Dalam rangkaian debat pilpres 2019, debat keempat nanti akan mempertemukan kedua capres tanpa didampingi oleh cawapres. Ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional menjadi tema yang akan membingkai pertemuan kali ini. Tentu saja, publik memiliki harapan dan keyakinan bagi kedua capres terhadap solusi atas persoalan di keempat bidang tema tersebut.
Hasil jajak pendapat Litbang Kompas yang dilaksanakan pada 26-27 Maret 2019 menunjukkan ada tiga bidang utama yang paling mendesak untuk diselesaikan. Sebagian besar responden menyoroti bidang pemerintahan (27,1 persen), ideologi (25,7 persen), serta pertahanan dan keamanan (24 persen). Sementara itu, bidang hubungan internasional dirasakan tidak begitu mendesak karena hanya 13,9 persen responden saja yang memilih bidang ini dan sisanya 9,2 persen responden tidak tahu atau tidak menjawab.
Di bidang ideologi, capres nomor urut 01 mendapatkan kepercayaan lebih banyak dari responden terkait kemampuannya menguatkan Pancasila di tengah masyarakat. Sebanyak 40,4 persen responden memilih Jokowi dan 35 persen memilih untuk percaya kepada Prabowo. Publik pun turut menilai bahwa penguatan pancasila dalam segala aspek kehidupan bernegara menjadi hal yang paling mendesak diselesaikan oleh capres terpilih (33,4 persen).
Sebagian besar responden menyoroti bidang pemerintahan (27,1 persen), ideologi (25,7 persen), serta pertahanan dan keamanan (24 persen).
Untuk bidang pemerintahan dan hubungan internasional, kembali Jokowi lebih unggul dari Prabowo. Dengan persentase yang sama (43,4 persen), responden optimis Jokowi mampu memimpin pemerintahan yang bersih dan menjaga kewibawaan bangsa dalam percaturan hubungan internasional. Sedangkan Prabowo, terkumpul 34,1 persen responden untuk pemerintahan dan 38 persen responden untuk ranah hubungan internasional.
Di lain sisi, sejumlah tantangan diingatkan publik untuk segera diselesaikan pada kedua bidang tersebut. Persoalan masih maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme di lembaga pemerintahan menjadi momok bagi publik yang tentu saja solusinya senantiasa ditunggu-tunggu. Sementara itu, perhatian besar responden tertuju pada optimalisasi peran Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dalam bidang hubungan internasional.
Sementara itu, untuk bidang pertahanan dan keamanan responden dengan persentase terbesar lebih percaya kepada Prabowo. Kendati hanya terpaut selisih tipis, capres nomor urut 02 ini dipercaya oleh 40,9 persen responden. Hasil tersebut terpaut dua persen dari responden yang memilih Jokowi untuk bidang ini.
Secara spesifik, ada dua persoalan yang menurut responden harus segera diselesaikan. Pertama, mengenai profesionalitas Polisi dan TNI (30,5 persen). Kedua, 24,8 persen responden mengkhawatiran konflik horizontal di tataran masyarakat, seperti ancaman separatisme, radikalisme, dan terorisme. Sedangkan pengadaan alutsista (alat utama sistem senjata) menjadi persoalan yang tidak begitu mendesak (11,8 persen).
Merebut Suara Responden Bimbang
Kendati masih tersisa dua debat, yaitu debat capres dan debat capres-cawapres, publik sudah menentukan pilihan dan cenderung tidak akan mengubah pilihannya tersebut. Lebih dari setengah responden (59,9 persen) menyatakan diri tidak akan mengubah pilihannya. Artinya, debat kali ini lebih efektif untuk memperebutkan suara dari 36,5 persen responden yang belum menentukan pilihan atau masih dapat mengubah keputusannya di bilik suara nanti.
Jika ditelusuri lebih dalam lagi, responden yang masih bimbang ini sebagian besar memilih persoalan pemerintah untuk segera diselesaikan dibandingkan ketiga bidang lainnya. Artinya, bidang ini menjadi krusial bagi kedua kubu paslon dalam memperebutkan suara dari segmen pemilih ini. Alasan praktisnya, capres yang mampu melemparkan gagasan sebagai solusi atas pelayanan publik hingga praktik KKN di ranah pemerintahan berpeluang mendapat simpati lebih besar dari para pemilih bimbang ini.
debat kali ini lebih efektif untuk memperebutkan suara dari 36,5 persen responden yang belum menentukan pilihan atau masih dapat mengubah keputusannya di bilik suara nanti.
Masih besarnya persentase responden yang masuk kategori pemilih bimbang ini harus digarap dengan serius oleh kedua kubu paslon. Apalagi, keempat bidang yang akan diuji dalam debat Sabtu, 30 Maret 2019 ini tentu memiliki persoalan yang perlu ditemukan terobosan pemecahannya. Paparan dan adu argumen yang bernas tidak hanya akan memberikan daya tarik terhadap capres namun juga minat untuk menggunakan hak pilihnya pada 17 April 2017 nanti. (Yohanes Mega Hendarto/Litbang Kompas)