Sebagai partai yang genap berusia 20 tahun pada Januari lalu, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) telah menyusuri jalan yang tak pendek guna tetap eksis sebagai salah satu kekuatan politik di Tanah Air. Pada Pemilu 1999, kala itu masih bernama Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), partai itu meraih sekitar 1 juta suara atau meraih empat kursi di DPR. Namun, dengan hanya mendapatkan sekitar 1,01 persen suara sah nasional, PKP tidak cukup memenuhi persyaratan untuk mengikuti Pemilu 2004.
Pada 9 September 2002, PKP lalu berubah menjadi PKPI. Meski terdaftar sebagai partai baru, pengurus utama PKPI serupa dengan PKP yang tetap diketuai Edi Sudrajat. Pada Pemilu 2004, PKPI meraih sekitar 1,4 juta suara (1,3 persen) sehingga berhak atas satu kursi DPR.
Pada Pemilu 2009, partai itu untuk pertama kalinya tidak mengirimkan wakil ke DPR karena gagal memenuhi ambang batas parlemen 2,5 persen. Pada Pemilu 2014, PKPI juga gagal melewati ambang batas parlemen 3,5 persen.
Meski gagal di dua pemilu legislatif, pasangan calon presiden dan wakil presiden yang didukung PKPI di tiga pemilu terakhir berhasil memenangi kontestasi. Pada Pemilihan Presiden 2019, PKPI mendukung pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Warna baru
Pada Pemilu 2019, PKPI berupaya menawarkan warna baru dengan menampilkan Diaz Hendropriyono sebagai ketua umum. Diaz adalah tokoh muda. Sebelumnya, tampuk pimpinan PKPI selalu dipegang tokoh politik senior, misalnya Edi Sudrajat, Meutia Hatta, Sutiyoso, dan AM Hendropriyono.
Sekretaris Jenderal PKPI Verry Surya Hendrawan menjelaskan, selain menghadirkan jiwa muda di tubuh kepengurusan, PKPI juga menawarkan tiga program utama untuk menarik pemilih. Pertama, bagi pemilih milenial, PKPI mengusulkan profesi ”kekinian”, seperti Youtuber, tercantum di kartu tanda penduduk elektronik. Ini menunjukkan pengakuan negara atas profesi itu.
Kedua, PKPI memberikan dukungan kepada para penghayat kepercayaan yang berjumlah sekitar 19 juta orang agar diakui negara. ”Dua gagasan itu diharapkan mampu menghadirkan ceruk baru pemilih PKPI,” ujar Verry. Ia menambahkan, program ketiga adalah berjuang memberantas korupsi.
Zaman wow
Diaz menyatakan, PKPI adalah partai zaman wow. Verry menjelaskan, zaman wow berarti PKPI bukan sekadar partai masa kini atau zaman now.
Salah satu kelebihan PKPI, lanjut Verry, adalah memahami sejarah masa lalu tentang pendirian bangsa Indonesia, terutama perjuangan para pemuda untuk menyatukan bangsa pada 1908 dan 1928. Pemahaman itu diwujudkan melalui kepengurusan partai yang didominasi kaum muda dan terpelajar
Tawaran program PKPI yang mendukung generasi milenial juga membuktikan bahwa partai itu mengetahui perkembangan zaman. Terakhir, PKPI juga memahami kebutuhan bangsa pada masa depan seiring pertumbuhan teknologi, perubahan sosial-budaya, dan pergerakan geopolitik.
Terkait hal itu, lanjut Verry, apabila diamanahkan kembali ke parlemen, PKPI akan memperjuangkan kehadiran asas demokrasi Pancasila yang sudah terkikis melalui pengembalian Undang-Undang Dasar 1945 sebelum amandemen. ”Jadi, kami bukan sekadar partai anak muda, tetapi partai yang diisi jiwa muda,” tuturnya.
Apakah upaya regenerasi PKPI akan berhasil? Para pemilih yang akan menentukan di bilik suara pada 17 April mendatang.…