Distribusi ke TPS Wilayah Pegunungan Papua Dimulai
Kondisi geografis di sembilan daerah ini sangat sulit dan rawan cuaca buruk.
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum mulai mendistribusikan logistik pemilu ke sejumlah lokasi tempat pemungutan suara di wilayah Pegunungan Tengah Papua. Total ada sembilan kabupaten di kawasan tersebut.
Menurut Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua Theodorus Kossay saat ditemui di Jayapura, Jumat (12/4/2019), distribusi logistik dilakukan lebih awal ke TPS di sembilan kabupaten itu untuk mengantisipasi masalah keterlambatan pemungutan yang rawan terjadi di kawasan tersebut.
Kesembilan kabupaten tersebut adalah Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Yalimo, Mamberamo Tengah, Tolikara, Nduga, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo.
”Kondisi geografis di sembilan daerah ini sangat sulit dan rawan cuaca buruk. Pendistribusian logistik pun lebih dominan menggunakan pesawat,” ujar Theodorus.
Yahukimo dan Nduga mendapatkan perhatian khusus dalam tahapan ini. Pernah terjadi keterlambatan pemungutan suara di Yahukimo pada Pemilihan Presiden 2014 akibat kondisi cuaca yang buruk.
Di Nduga terkait dengan masalah keamanan. Masih terdapat kelompok kriminal separatis bersenjata di bawah Egianus Kogoya yang menebar teror di kabupaten tersebut. Kelompok itu terlibat dalam 34 kasus penembakan pada 2018 hingga 20 Maret 2019.
Aksi kelompok ini menyebabkan korban meninggal sebanyak 23 warga sipil dan 13 prajurit TNI dan Polri. Sementara korban luka dari warga sipil sebanyak 7 orang dan aparat keamanan sebanyak 12 orang.
”KPU Papua telah berkoordinasi dengan pihak KPU Yahukimo agar tak mengulangi masalah keterlambatan pemungutan suara yang sama pada 2014 lalu. Kami juga sudah bekerja sama dengan Polda Papua untuk melindungi logistik pemilu di Nduga,” tuturnya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal menegaskan, pihaknya bersama aparat keamanan masih menyiagakan satu kompi pasukan di Nduga untuk mengejar kelompok Egianus Kogoya di Nduga.
”Pihak kepolisian melepaskan tembakan bagi oknum anggota kelompok tersebut yang mengganggu proses distribusi hingga rekapitulasi suara serta membahayakan nyawa anggota di lapangan,” kata Kamal.