Jangan Saling Tuduh Soal Pendemo di Bawaslu yang Keracunan Makanan
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG/DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin meminta jangan ada saling tuduh terkait sejumlah peserta demonstrasi yang mengalami keracunan makanan saat melakukan aksinya di depan Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Jumat (10/05/2019). Polisi pun sampai saat ini belum menerima laporan pengaduan terkait dugaan peserta demo yang mengalami keracunan makanan.
Juru Bicara TKN Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan, bahwa TKN tidak mengetahui jika ada kasus keracunan makanan saat demo di depan Bawaslu. Menurut ia, jangan sampai ada pihak yang menuduh dan berburuk sangka atas kejadian ini.
"Kami minta semua pihak jangan berburuk sangka di Bulan Ramadhan ini. Jika ada tuduhan, tentunya hal tersebut tidak mendasar dan harus dibuktikan kebenarannya," ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (11/05/2019) Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto di akun media sosialnya menulis tengah menjenguk sejumlah peserta aksi demo yang keracunan makanan dan dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Saya menjenguk relawan 02 di RSCM, sangat menyedihkan. Mereka keracunan makanan sehabis mengikuti aksi damai Jumat siang di Bawaslu. Mereka makan kue-kue yang diantar dalam koper merah oleh orang yang tidak dikenal," ujarnya dalam keterangan foto di akun @titieksoeharto.
Dihubungi secara terpisah, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengatakan, berdasarkan info ada enam orang yang keracunan takjil yang dibagikan oleh orang tidak dikenal. Takjil tersebut dibawa dalam koper merah dan tidak jelas asal-usulnya.
"Kami tidak tahu apakah pelakunya ini dari kubu sebelah atau tidak. Tetapi yang pasti faktanya ada yang keracunan ketika itu. Saat ini para korban sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit," katanya.
Andre mengatakan bahwa peserta aksi demo tersebut bukanlah dari BPN, melainkan masyarakat yang menuntut keadilan pada penyelenggara pemilu. Menurut ia, saat ini koper tersebut sudah diamankan oleh peserta aksi dan sudah dilaporkan pihak kepolisian.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, pihaknya belum menerima laporan terkait kasus keracunan makanan tersebut. "Hingga kemarin, (Sabtu 11/05/2019), kami belum terima laporan atau info terkait hal ini," ucapnya melalui pesan singkat.
Ace mempersilahkan jika nantinya kasus ini dibawa oleh pihak BPN ke kepolisian. Menurut ia, tidak perlu ada yang dikhawatirkan karena TKN tidak terlibat dalam kasus ini.
"Seharusnya, tiap orang jangan menerima makanan dari orang yang tidak dikenal karena itu merupakan prinsip dasar untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi," katanya.
Petugas KPPS Meninggal
Sementara itu terkait meninggalnya ratusan petugas KPPS, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah melakukan investigasi di sejumlah daerah. Sekjen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi mengatakan bahwa sudah ada hasil investigasi penyebab kematian 377 petugas KPPS yang meninggal di 15 provinsi. Berdasarkan hasil, sebagian besar meninggal karena penyakit bawaan. Sebagian besar korban berusia 50-59 tahun.
Penyebabnya ada 13 jenis penyakit dan 1 kecelakaan. 13 penyakit tersebut adalah infarct myocard, gagal jantung, koma hepatikum, stroke, respiratory failure, hipertensi emergency, meningitis, sepsis, asma, diabetes melitus, gagal ginjal, TBC, dan kegagalan multi organ," ucapnya.
Oscar mengatakan, Kementerian Kesehatan nantinya akan membahas hal ini dengan KPU agar kejadian serupa tidak terulang. Sementara itu, dihubungi terpisah, Deputi IV KSP Eko Sulistyo masih belum mau berkomentar terkait kematian petugas KPPS ini.