Aliran listrik di Bandung, Jabar, Senin (5/8/2019), belum normal setelah padamnya listrik di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah pada Minggu (4/8). Pemadaman bergilir terjadi di sejumlah wilayah sehingga mengganggu aktivitas warga.
Oleh
TATANG SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Aliran listrik di Bandung, Jawa Barat, Senin (5/8/2019), belum normal setelah padamnya listrik di wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah sehari sebelumnya. Pemadaman bergilir ini merugikan dan mengganggu aktivitas warga.
Berdasarkan keterangan PLN Distribusi Jabar, pemadaman bergilir di Bandung terjadi sejak pukul 08.00. Pada pukul 08.00-11.30, pemadaman diberlakukan di sejumlah lokasi, seperti Dayeuhkolot, Cibaduyut, Kopo, Batununggal, dan Leuwipanjang.
Pemadaman pukul 11.30-14.30 terjadi di Antapani, Cicadas, Kiaracondong, sebagian Jalan Soekarno-Hatta dan sekitarnya. Sementara pada pukul 14.30-17.30, dijadwalkan pemadaman untuk sejumlah lokasi, seperti di sekitar Jalan Buah Batu, Jalan RE Martadinata, Jalan Gatot Subroto, Cisaranten, Ciburial, dan Ujungberung.
Fikri (35), warga Antapani, mengatakan, sudah mendatangi tiga anjungan tunai mandiri (ATM) untuk menarik uang. Namun, mesin ketiga ATM itu mati. ”Padahal, saya buru-buru mau mengambil uang karena diminta istri untuk belanja bulanan. Ini mau cari tempat ATM yang ada gensetnya,” ujarnya.
Di Jalan Terusan Jakarta, Antapani, Kota Bandung, listrik padam sejak pukul 11.30. Selain mengganggu aktivitas keseharian warga di rumah, fasilitas lain, seperti anjungan tunai mandiri, juga terhambat.
Pemadaman listrik juga mengganggu aktivitas usaha. Sejumlah kafe di Antapani sepi karena beberapa pengunjung terlebih dahulu menanyakan ketersediaan listrik sebelum singgah.
”Sekarang, listrik sudah jadi kebutuhan utama tempat nongkrong. Soalnya harus mengisi baterai telepon genggam. Tadi, beberapa orang enggak jadi masuk karena tahu listrik padam,” ujar Gema (27), penjaga kafe di Antapani.
Sekarang, listrik sudah jadi kebutuhan utama tempat nongkrong. Soalnya harus mengisi baterai telepon genggam. Tadi, beberapa pemuda enggak jadi masuk karena tahu listrik padam.
Euis (42), warga Jalan Leuwipanjang, mengatakan, aktivitas kesehariannya terganggu karena pemadaman listrik. Senin pagi, dia tidak jadi menyetrika karena listrik padam.
Dia berharap PLN menginformasikan pemadaman listrik terlebih dahulu. ”Jadi, warga bisa mengatur aktivitasnya. Ketika giliran listrik nyala bisa dimanfaatkan untuk menyetrika dan kegiatan lain yang membutuhkan listrik,” ujarnya.
Sebelumnya, melalui keterangan tertulis, Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka, menyampaikan, PLN akan memberikan kompensasi kepada pelanggan yang terkena pemadaman. Kompensasi diberikan sesuai deklarasi tingkat mutu pelayanan, dengan indikator lama gangguan.
Kompensasi akan diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustment dan sebesar 20 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesesuaian tarif tenaga listrik (non-adjustment). Penerapan ini diberlakukan untuk rekening bulan berikutnya.
Perkembangan terkini, pembangkit yang sudah menyala antara lain adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya 3 dan 8, Pembangkit Priok Blok 1-4, Pembangkit Cilegon, Pembangkit Muara Karang, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, PLTA Cirata, Pembangkit Muara Tawar, Pembangkit Indramayu, Pembangkit Cikarang, PLTA Jatiluhur, PLTP Jabar, serta total 23 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) telah beroperasi.