Wiranto mengatakan, dalam bulan suci Ramadhan ini, mari mencari kedamaian, kerukunan, dan berkontemplasi supaya kita lebih sabar dan tawakal.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengimbau semua pihak bersabar menunggu hasil Pemilu 2019. Pada saat bersamaan, tokoh bangsa yang berkunjung ke kediaman presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, meminta elite politik berhenti saling tuding dan mengedepankan kepentingan bangsa.
Dalam pertemuan dengan pimpinan redaksi media massa di Jakarta, Jumat (17/5/2019), Wiranto mengajak masyarakat agar tidak terpengaruh ajakan dan hasutan yang bertentangan dengan kesucian bulan Ramadhan. Dia meyakini bahwa pengumuman hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei bakal berlangsung aman.
Kendati demikian, kata Wiranto, memang ada ajakan untuk melakukan aksi demonstrasi. Sepanjang sesuai konstitusi, tidak akan bermasalah. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai aksi itu menimbulkan gangguan nasional.
Wiranto menerima informasi bahwa ada ajakan untuk mengarahkan masyarakat di daerah berbondong-bondong datang ke Jakarta pada 22 Mei mendatang. Oleh sebab itu, dia berharap masyarakat tidak terpengaruh.
”Jangan ke Jakarta dulu. Nikmati bulan puasa di tempat masing-masing,” katanya. Imbauan ini sudah diteruskan ke kepala polda, pangdam, gubernur, bupati, dan wali kota.
”Dalam bulan suci Ramadhan ini, mari mencari kedamaian, kerukunan, dan berkontemplasi supaya kita lebih sabar dan tawakal,” ujarnya menambahkan.
Di tempat terpisah, Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD berharap elite politik berhenti saling menuding satu sama lain.
Sebab, agenda ketatanegaraan harus berjalan. Presiden harus ada yang terpilih. ”Tidak bakal ada yang untung kalau masih saling tuding,” katanya saat berkunjung ke kediaman presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.
Kepada Mahfud, Megawati optimistis bahwa semua pihak punya semangat untuk bersatu. Menurut Mega, people power yang sesungguhnya sudah ditunjukkan rakyat dengan datang ke tempat pemungutan suara. Hasil itu harus diterima dengan jiwa kesatria.
”Bu Mega mengimbau kita semua harus menyadari bahwa kita punya negara dan harus dijaga bersama. Kita punya modal besar untuk tetap bersatu jika tak mau terprovokasi oleh sempalan-sempalan ideologi,” katanya.