Harga Bawang Putih Naik, Operasi Pasar Digencarkan
Menjelang bulan puasa, harga komoditas bawang putih jenis kating di Kota Semarang, Jawa Tengah naik hingga sekitar 70 persen. Menggandeng para pelaku usaha swasta dan importir, pemerintah pusat, provinsi, serta kabupaten/kota menggencarkan operasi pasar.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Kurang dari sebulan menjelang bulan puasa, harga komoditas bawang putih jenis kating di Kota Semarang, Jawa Tengah, naik hingga 70 persen. Operasi pasar mulai dilakukan di Jateng melibatkan pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha.
Harga bawang putih kating di Pasar Johar Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu (24/4/2019), mencapai Rp 51.000 per kilogram atau naik dari harga sebelumnya Rp 30.000 per kg. Kenaikan harga juga terjadi pada bawang putih sin chung. Dari semula Rp 21.000 per kg menjadi Rp 40.000 per kg.
Sajiyem (60), pedagang, mengatakan, kenaikan harga putih kating mulai terasa jelang Pemilihan Umum 2019 lalu. "Harga naik membuat pembeli tidak terlalu banyak. Akibatnya, dari biasanya laku 5 kg sekarang hanya 1 kg," kata Sajiyem.
Pedagang lainnya, Imah (50), mengemukakan, kenaikan sebelum bulan puasa sebenarnya biasa terjadi. Namun, ia berharap agar kenaikan harga bawang putih kali ini tidak terlalu drastis. Dengan harga lebih stabil, harapannya tidak menurunkan minat para pembeli di pasar.
Kepala Pasar Johar Haris Budi mengatakan, sejak awal April 2019, harga bawang putih kating sudah mencapai Rp 45.000 per kg dan tembus di atas Rp 50.000 per kg tak lama kemudian. Untuk mengembalikan harga bawang putih kembali terjangkau, pihaknya sudah melakukan operasi pasar pada Senin (22/4), sebanyak 5 ton bawang putih kating.
"Akan tetapi, dalam sehari langsung habis sehingga harga ecerannya kembali tinggi. Menurut rencana, Kamis (25/4) ini akan operasi pasar lagi. Kali ini jenis sin chung. Jumlahnya 8 ton," kata Haris.
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antarlembaga, Eva Yuliana, mengatakan, meski harga sejumlah komoditas naik, secara umum harga-harganya masih stabil. Ketersediaan stoknya masih normal. Khusus bawang putih, Eva menuturkan, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah pelaku usaha swasta, importir, serta bawang petani lokal, untuk mengendalikan harga.
Operasi pasar di Semarang hasil kerjasama dengan distributor bawang putih seperti CV Semangat Tani Maju Bersama dan CV Satria Bima Nusantara. Selain Pasar Johar, operasi pasar juga dilakukan di Pasar Gayamsari, Pasar Karangayu, dan Pasar Peterongan.
"Kami mengapresiasi para pelaku usaha dan importir yang mengosongkan gudangnya untuk mengisi pasar-pasar, untuk mengendalikan kenaikan harga," ujarnya.
Ia menambahkan, keran impor bawang putih juga tetap dikendalikan untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Selain itu, izin impor yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Kemendag dan Kementerian Pertanian juga diikuti pertimbangan di pasar dan stok produksi bawang putih lokal.
Eva menambahkan, kenaikan harga sejumlah komoditas di Jateng dapat terkendali karena adanya antisipasi sejak jauh-jauh hari oleh pemerintah daerah, satgas pangan, Bulog, dan pelaku usaha. "Sejumlah kenaikan masih dalam tahap wajar. Artinya, antara permintaan dan suplai berjalan seimbang," kata dia.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jateng Peni Rahayu menuturkan, sektor hulu atau pertanian terus diperkuat agar terjadi keseimbangan komoditas di tingkat pedagang. Upaya itu antara lain dengan membantu petani untuk meningkatkan kuantitas dan mutu produksi pertaniannya.