Festival Topeng Jabar Diharapkan Menjadi Agenda Tahunan
Untuk pertama kalinya, Pemerintah Kota Cirebon bersama Dewan Kesenian Cirebon Kota menggelar Festival Topeng Jawa Barat, Senin - Selasa (29-30/7/2019), di Gedung Kesenian Nyi Mas Rarasantang, Cirebon
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Untuk pertama kalinya, Pemerintah Kota Cirebon bersama Dewan Kesenian Cirebon Kota menggelar Festival Topeng Jawa Barat, Senin-Selasa (29-30/7/2019), di Gedung Kesenian Nyi Mas Rarasantang, Cirebon. Sebanyak 12 sanggar tari topeng dari sejumlah daerah turut serta dalam acara tersebut.
Festival yang dibuka pada Senin malam itu menghadirkan 12 tarian dari Cirebon, Indramayu, Bekasi, Karawang, dan Ciamis. Dari Cirebon ditampilkan varian topeng Slangit, topeng Losari, topeng Gegesik, dan topeng Palimanan. Aerly, cucu mendiang Mimi Rasinah, maestro tari topeng Indramayu, juga memeriahkan festival itu.
Tari topeng Bekasi dan topeng Slangit membuka festival tersebut. Teater yang menggunakan topeng khas daerah juga disajikan untuk penonton. Ratusan undangan, termasuk perwakilan pemerintah daerah, dan warga hadir menyaksikan acara yang dikemas dalam suasana luar ruangan itu.
Ketua Pelaksana Festival Topeng Jabar Adin Imanuddin mengatakan, kegiatan tersebut digelar dalam rangkaian Hari Jadi Ke-650 Kota Cirebon sekaligus Hari Kemerdekaan RI pada 18 Agustus mendatang. ”Kegiatan ini juga untuk memunculkan jati diri Cirebon sebagai kota budaya. Kami berharap festival ini menjadi agenda tahunan,” katanya.
Kegiatan ini juga untuk memunculkan jati diri Cirebon sebagai kota budaya. Kami berharap festival ini menjadi agenda tahunan.
Dede Wahidin, Kepala Seksi Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, menambahkan, festival itu menjadi ajang silaturahmi para seniman tari topeng se-Jabar. ”Kami juga ingin menunjukkan kekayaan tari topeng Jabar. Tari topeng Karawang, misalnya, berbasis teater, bukan tarian,” ujarnya.
Dede mengatakan, pihaknya menargetkan menggelar Festival Topeng Jawa dan Bali pada 2020. Menurut dia, hampir setiap daerah di Nusantara memiliki tari topeng. Melalui festival, katanya, tari topeng Jabar bisa lebih dikenal di kancah nasional hingga internasional.
Apalagi, tari topeng Cirebon sudah ada sejak abad ke-15. Kesenian itu berkembang saat Cirebon menjadi pusat syiar Islam yang dibawa Sunan Gunung Jati, salah satu wali sanga (tokoh besar penyebar agama Islam di Jawa Barat), dan Sunan Kalijaga.
Saat itu, tari topeng hanya menjadi tontonan di keraton yang juga berfungsi sebagai tuntunan penyebaran Islam. Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan menjadi panggung awal pementasan topeng Cirebon.
Kini, panggung tari topeng meluas ke pesisir, persawahan, sekolah, festival, hotel, mal, hingga luar negeri. Pejabat dan wisatawan kerap disambut kesenian tari topeng.
Iing Daiman, perwakilan HUT Kota Cirebon, mengatakan, Festival Topeng Cirebon merupakan cara Pemkot Cirebon mengapresiasi para seniman topeng. Menurut dia, seni budaya menjadi modal mengembangkan kota.
”Tahun ini, kami menargetkan kunjungan 2 juta wisatawan ke Kota Cirebon. Kekayaan seni budaya Cirebon menjadi modal untuk mendatangkan wisatawan,” ujarnya.