Hasil penelitian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM mengungkap bahwa lokasi permukiman masyarakat di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Papua, berada di jalur banjir bandang.
Oleh
FABIO COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Jayapura, Papua, diimbau untuk mengantisipasi banjir bandang di Sentani, ibu kota kabupaten itu. Hasil penelitian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkap bahwa lokasi permukiman masyarakat berada di jalur banjir bandang.
Hasil penelitian itu dikemukakan Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Agus Budianto, saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (11/6/2019). PVMBG melaksanakan penelitian pascabanjir bandang yang menghantam 12 distrik di Kabupaten Jayapura pada 16 Maret lalu.
Agus menjelaskan, terdapat empat kesimpulan dari penelitian tersebut. Pertama, wilayah Sentani yang dibangun di lembah Pegunungan Cycloop hanya berjarak 3-4 kilometer dari puncak Cycloop. Puncak Cycloop merupakan jalur banjir bandang dan berada di wilayah jalur sedimentasi sungai.
Kedua, wilayah terdampak banjir bandang Maret lalu berada di atas jalur banjir bandang yang juga pernah terjadi ratusan tahun silam. Indikatornya, terdapat bongkahan batu besar di sekitar wilayah itu.
Ketiga, banjir bandang yang terjadi pada 16 Maret akibat sumbatan atau bendungan alami yang dipicu kondisi morfologi alam serta tingginya curah hujan. "Kesimpulan terakhir dari hasil penelitian kami yakni wilayah itu berpotensi terjadi banjir bandang pada masa mendatang," kata Agus.
Agus menuturkan, pihaknya merekomendasikan sejumlah poin penting kepada Pemkab Jayapura untuk mengantisipasi banjir bandang. Di antara poin itu yakni menjaga kelancaran alur sungai, tidak membangun dan meninjau kembali lokasi permukiman yang terdampak banjir bandang, membangun dam, menata wilayah sesuai rencana tata ruang dan wilayah (RTRW), serta membangun dan memperbaiki drainase.
Pada tahap pertama, kami akan membangun 500 unit rumah di daerah Kemiri, Sentani. Lokasi itu berjarak cukup jauh dari daerah aliran sungai.
Cara menjaga agar alur sungai lancar, kata Agus, adalah dengan melestarikan hutan Cycloop, naturalisasi jalur sungai, dan melakukan pengerukan sedimentasi di sepanjang alur sungai.
Bupati Jayapura Matius Awoitauw mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi kembali RTRW untuk mencegah perambahan hutan Cycloop agar warga tak lagi menjadi korban banjir bandang di masa mendatang. "Pada tahap pertama, kami akan membangun 500 unit rumah di daerah Kemiri, Sentani. Lokasi itu berjarak cukup jauh dari daerah aliran sungai," ujarnya.
Akibat banjir bandang pada Maret lalu, sebanyak 106 orang meninggal, 153 orang luka berat, 768 luka ringan, dan 17 orang belum ditemukan hingga kini. Selain itu, terdapat pula sekitar 6.000 warga yang mengungsi akibat rumahnya rusak diterjang banjir.
Total taksiran kerugian materi akibat banjir bandang di Kabupaten Jayapura mencapai Rp 506 miliar. Adapun fasilitas publik yang mengalami kerusakan, antara lain 7 unit jembatan, jalan sepanjang 21 kilometer, 21 unit sekolah, 115 ruko, dan 5 tempat ibadah.
Sementara itu, rumah yang mengalami kerusakan meliputi 291 unit rusak berat, 209 unit rumah rusak sedang, dan 1.288 unit rumah rusak ringan. Ada pula 1.639 rumah warga di pinggiran Danau Sentani yang tergenang air.