan (feeder). Feeder dioperasikan misalnya untuk lintas Tanah Abang-Rangkasbitung maupun Jakarta-Cikarang.
"Supaya orang tidak menunggu terlalu lama," kata Wiwik.
Seluruh peningkatan pelayanan itu dilakukan PT KCI untuk menambah kapasitas angkut KRL di masa depan. Hingga Oktober 2019 lalu, PT KCI telah melayani 278.706.794 pelanggan dengan rata rata 916.799 pelanggan per harinya.
Natal dan Tahun Baru.
Hingga Oktober 2019 lalu, PT KCI telah melayani 278.706.794 pelanggan dengan rata rata 916.799 pelanggan per harinya.Natal dan Tahun Baru.
Sementara itu, Vice President Coorporate Communication PT KCI Anne Purba menambahkan, menjelang Natal dan tahun baru perbaikan stasiun menjadi fokus PT KCI. KCI menargetkan sebelum Natal dan Tahun Baru, perombakan di sejumlah stasiun sudah selesai. Beberapa stasiun yang diperbaiki itu di antaranya adalah Stasiun Kalibata, Pasar Minggu, dan Depok. Di ketiga stasiun itu, alur lalu lintas penumpang diatur dengan membuat terowongan maupun JPO. Selain itu, juga untuk mengamankan perjalanan orang di stasiun.
Selain itu, PT KCI juga melakukan penambahan fasilitas di stasiun seperti, pembangunan hall, peningkatan sarana seperti toilet dan pojok baca.
Di luar itu, PT KCI juga menyiapkan lima stasiun yang khusus menjual Kartu Multi Trip (KMT). Penentuan stasiun itu didasarkan pada jumlah penjualan KMT yang sudah mencapai 70 persen.