JAKARTA, KOMPAS - Moda Raya Terpadu atau MRT memasuki fase operasi tidak berbayar hari pertama, Senin (25/3/2019). Terjadi kepadatan di pintu masuk stasiun karena banyak penumpang lanjut usia kesulitan memesan tiket elektronik.
Pukul 10.30 WIB di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sekitar 100 orang berdiri di depan loket pembelian tiket MRT. Ternyata, mesin pembelian tiket dan loket tiket belum beroperasi. Penumpang masih perlu memesan tiket elektronik gratis melalui situs internet ayocobamrtj.com.
Muhammad Zailani (72) dan istrinya, Semim Aster Bibi (68), sibuk menyentuh layar gawai. Sesekali mereka melihat petunjuk pemesanan tiket yang ada di sudut stasiun. "Tadi sudah coba tanya ke petugas, tapi karena banyak orang yang tidak tahu cara pesan tiket, saya jadi tidak dibantu sampai selesai," kata Zailani.
Akhirnya ia meminta bantuan kepada penumpang lain yang berusia lebih muda. Setelah menunggu sekitar 5 menit, tiket elektronik Zailani dan Semim akhirnya berhasil dipesan.
Sebanyak 5 petugas pelayanan tiket dan 2 petugas keamanan terlihat sibuk membantu para penumpang yang kesulitan memesan tiket elektronik gratis daring. Berdasarkan hitungan manual petugas, hingga pukul 11.00 WIB, baru 303 penumpang yang bisa masuk ke Stasiun Lebak Bulus.
Kesulitan juga dialami pasangan Harun Abdul Basyar (79) dan istri. Ia mencoba pesan tiket elektronik gratis selama 1 jam dan tidak kunjung berhasil. Ia juga sudah menanyakan kepada petugas, tetapi tidak kunjung mendapat giliran.
"Petugas yang bantu pesan tiket daring sedikit, sedangkan banyak yang belum terbiasa pesan," kata Abdul.
Akhirnya, Abdul dan istri meminta tolong kepada petugas keamanan. Petugas keamanan malah menyilakan Abdul dan istri masuk stasiun tanpa perlu pesan tiket elektronik.
"Mungkin dia repot dan kasihan sama saya. Saya sudah 1 jam di stasiun, tetapi tidak bisa pesan tiket," katanya tertawa.
Kemudahan fasilitas
Fasilitas di Stasiun Lebak Bulus sudah difungsikan, kecuali mesin pemesanan tiket dan gerbang masuk otomatis. Berbagai fasilitas menuju stasiun membuat lansia merasa mudah naik MRT.
"Dari jalan raya, tadi saya naik lift ke stasiun. Di dalam stasiun, saya naik eskalator ke ruang tunggu kereta. Jadi saya tidak perlu capek naik tangga," ujar Abdul.
Sebelum masuk kereta, petugas keamanan menertibkan penumpang untuk antre di garis kuning. Beberapa penumpang masih perlu diarahkan karena berdiri tepat di garis keluar penumpang.
Masyarakat yang naik MRT di hari pertama tidak mengakibatkan kepadatan di kereta. Sebagian besar naik MRT karena penasaran ingin mencoba. Hal itu membuat masuk-keluar penumpang masih bisa diatur oleh petugas.
Evaluasi
Selama masa operasi tidak berbayar, PT MRT akan mengevaluasi sistem pelayanan. Selain itu, koordinasi dengan berbagai pihak akan dilakukan agar tidak terjadi kepadatan transportasi publik dan ojek daring di sekitar stasiun.
Masa operasi tidak berbayar ini diagendakan selama 6 hari, yakni Senin (25/3/2019) hingga Minggu (31/3/2019). Waktu operasi MRT pada fase ini adalah pukul 05.30-22.30 WIB.
Pada mulanya, PT MRT menyediakan tiket sekali jalan (single trip ticket) dan tiket perjalanan jamak (multi trip ticket) untuk masuk dan keluar penumpang. Namun, akhirnya PT MRT memilih pemesanan tiket elektronik karena dirasa lebih memudahkan layanan.
Harga tiket sekali jalan adalah Rp 15.000. Setelah selesai melakukan perjalanan dengan MRT, tiket itu bisa diuangkan kembali. Adapun harga tiket perjalanan jamak sebesar Rp 25.000. Kartu ini bisa digunakan berulang kali dan bisa diisi ulang.
"Kalau pakai tiket sekali jalan dan perjalanan jamak, penumpang perlu mengeluarkan biaya untuk beli kartu. Sementara, ini kita harus gratiskan sama sekali," ujar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin ketika dihubungi.
Selama fase operasi tidak berbayar, sebanyak 7 kereta utama dan 1 kereta cadangan MRT dioperasikan. Waktu jeda kereta datang di setiap stasiun adalah 10 menit. PT MRT tidak membatasi jumlah penumpang pada fase operasi tidak berbayar.
Kamaluddin mengatakan, evaluasi akan dilakukan dua hari sekali untuk mengutamakan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan penumpang. Selain itu, PT MRT juga berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk pengaturan parkir kendaraan di sekitar stasiun, seperti angkot, jaklingko, bus, dan ojek daring. (SUCIPTO)