Di tengah kondisi Nyonya Ani yang sedang sakit dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono perlu fokus merawat sang istri, maka Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY selaku Komandan Kogasma (Satuan Tugas Bersama) Partai Demokrat, memegang peranan penting dalam gerak pemenangan Demokrat di Pemilu 2019. Oleh karena itu, Pemilu 2019 lalu juga menjadi ajang perjuangan AHY untuk menunjukkan kapasitasnya sebagai politisi ulung.
Pasalnya, Pemilu 2019 bukan pemilu biasa. Untuk pertama kalinya, pemilihan presiden dan wakil presiden digelar serentak dengan pemilihan anggota legislatif. Kompleksitas pemilu ini disadari sepenuhnya oleh Partai Demokrat. Untuk itu, AHY siap dan konsisten dengan kegiatannya di beberapa tempat kampanye. Tak hanya mendukung calon anggota legislatif Partai Demokrat, dia juga turun di sejumlah lokasi kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang didukung Demokrat, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Saat berbicara dengan Kompas, Rabu (10/4/2019), AHY baru selesai menghadiri kampanye akbar Prabowo di Solo. Lelaki kelahiran 10 Agustus 1978 ini pun dengan fasih menjelaskan arah Partai Demokrat.
”Partai Demokrat akan terus konsisten dan berada pada jati dirinya sebagai partai nasionalis religius yang terus berpihak kepada rakyat, seperti semangat para pendiri Partai Demokrat,” kata AHY.
Partai Demokrat yang didirikan sesuai tanggal lahir SBY, 9 September 2001, ini cemerlang di masa awal. Sebagai partai baru di Pemilu 2004, Demokrat meraih 7,45 persen suara yang berbuah 57 kursi di DPR. Bukan hanya itu, Partai Demokrat mampu memenangkan SBY sebagai Presiden RI pada Pemilihan Presiden 2004.
Di Pemilu 2009, perolehan suara partainya melonjak menjadi 20,4 persen dan keluar sebagai pemenang pemilu. Tak kurang dari 150 kursi DPR berhasil diamankan Demokrat.
Badai sempat menghampiri partai ini ketika sejumlah kadernya terjerat korupsi jelang Pemilu 2014. Di pemilu tersebut, Partai Demokrat hanya mendapatkan 61 kursi di DPR.
Menghadapi Pemilu 2019, Partai Demokrat mulai menegakkan kepala. Manifesto Partai Demokrat diterbitkan. Ada empat pedoman bagi partai, yakni menjaga NKRI, merawat kebinekaan, menegakkan keadilan, dan mengutamakan kepentingan rakyat. ”Itu empat ’kompas’ yang menjadi pedoman bagi Partai Demokrat,” ujar AHY.
Selain itu, segera setelah terlibat dalam pemenangan Demokrat, AHY merekrut kader-kader yang memiliki kapasitas dan integritas. Akademi Demokrat dia dirikan. Di dalam akademi ini, dikembangkan kapasitas intelektual, karakter dan mental, serta fisik dari setiap kader Demokrat.
”Ketiga aspek ini dibutuhkan siapa pun yang akan menjadi pemimpin parpol memiliki kewajiban moral untuk menyiapkan kader-kader baik yang akan duduk di parlemen, sebagai calon kepala daerah, maupun sebagai pemimpin nasional,” kata AHY.
Diakui, kaderisasi adalah proses yang akan berlangsung terus-menerus. Hal ini akan jadi modal terus membesarkan partai. Memperhitungkan upaya yang dilakukan itu, Demokrat mematok target perolehan suara minimal menyamai capaian Pemilu 2014, yakni di atas 10 persen. Target ini dirasa realistis mengingat hanya PDI-P dan Gerindra yang bisa mendapat efek ekor jas dari capres-cawapres yang didukung.
Tanpa mengabaikan komitmen pada pemenangan Prabowo-Sandi, kata AHY, diterapkan strategi jalur ganda. Pertama, caleg bekerja sekuat tenaga untuk mendapatkan suara. Partai politik mendukung sebaik-baiknya. Para pemimpin Demokrat, termasuk AHY, berkeliling Nusantara untuk menyukseskan semua caleg Demokrat dalam pemilu legislatif. Di jalur lain, Partai Demokrat meyakinkan tetap solid dengan koalisi pengusung Prabowo-Sandi.
Tentunya, dampak elektoral dari perjuangan dan strategi Partai Demokrat ini baru akan terlihat buktinya setelah pemungutan suara 17 April mendatang.