Cerdaskan Wilayah Tertinggal melalui Program Pendidikan
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Industri ikut berperan mencerdaskan sumber daya manusia di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar melalui program pendidikan. Mereka juga dapat membantu mengembangkan potensi yang menjadi kearifan lokal di setiap daerah.
Salah satu usaha tersebut dilakukan Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR) melalui Program Semangat Indonesia Cerdas. Dalam program ini, YPA-MDR melibatkan para guru muda yang memiliki kompetensi dan idealisme untuk memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah tertinggal.
Sekretaris Pengurus YPA-MDR Kristanto, Senin (22/4/2019) di Tangerang, Banten, mengatakan, program ini diadakan dalam upaya untuk akselerasi sekolah unggul. “Kami menargetkan dalam 5 tahun dapat mencapai sekolah unggul,” kata Kristanto.
Sekolah unggul yang dimaksud adalah sekolah yang memiliki perubahan positif dari siswa, perangkat pendidikan, kelengkapan administrasi pembelajaran di kelas, keterlibatan orangtua, dan pemerintah daerah. Sekolah juga memiliki perpustakaan yang dikelola dengan baik, terlaksana pembinaan siswa, dan sekolah meraih prestasi di bidang akademik serta non-akademik.
Untuk mencapai sekolah unggul, YPA-MDR memberikan pembekalan akademis kepada guru terkait kemampuan pedagogi, karakter, dan kecakapan hidup. Dalam hal ini, guru harus mampu menyampaikan ilmu pengetahuan dan menguasai siswa.
Peserta Program Semangat Indonesia Cerdas akan ditempatkan di Kecamatan Rote Barat (Kabupaten Rote Ndao), Kecamatan Amarasi Selatan dan Kecamatan Takari (Kabupaten Kupang), Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka akan bertugas pada Juli hingga Desember 2019.
Kristanto menjelaskan, Kupang dan Rote Ndao dipilih karena dua wilayah itu merupakan salah satu daerah yang memiliki kualitas sumber daya manusia dibawah rata-rata sesuai dengan tolok ukur Indeks Pembangunan Manusia.
YPA-MDR juga berusaha untuk meningkatkan keterampilan anak didik sesuai dengan kearifan lokal yang ada di daerahnya. Sebagai contoh, anak didik dari Kupang, diberikan bekal keterampilan tenun agar dapat melestarikan seni tenun yang sudah ada secara turun-temurun di wilayah tersebut.
Adapun di Kecamatan Rote Barat, YPA-MDR akan mengembangkan sekolah menengah kejuruan bidang pariwisata. Bidang ini dipilih karena wilayah ini memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan.
Secara khusus, untuk lulusan SMK dibekali pelatihan kewirausahaan agar mereka dapat menjadi pengusaha lokal melalui usaha kecil menengah (UKM). Bekal ini dibutuhkan agar mereka dapat hidup mandiri.
Minat
Para peserta Program Semangat Indonesia Cerdas mengaku, dirinya tertarik untuk mengembangkan pendidikan di wilayah tertinggal karena ingin membagikan ilmunya dan membangun Indonesia melalui pendidikan.
Peserta dari Universitas Kristen Satya Wacana, Elsa Ernisa Valen Sudaruk, menuturkan, ia ingin pelajar di daerah terpencil mendapatkan pendidikan sama dengan di daerah yang lebih maju, seperti di Pulau Jawa. Sebagai lulusan Pendidikan Matematika, ia ingin membagikan ilmunya dan memperkenalkan metode pembelajaran matematika yang menyenangkan.
Sementara itu, peserta dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Henry Alvredh Zeviano Beeh menuturkan, ia ingin berkontribusi untuk daerah asalnya. “Permasalahan pendidikan di NTT yakni masyarakat harus dirubah pola pikirnya,” ujar Henry yang berasal dari Timor Leste, tetapi besar di Kupang.
Menurut Henry, kemajuan teknologi sudah sampai di NTT, tetapi masyarakat belum dapat memanfaatkan teknologi tersebut secara maksimal. Salah satunya dalam memanfaatkan gawai. Mereka menggunakan gawainya hanya untuk sekadar bergaya, padahal dapat digunakan untuk keperluan pendidikan.